16

2.1K 245 27
                                    

Sorry for typo...!!
Happy reading...
Maaf kalo chapnya pendek ya...
Ifa lagi gabut, cuma maksain buat up,  agar kalian gc bosan nunggu ifa.. 😘😘😘







Gadis cantik itu terdiam di cafe sambil  memandang kearah jalanan yang tak begitu ramai. Ia masih Setia menanti kedatangan orang yang ia cintai, dengan senyuman lebar di wajahnya.

Saint menatap sendu ke arah gadis yang sudah menunggunya sejak lama.
Ia tidak tau bagaimana caranya untuk menjelaskan pa
da gadis itu mengenai hatinya..
Kini Saint tersadar dan mengerti dengan apa yang Beam katakan padanya waktu itu..
Jangan bersikap gegabah... Karena belum tentu kau bisa membuatnya bahagia...

Saint segera turun dari mobilnya dan menghampiri gadis bernama Daily itu.
Daily tersenyum lebar melihat kedatangan Saint.

"Apa kau sudah lama menungguku nong..?"

Daily tersenyum dan menggeleng. Saint duduk di depan Daily ia menautkan kedua tangannya dan menatap wajah manis di depannya dengan raut wajah yang sendu.
Ia tidak tega untuk melukai hati gadis itu..  Namun cepat atau lambat ia juga harus menjelaskan semuanya pada gadis di depannya itu.

Daily meraih tangan Saint dan tersenyum manis padanya. Saint membalas senyuman itu dengan senyum sendunya.

"Phi tidak perlu merasa bersalah padaku...
Daily baik-baik saja... Cinta tidak bisa di paksakan Phi.. Jangan menatapku seperti itu.. "

Daily  mengusap lembut punggung tangan Saint, dan masih tersenyum manis padanya.

"Maafkan phi nong... Phi berharap kau bisa menemukan pria yang lebih baik dari phi.."

Saint menggenggam tangan Dayli, gadis itu hanya mengangguk saja dan memaksakan senyuma di wajahnya.
Saint tau jika gadis cantik di hadapannya itu mencoba untuk tidak menangis di hadapannya.

Saint berdiri dan duduk di samping gadis itu, ia memeluknya dan membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya..
Setelah gadis itu lebih tenang, Saint melepaskan pelukannya dan menghapus air mata di pipinya.

"Jangan menangis lagi... Phi bukan orang yang pantas untuk kau tangisi.. Kau bisa mendapatkan pria yang lebih baik dari phi.."

"Tapi bagi Dayli Phi yang  terbaik.. "

Dayli mempoutkan bibirnya lucu, Saint tersenyum dan mencubit kedua pipinya dengan gemas.

"Baiklah.. Terserah padamu saja.. Kau masih bisa menganggap phi sebagai temanmu kan..?"

"Hemb, tentu saja..."

Saint mengusap rambut panjang Dayli.
Dayli perlahan tersenyum lega, ia tau jika pada akhirnya Saint tidak akan bisa menjadi miliknya..
Namun ia tetap menikmati hari-harinya saat bersama dengan Saint beberapa minggu kemarin.

"Phi... Trimakasih.. "

Saint mengeryit heran menatap Dayli.

"Untuk apa?"

"Karena phi sempat memilihku untuk menjadi pendamping hidupmu, kau tau phi.. Waktu itu aku sangat senang karena phi mengatakan ingin menikah denganku."

Saint tersenyum dan membenahi rambut Dayli, Dayli sempat tersipu dengan sikap manis Saint.

"Maaf... Phi tidak bisa menepati janji phi padamu.. "

"Tidak masalah..  Ini sudah cukup membuatku bahagia phi.."

Saint tidak tau apa lagi yang harus dua katakan pada gadis itu, ia hanya bisa tersenyum dan mengangguk saja.





Takdir Ku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang