Perempuan yang sedari tadi mendengarkan lagu What Is Love dari Twice di headseat terus saja tersenyum-senyum sendiri seraya menumpukkan kepala di kepalan tangan kirinya.
Bukan tanpa sebab ia seperti itu, hal yang membuatnya tersenyum dengan manis ialah karena sedang mengkhayal bagaimana percintaan indah yang akan dilewati dengan pujaan hatinya nanti.
Perempuan itu juga membayangkan bagaimana laki-laki bad boy memegang dagunya, atau laki-laki cool boy menyatakan perasaan kepadanya, atau bisa saja Ketua Osis tampan menggandeng tangannya seolah ia orang yang spesial, ah apalagi jika laki-laki manis mencoba menggodanya saat mereka berkencan.
Ah membayangkan semua itu ia jadi merasa ada di surga.
Sudah banyak novel-novel remaja yang ia baca, mulai dari buku cetak, novel di wattpad, ataupun di google e-book. Dan semuanya ia jadikan rencana untuk kisah cintanya dengan orang di hatinya nanti.
Tapi, kapan?
"Ah! Kapan ya pangeran berkuda putih datang?" Perempuan itu tersenyum malu-malu. Sungguh ia tidak sabar.
"AMEHHHHHH!!!!!!"
Merasa terpanggil, perempuan yang sedari tadi mengkhayal di meja belajarnya buru-buru melepaskan headseat di telinga dan langsung beranjak keluar kamar untuk mencari sumber suara tadi.
Setelah ia menekan knop kamar dengan cepat, Salma langsung menyembulkan wajahnya di pintu kamar, dimana menampakkan Sang Bunda telah memegang kedua pinggang pertanda ia sedang kesal.
Melihat itu, Salma hanya tersenyum kikuk, sepertinya karena memakai headseat ia tidak dengar panggilan Bunda sebelumnya.
"Ngapain kamu? Mengkhayal lagi? Udah Bunda bilang jangan ngehalu terus! Kamu itu mikirin pangeran impian kamu terus yang nggak dateng-dateng itu mulu ya! Lama-lama Bunda kesel juga ngeliatnya!" Gerutu sang Bunda sudah mengenal anak keduanya. Salma, dengan kehalusinasian tingkat dewa tentang romansa percintaan.
Salma yang biasa dipanggil 'Ameh' hanya bisa merunduk sedih, sebenarnya sudah berkali-kali ia menghilangkan khayalannya, tetapi tetap saja tidak bisa. Seolah di dalam otak sudah terangsang suguhan dopamin akan hal seperti itu.
"Yaudah daripada ngekhayal nggak jelas, mending kamu anterin Kakak kamu ke Kantornya buat pemotretan! Dan jangan lupa bawain perlengkapan yang dia butuhin disana!" Suruh Sang Bunda.
Salma mengangguk pelan, kemudian mulai berjalan ke kamar Lisa untuk membawa barang-barang saudaranya tersebut di dalam tas besar.
Ia sudah terbiasa mengantarkan Kakaknya yang berprofesi sebagai model itu. Jika boleh jujur Salma sebenarnya malu seperti ini, bukan karena apa-apa, memang jika dibandingkan antara ia dan kakaknya, wajahnya sangat berbeda jauh, kakaknya cantik dan anggun, sementara dia? Penuh jerawat dan komedo. Kakaknya suka memakai style jaman sekarang, sementara dia? Masih nyaman memakai baju lamanya. Kakaknya diminati oleh banyak orang, sementara dia? Dipandang sebelah mata oleh banyak orang.
Salma yang mengingat hal itu hanya bisa menghembuskan napas, mungkin jika ada satu laki-laki yang sedikit tertarik kepadanya, ia yakin, laki-laki itu belum pernah melihat Lisa.
Sungguh, hidupnya sangat miris.
*****
Hayiii geys geys geysWhat's poppin? ea
Inwinxx kambekkkkk dengan cerita baruuuuuuu, semoga ga bungkus ya hehehe
Btw Ada yang nasibnya sama ga kayak Salma? Wkwk
Tertanda
Inwinxx💨
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronomi
Teen Fiction"Kenapa sih gue nggak jatuh cinta sama temen lu aja, yang pastinya jauh cantiknya daripada lu? Kenapa gue harus jatuh cintanya sama lu coba!? Udah jelek, pendek, anak IPS lagi!" *** Pernahkah kamu mengalami ada di posisi orang terjelek diantara tema...