"Even when everyone turn their back at you, I'm on your side."
*****
Tangan Salma menarik selimut tebal di kasurnya untuk menutupi badan, seraya menelungkup ia melihat-lihat semua hal yang ada di ponsel. Dari foto-foto, sosial media, sampai nama-nama di kontak telepon. Pandangan perempuan itu jatuh tepat di sebuah nama yang tertera 'kalo penting'. Senyuman kecil terukir begitu saja di wajah Salma, nama itu dibuat langsung oleh pemiliknya, dan ia berkata kalau ingin menghubunginya harus membahas hal yang penting saja kalau tidak ia pasti mengancam untuk mematikan sambungan.
Ia jadi berpikir, kalau ia menghubunginya sekarang untuk mengatakan kalau ia sangat rindu, apa si pemilik kontak akan mendengarkannya? Bagi Salma, mengatakan rindu kepada Astro sangatlah penting, tapi bagaimana dengan Astro? Apa ia berpikiran sama?
Salma menyeka tetesan air yang tiba-tiba saja keluar dari pelupuk mata, sungguh, ia sangat merindukan Astro dan ingin menghubungi laki-laki itu. Tapi, mengingat perkataan Cakra tadi siang di kantin membuat niatnya tertahan seketika.
"Udah, Meh, menurut gue juga Astro nggak pantes lu nangisin mulu. Nih, gue punya saran buat lu, kalau Astro berusaha ngedeketin lu, bisa dipastiin Astro kesepian nggak ada lu, tapi kalau dia nggak ada niatan buat ngedeketin atau semacamnya, emang dia nyaman lu menjauh dari dia."
Setelah mengingat semuanya, saran dari Cakra juga masuk akal, 5 hari terakhir ini ia tidak pernah berinteraksi dengan Astro lagi, Astro pun juga sepertinya biasa saja, apa benar Astro senang jika ia menjauh darinya?
Salma memegang pipi sebelah kanan dengan senyuman terluka, pipi itu pernah menjadi pengalaman sejarah yang tidak bisa dilupakan. Walaupun Astro meminta untuk melupakannya tempo lalu, ia tidak akan melupakan semua itu sampai akhir hayat. Karena kala itu, adalah hal terindah dalam kehidupan cintanya.
Brukkk
Mata Salma membulat mendengar suara bedebam sangat besar, ia membuka selimut kemudian melihat ke arah pintu dimana menampakkan seorang gadis semampai tengah melipat tangan di atas dada.
"Bangun lo! Gue mau ngomong," sentak gadis tersebut, membuat Salma menyingkap selimutnya, sampai tak sadar telah menekan sesuatu di ponsel yang sedari tadi ia selalu lihat.
*****
Gumpalan kertas berbagai macam warna berserakan di kamar Astro, tempat sampahnya terlihat sudah penuh dan tidak muat lagi untuk menampung semua remukan kertas-kertas disana.Kini, otak Astro berpikir keras untuk menulis sebuah tulisan diatas kertas putih tepat di mejanya, sembari berpikir ia juga melihat sebuah gambar luar angkasa di sudut tembok kamar. Sampai beberapa detik, Astro menghembuskan napas lemah kemudian melemparkan pulpen yang tintanya sudah setengah ke atas kertas tersebut.
"Padahal gue baru beli nih pulpen tadi, udah mau abis aja," Astro mencoba melampiaskan emosinya kepada sebuah pulpen tidak berdosa. Bagaimana tidak emosi? Membaca dan mengerjakan soal Astronomi selama 12 jam ia sangat puas dan senang, tetapi menulis surat permintaan maaf kepada perempuan selama 3 jam saja membuat otaknya panas dan terasa keram. Entahlah, ia sudah pusing, dan tidak ingin menulis apa-apa lagi. Pokoknya ia ingin istirahat.
Tetapi, bagaimana jika surat itu tidak jadi?
"Kenapa sih nulis beginian pusing banget! Mending gue ngerjain robot aja!" Kesal Astro yang tiba-tiba berdiri dari meja belajar seraya berjalan kesana-kemari, mencoba untuk mendapatkan pencerahan kata-kata apa yang harus ia tulis lagi di kertas itu.
Ting!
Ponsel Astro berbunyi, pemiliknya segera mengambil ponsel pintar tersebut dan mengecek sebuah pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronomi
Novela Juvenil"Kenapa sih gue nggak jatuh cinta sama temen lu aja, yang pastinya jauh cantiknya daripada lu? Kenapa gue harus jatuh cintanya sama lu coba!? Udah jelek, pendek, anak IPS lagi!" *** Pernahkah kamu mengalami ada di posisi orang terjelek diantara tema...