Chapter 21 - Penyesalan

1.9K 270 7
                                    

"Ketakutan terbesarku akhirnya terjadi, kamu menjauh dariku."

****

Seusai tugas Salma selesai untuk memberikan suratnya di tempat pensil Astro, ia mengukir senyum sangat puas dan mengayunkan kakinya dengan senang seolah bagian tubuh itu ringan.

Sampai disaat tinggal beberapa langkah lagi untuk sampai ke kelas, ia baru tersadar. Tadi saat ulangan, ia telah difitnah oleh Kiki kalau ia menyontek, padahal sebaliknya. Sungguh, teman mana yang tidak marah dengan dimanfaatkan dan dijatuhkan seperti tadi? Jujur, ia sangat sedih dan sakit hati.

Tetapi di lain sisi, walaupun Kiki suka berbuat hal buruk padanya, ia tetap temannya. Mau bagaimanapun dia, hanya dia yang ingin menemaninya.

Oh, Salma jadi gundah.

Perempuan polos itu menarik napas dalam-dalam dan berusaha berpura-pura untuk biasa saja, ia rasa saat ia masuk ke kelas, Kiki akan meminta maaf padanya. Karena memang jelas-jelas, Kiki yang salah, bukan dirinya.

Ketika Salma masuk ke dalam kelas, kelas yang tadinya ribut dan berisik, langsung terdiam menatap Salma sinis. Namun, Salma tidak takut. Karena ia benar dan hanyalah korban fitnah.

Ia melangkah pelan tapi pasti mengunjungi tempat duduknya yang kini ditempati oleh Kiki dan Juju yang sedang asyik pada ponselnya masing-masing.

Mata Salma menelanjangi mereka berdua agar mereka menyadari jika ada dirinya disana.

Sampai akhirnya Juju tersadar dan mendongak, "eh Ameh!"

Sontak mendengar teguran temannya, Kiki menatap Salma juga, "kalau mau gabung ambil aja bangku gue, kalau nggak mau, duduk di belakang aja!"

Mata Salma melebar mendengar ucapan Kiki tanpa dosa itu, ia menahan napasnya dalam-dalam untuk menetralisir emosinya yang mulai mendidih.

"Gue mau duduk," ujar Salma kepada mereka.

"Ck! Duduk tinggal duduk!" Jawab Kiki tanpa melihat kepada si pembicara.

"Gue mau duduk di bangku gue," tegas Salma lagi.

Setelah mendengar penuturan Salma yang berani tersebut, Kiki akhirnya mematikan ponsel dan mengantongi ke saku seragamnya, "apaansih lo!? Pelit banget jadi orang!"

Salma mengepal tangannya kuat-kuat, "kok lo yang jadi marah sama gue? Kan harusnya gue!"

Merasa emosinya sudah diubun-ubun, Kiki beranjak berdiri dan menatap Salma sangat sangar. Disanalah semua teman yang ada di kelas langsung menatap mereka berdua. Bahkan Juju yang tadi asyik dengan ponselnya harus berdiri untuk memisahkan kedua sahabatnya itu.

"Udah ah! Ngapain berantem segala? Malu-maluin tahu nggak!?" Ucap Juju melihat kedua perempuan itu satu persatu.

Salma yang tadinya berani untuk melawan Kiki karena merasa ia benar, emosinya langsung lenyap seketika. Ia sangka Kiki akan meminta maaf padanya karena ia difitnah, tapi sekarang? Mengapa dia yang marah?

"Lo maunya apasih!?" Kiki mendorong sebelah bahu Salma cukup kencang sampai sang pemilik harus mundur beberapa langkah.

Salma menutup matanya sebentar, "gue mau, lu minta maaf sama gue!"

Deg!

Setelah perkataan Salma yang terbilang ketus itu terdengar di telinga Kiki, ia memerahkan wajahnya seperti kepiting rebus dan nampak terlihat ingin meledak.

"LO!!!!---"

"Kiki! Udah!!!" Juju menengahi mereka lalu ia menarik Kiki keluar kelas.

Salma menatap mereka berdua yang menjauh darinya, ia menahan napas setelah mendengar kalimat kencang dari Kiki. Sepertinya ia salah ucap dan tidak seharusnya memperpanjang kejadian saat ulangan tadi.

AstronomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang