"Merelakan adalah jalan yang paling buruk untuk menyakiti hati."
*****
"Ki.." Salma tidak bisa menahan lagi tangisannya, apalagi melihat wajah Kiki yang masih kaku tanpa ekspresi dan tidak bisa terbaca sama sekali.
Perempuan bernama Kiki tersebut menghembuskan napas dalam-dalam, ia melihat Salma dan Juju bergantian lalu mengeluarkan satu kalimat yang membuat Salma bungkam seketika.
"Lu bisa nggak sih nggak usah caper gini?"
"Ki, lu kenapa?" Juju mendekati perempuan tersebut, berniat untuk menyadarkannya.
Didekati oleh Juju, Kiki malah memundurkan langkah ke belakang, "kalau lu mau ngajak gue baikan sama dia, nggak usah deket-deket gue!"
Kilatan sedih terpancar dari mata Juju, "lu harus maafin Ameh, Ki.."
Kiki mendecak, ia mengalihkan pandangan dari Juju ke arah Salma, "lu kenapa sih selalu bikin gue malu?"
Salma terdiam lalu menundukkan kepala, ternyata Kiki masih belum menerima dirinya, "maafin gue."
Gadis bernama Kiki itu mendesah lelah, ia melihat kepala Salma yang tetap menekuk ke bawah, entah mengapa Kiki merasa sangat lemah, air matanya ingin turun jika tidak ditahan.
"Hiks hiks.."
Mendengar tangisan meluncur tiba-tiba dari perempuan di depan, Salma mendongakkan kepala melihat perempuan tersebut.
"Ki.."
"Nggak usah panggil-panggil gue! Gara-gara lu, gue jadi malu sama diri gue sendiri, tahu nggak!?" Gertak Kiki untuk terakhir kali, kemudian tanpa ba-bi-bu lagi, ia langsung turun dari bodium meninggalkan kedua temannya disana.
Melihat Kiki berlari turun dengan kondisi menangis, Salma dan Juju saling menatap satu sama lain.
Tangan Juju menggandeng tangan Salma erat lalu tersenyum lembut khas dirinya, "Meh, Kiki itu sebenarnya orang baik, cuma dia nggak bisa ngeliatin kebaikannya karena dia nggak mau dianggep remeh sama orang-orang, lu ngerti kan?"
Mata Salma menatap mata sahabatnya tersebut lekat. Setelah beberapa detik ia menelaah ucapan Juju, Salma akhirnya tersadar kemudian mengangguk yakin dan tersenyum, "gue bakalan coba untuk baikan sama dia."
Seusai mereka sama-sama melempar kode untuk menyemangati satu sama lain, Salma dan Juju segera turun dari bodium berniat mencari seseorang yang memiliki arti penting bagi mereka. Bagaimanapun semua masalah harus selesai hari ini juga.
Melihat kedua sejoli itu pergi, Astro terus menatap perempuan yang baru saja berbicara di mikrofon tadi. Entah kenapa ia sangat terkejut akan keberanian Salma. Ia kira dia hanya perempuan pemalu, payah, dan urakan, ternyata setelah kejadian ini, ia menyadari hal lain tentang keistimewaan Salma, yaitu berani mengungkapkan perasaan tulusnya walaupun sudah ditentang banyak orang.
Mata Salma dan Juju melihat ke kanan ke kiri mencari seseorang perempuan di sekitar sekolah, sesekali Salma menggigit bibir merasa panik karena tidak menemukan orang yang dicari.
"Kiki! Lu mau kemana!?" Salma tersentak sebentar ketika Juju berteriak, ia segera mengikuti arah pandang Juju dimana seorang perempuan sedang melihat mereka namun hanya sesaat, karena setelahnya ia melesat pergi begitu saja.
"Ayo!" Juju mengambil tangan Salma lagi lalu menarik perempuan itu ke tempat dimana Kiki berlari.
"Kiki ada dimana sih?" Ujar Salma ditengah mereka berjalan cepat di koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronomi
Teen Fiction"Kenapa sih gue nggak jatuh cinta sama temen lu aja, yang pastinya jauh cantiknya daripada lu? Kenapa gue harus jatuh cintanya sama lu coba!? Udah jelek, pendek, anak IPS lagi!" *** Pernahkah kamu mengalami ada di posisi orang terjelek diantara tema...