"Kamu adalah orbitku yang paling indah."
*****
Mata dingin seorang remaja laki-laki bertumpu lurus pada pria baruh baya di hadapannya yang tampak lemah tak berdaya. Di ruangan berdominasi warna putih itu sangat hening, bahkan detikkan jam pun bisa terdengar amat jelas. Maklum, si remaja laki-laki memang tidak suka dan tidak ingin berbicara sepatah kata pun jika tidak penting.
Toh, kalau dia bicara, tidak akan ada yang menjawab juga.
Merasa sudah lama menatap laki-laki di hadapan, si remaja tadi memijat keningnya, walaupun raut wajah ia tidak terbaca alias datar, tetap saja manik matanya menyiratkan sesuatu.
Sesuatu kesedihan dan penyesalan bercampur aduk menjadi satu.
Iya, penyesalan. Penyesalan karena dia yang membuat pria tua di hadapan terbaring lemah seperti ini.
"Mohon maaf Tuan Astro, anda sudah ditunggu."
"Apa nggak bisa ngetuk dulu sebelum masuk?" Akhirnya si remaja laki-laki menjawab dengan menengok ke belakang.
"Maaf Tuan Astro, tadi saya sudah mengetuk," si pria tegap berotot itu membungkukkan badan.
Astro mendiamkannya saja, ia berbalik lagi ke arah pria paru baya tadi, "Pa, doain Astro ya.." lirihnya bernada pelan.
Setelah meminta restu, Astro menegapkan badan, ia membenarkan setelan jas hitam yang ia pakai saat ini, kemudian beralih melihat jam dengan napas pasrah, "ayo, kita pergi."
"Baik, Tuan Astro," pria tegap tersebut menunduk lagi, setelah itu ia mempersilakan Astro lebih dulu untuk keluar, meninggalkan Jeremi tengah terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.
*****
Sebuah mobil mewah merk Marcedes Benz bertipe AMG GT yang dimiliki oleh perusahaan Marcedes Benz telah sampai di gedung bertingkat tinggi. Sebelum turun Astro melirik sekeliling dari luar jendela mobil. Tampak sangat ramai dan padat oleh sekumpulan orang-orang berkerah putih.Astro mengontrol napasnya dahulu, ia merapihkan kembali setelan jas dan dasi yang ia kenakan, tak lupa jam di tangan ia cek untuk memastikan sesuatu.
"Tuan Astro, anda boleh keluar," suara dari supir menyadarkan Astro.
"Apa waktunya sekarang?"
"Ya, sekarang."
"Oke," Astro akhirnya memutuskan, ia membuka pintu mobil mewah di samping, lalu berjalan keluar untuk ke dalam perusahaan.
Sebenarnya Astro masih menunggu sesuatu, tapi karena waktunya sudah mepet, mau tak mau Astro harus siap menghadapi.
*****
"Baiklah, orang yang kita tunggu-tunggu sudah datang! Sekarang tanpa basa-basi lagi kita panggilkan saja! CEO baru dari Jeremi Company's, siapa lagi kalau bukan Astro Noval Jeremi!" Suara dari laki-laki dengan mikrofon di tengah-tengah bodium membuat semua orang menaruh perhatiannya fokus ke titik itu.Seusai turun, laki-laki tadi tersenyum dan menepuk bahu Astro pelan, "gue yakin lu bisa."
Astro mengangguk singkat, "makasih, Lang."
Setelah berbincang singkat dengan Galang, CEO muda tersebut akhirnya menaiki bodium dan mulai untuk berbicara.
"Saya Astro Noval Jeremi, penerus sah dari Jeremi Company's dan sekarang berubah menjadi CEO dari salah satu perusahaan terbesar di Asia, sangat terhormat dengan kedatangan para tamu undangan yang bisa bergabung di perusahaan saat ini."
Astro melihat satu persatu tamu undangan yang terdiri dari berbagai orang penting, pemegang saham, investor, bahkan akuisisi pun hadir di acaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronomi
Teen Fiction"Kenapa sih gue nggak jatuh cinta sama temen lu aja, yang pastinya jauh cantiknya daripada lu? Kenapa gue harus jatuh cintanya sama lu coba!? Udah jelek, pendek, anak IPS lagi!" *** Pernahkah kamu mengalami ada di posisi orang terjelek diantara tema...