Chapter 28 - Terror

1.9K 256 21
                                    

"Jika mencintaimu itu sebuah pilihan, maka menjagamu adalah sebuah keharusan."

*****

"Karena gue sayang sama lu, puas!?"

Salma membulatkan mata ketika kalimat itu terlontar dari mulut Astro, begitupun sang empunya yang menyadari ia sangat salah berbicara tadi.

Dengan senyuman manis semanis madu, Salma menatap Astro dengan bahagia. Benar saja! Ternyata Astro juga menyukainya.

"Bener?" Tanya Salma lagi, kali ini terdengar lirih.

"Iya, bener."

Salma dan Astro sama-sama menatap sumber suara di dekat ambang pintu dengan ekspresi sebal, ternyata sosok penganggu sudah datang.

"Iya, bener, kan Astro?" Noval mengulangi kalimatnya lagi sambil menepuk bahu Astro, tapi dengan secepat mungkin Astro segera menepisnya.

"Bener apaan sih, Nov?" Angga yang juga baru datang bersama Noval ikut bingung.

Noval menggedikkan bahu, "sebenarnya gue juga nggak tahu!" Ucapnya sembari tertawa puas.

Salma menekuk wajah menghadapi kenyataan, baru saja Astro mengakui kalau laki-laki itu menyayangi dirinya, mengapa sekarang momen itu dirusak? Apa ia harus menanyakan kepastiannya lagi? Ia harus, ia harus menanyakannya lagi.

"Astro, yang tadi bener?" Tanya Salma memandang Astro lamat-lamat berusaha memohon agar ia menjawab sesuai yang di harapkan.

Laki-laki yang ditatap Salma, bergerak gelisah, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan kikuk, "yang mana?" Katanya.

"Yang tadi lho.." gemas Salma.

"Oh.."

"Oh?" Salma tidak mengerti.

"Udah, lupain aja!" Jawab Astro kemudian menormalkan ekspresinya kembali.

Salma menghembuskan napas lemah melihat perubahan wajah Astro, sudah sangat berbeda dari sebelumnya. Mungkin benar, Astro memang tidak ada perasaan kepadanya. Sampai kapanpun dia tidak akan mendapatkan cintanya bukan?

"Lah, Meh? Lu kenapa? Kok sedih gitu?" Melihat ekspresi Salma saat ini, Noval menyadari ada yang tidak beres antara kedua sejoli tadi.

"Kenapa Salma sedih gitu, Tro?" Noval mengalihkan pertanyaannya kepada Astro, ketika merasa Salma tidak akan menjawab.

Astro mengangkat bahunya sambil menggelengkan kepala, "lah dia yang sedih kenapa gue yang ditanyain? Ngaco lu!"

"Tau, ngaco lu Nopal, adeknya kyut girl!" Tambah Angga mendukung Astro.

"Diem lu perkutut!" Noval menjitak kepala Angga keras-keras.

"Eh udah gila lo ya!?"

Noval diam saja mendengar cerocos dari Angga, lalu balik lagi ke Salma, "Meh, keadaan lu gimana? Baik-baik aja kan?"

Salma menghela napas untuk memperkuat dirinya agar bisa tersenyum, "baik-baik aja kok, makasih ya Noval, Angga, udah repot-repot kesini."

"Lah? Gue nggak disebut?" Astro mulai protes.

Salma hanya tersenyum, "iya, maaf."

"Iyalah Astro nggak disebut! Kan kalau kita kasih senyuman buat Ameh, lah elu kasih apa? Kasih nangis anak orang?" Sindir Noval kepada laki-laki disebelahnya.

"Lo.."

"Eh udah-udah! Astro juga baik kok, buktinya tadi dia dateng duluan daripada kalian," bela Salma, dan membuat Astro tersenyum miring.

AstronomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang