"Kalau saja aku bintang satu-satunya di hatimu."
*****
Matahari sudah percaya diri menampakkan cahaya di atas tata surya, menandakan hari sudah terang dan bagian terburuknya Salma harus berlari-larian sambil menggendong tas untuk mengejar angkot yang akan mengantarkan dirinya.
Setelah ia berhasil menemukan mobil berwarna jingga, perempuan itu langsung masuk dan duduk di sana. Ia mengecek arloji, waktu menunjukkan pukul 7 kurang seperapat, Salma merutuki dirinya sendiri menyadari tadi malam ia tidak sempat tidur dan baru tidur jam 5. Dan kalian pasti tahu alasannya kenapa.
Salma tersenyum sesaat memegang pipinya sendiri, ada rasa bahagia yang tidak bisa dijelaskan saat tadi malam. Entahlah, rasanya ia ingin mengulang kejadian malam terakhir.
Angkot yang ditumpangi Salma berhenti di pinggir jalan, menandakan ada seorang penumpang lagi yang akan naik, Salma berdecak sebal, di situasi seperti ini, supir masih saja menaikkan penumpang, padahal tempat duduk hampir penuh.
Salma memicingkan mata melihat laki-laki sepantarannya menaiki angkot, perempuan itu sedang berpikir, siapa pemuda ini? Seragam yang ia pakai adalah seragam yang sama dengannya. Tapi, wajahnya sangat asing dan tidak bisa dikenali.
Melihat ada seseorang perempuan yang memakai baju seragam sama sepertinya, laki-laki tersebut segera menghampiri dan duduk di samping Salma.
"Eh, kita satu sekolah ternyata!" Bisik laki-laki itu ketika angkot sudah jalan.
Salma yang dibisiki orang asing tentu saja bingung dan memilih untuk tidak menjawab.
"Lu tau gue nggak?" Tanya laki-laki disamping Salma lagi.
Salma tetap diam, dan tidak menghiraukannya. Salma berpikir mungkin dia kelas 10. Jadi, Salma tidak begitu hapal. Tapi siapa?
"Kiri bang!" Salma teriak kepada sang supir untuk menghentikan angkot. Setelah berhenti, Salma dan laki-laki tadi keluar bersama.
Mata Salma terbelalak ketika gerbang sudah ditutup, ah tidak! Sepertinya ia telat dan akan kena hukuman! Ini tidak bisa dibiarkan, ia harus lari.
Laki-laki disamping Salma menaikkan alisnya bingung ketika Salma berlari, apa wajahnya seperti orang jahat sehingga perempuan itu berlari dengan cepat?
"Eh tunggu!" Tanpa persetujuan Salma, laki-laki tadi menarik tangan Salma dan membuat perempuan itu berhenti.
"Gue bukan orang jahat! Gue baik kok, serius!"
Salma menyentakkan pegangan laki-laki asing tersebut, "ngapain sih pegang-pegang? Nggak liat itu gerbang udah mau ditutup!"
Seseorang yang memegang tangan Salma sebelumnya melihat gerbang sekolah lalu mengangguk, "oh"
"Oh doang? Udah ah gue mau lari!" Ujar Salma berlari sekencang mungkin, begitupun laki-laki asing tadi ikut lari kearah gerbang, saking kencangnya, ia pun berhasil melewati Salma.
Jarak dari tempat ia berlari dengan gerbang sekolah hampir dekat, siswa SMA Republika itu melirik sedikit ke belakang untuk melihat siswi yang tadi ia lihat.
"Ck! Waktu kecil tuh cewek diajarin lari sama siput kali ya," cibir laki-laki tersebut lalu memutar balik ke belakang kembali.
Setelah sampai di hadapan Salma, laki-laki itu segera menarik tangan Salma tanpa ijin untuk kedua kalinya, "woy! Apaansih tarik-tarik! Sakit!" Teriak Salma karena tiba-tiba digeret paksa mengikuti lari laki-laki yang tidak dikenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astronomi
Подростковая литература"Kenapa sih gue nggak jatuh cinta sama temen lu aja, yang pastinya jauh cantiknya daripada lu? Kenapa gue harus jatuh cintanya sama lu coba!? Udah jelek, pendek, anak IPS lagi!" *** Pernahkah kamu mengalami ada di posisi orang terjelek diantara tema...