Chapter 12 - Hari yang buruk

2.1K 296 3
                                    

Kau seperti angin. Berhembus dengan tenang, lalu beberapa detik langsung menghilang

*****

Bruuuuukkkkkk

"Awaaassssssssss!!!!!!" Pekik Astro mendorong tubuh Salma kesamping dengan tangannya, tetapi karena gerakan lengannya terlambat untuk ditarik lagi, akhirnya tendangan wajan berisi malam panas dari seorang laki-laki berkacamata itu langsung membuat lengan Astro terkena cairan tersebut.

Salma yang terdorong kesamping disertai teriakan Astro, langsung tahu alasannya dan menutup mulut tidak percaya.

"Astroooooooo!!!!" Suara Salma bergetar dikala mendenger erangan dan ringisan Astro terkena cairan yang sangat panas itu.

Semua orang yang mendengar keributan dari mereka berdua langsung bergidik ngilu ikut merasakan penderitaan Astro. Walaupun Astro memakai kaus lengan panjang, tetap saja pasti menyakitkan dan juga perih.

"Cepat bawa Astro ke UKS!" Teriak sang wali kelas XI IPA 1, sungguh, ia sangat tidak mau kalau murid terpintarnya kenapa-napa.

Beberapa orang guru mulai memapah Astro untuk ke ruang UKS, dan Astro masih saja meringis kesakitan. Sungguh, melihat Astro seperti itu karena dirinya, membuat suatu perasaan nyeri mengganjal di hatinya.

"Astro kenapa, Meh?" Tanya seorang laki-laki yang cukup terlihat panik ke arah Salma.

Salma tidak bisa menahan air matanya dikala mendengar Noval sepanik itu, sungguh, hatinya sangat teriris merasa kalau ia penyebab Astro kesakitan seperti tadi.

"Meh, kok lu nangis sih?" Noval makin panik melihat perempuan itu mengeluarkan air dari matanya terus-menerus.

Karena tidak ingin menyakiti hati Salma untuk bertanya lebih dalam lagi, Angga memilih bertanya ke sekitar, "si Astro kenapa?"

Seseorang disamping Angga termenung, "tadi sih gue liat Astro kena malam di wajan gara-gara nyelametin tuh cewek."

Setelah mendapat penjelasan, Angga mengerutkan keningnya, "kok bisa?"

"Ada yang nabrak wajannya," katanya lagi.

Angga membelalakan matanya tidak percaya, "lah siapa? Wah lihat aja, pasti si Astro bakalan maki-maki tuh orang!"

Sementara disisi lain Salma masih terisak merasa sangat bersalah, "udah Meh, nggak papa, cuma kecelakaan," kata Noval setelah mendengar sedikit pembicaraan Angga dan orang disampingnya.

"Kenapa sih Astro yang kena? Kan harusnya gue aja!" Salma mengusap ingus yang tidak sengaja keluar menggunakkan punggung tangannya secara kasar.

Melihat Salma terlihat sangat sedih, Noval buru-buru mengeluarkan tisu di dalam tas kecilnya kemudian memberinya ke arah perempuan IPS itu.

"Astro lagi di tanganin kok, jadi jangan khawatir," katanya lagi.

Salma mengambil tisu yang ada pada Noval dan langsung mengelap ingusnya yang terasa tersendat. Bahkan saking susah dikeluarkan, Salma harus mendorongnya keluar lebih keras.

Noval yang melihat pemandangan itu tertawa geli, ada-ada saja kelakuan perempuan IPS dihadapannya.

Karena hati Noval selembut kain kapas dan pantat bayi yang sangat putih nan bersih, Noval langsung mengambil satu tisu di tempat tisu yang ia bawa kemudian membantu membersihkan air mata Salma disekitar wajahnya.

Salma tersentak merasakan lembut di wajahnya, ia menghadap ke arah Noval yang tengah tersenyum manis. Sungguh, entah kenapa Salma merasa menegang dan tidak bisa berkata-kata. Bahkan Salma merasa kalau ia sedang ada di film romansa saat ini.

AstronomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang