Chapter 34 - Lupain kejadian ini

1.7K 234 27
                                    

"Kamu adalah aliran spektrum elektromagnetik cintaku yang terkuat."

*****

Dengan penuh kehati-hatian dan sikap waspada, Astro mengintip dibalik tembok putih yang berhadapan langsung dengan sekumpulan preman kekar disana. Ia berpikir keras, harus melakukan apa lagi ia setelah ini agar tidak tertangkap oleh beberapa pria sangar itu.

"Woy! Ini kita sampai kapan sih nunggu disini?" Seorang laki-laki berewokan dengan otot kuat mulai mengeluarkan suaranya.

"Kata Bos, kita harus nunggu anak Jeremi dateng," jawab salah satu rekannya.

"Anak Jeremi? Sekuat apa dia sampai Bos harus isolasi tempat ini? Kita hajar bareng-bareng juga pasti nyerah."

"Udah lah, jangan ikut campur masalah bos, sekarang jagain tuh tawanan-tawanan kita disana!"

Mendengar perkataan tersebut, alis mata Astro menukik, tawanan? Berada dimana tawanan mereka?

Namun, disaat Astro berpikir, dia mencengkram tembok kuat-kuat ketika salah satu orang lari tergopoh-gopoh memberikan suatu informasi yang cukup tegang, "Salah satu tawanan ada yang berdarah, gue tusuk dikit."

"Ha? Udah gila lo!?" Kaget salah satu laki-laki berjas jingga melotot kaget.

"Abisan tuh cewek berisik banget, gue nggak suka."

Jawaban dari preman tersebut membuat darah Astro berdesir, matanya memejam untuk mengontrol diri yang entah mengapa berkeringat dingin. Perasaan Astro pun menjadi tidak enak, ia sangat gelisah, sungguh ia takut jika ada apa-apa pada perempuan yang dicarinya. Jika sampai itu terjadi, ia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

Brukkkk

Mata Astro terbelalak ketika ia tidak sengaja menyenggol sebuah kursi disana dan menimbulkan efek bunyi cukup keras.

"Siapa itu!?" Teriak salah satu preman mencari dimana sumber suara.

Astro buru-buru lari dari sana, membalikkan dirinya untuk pergi. Jangan sampai karena kecerobohannya ia bisa tertangkap dengan mudah.

Tetapi naasnya, ketika ia berlari beberapa langkah, seorang laki-laki berwajah seram tiba-tiba datang dihadapannya secara tidak diundang, "astagfirullah," ucap Astro seketika.

"Heh! Siapa kamu?" Tanya laki-laki itu juga ikut terkejut.

"Astro," jawab Astro singkat.

Bughhh

"Argh!" Laki-laki berumur 16 tahun itu mengusap ujung bibirnya yang berlumuran darah, ternyata rasanya sangat perih dan menyakitkan.

"Ngapain kamu kesini!?" Kata pria jantan dihadapan Astro lagi.

Merasa darah mengucur terus-menerus dari bibir, Astro menjadi gelap mata, ia maju beberapa langkah mendekati pria berbaju hitam tersebut, membuat si pria baju hitam sedikit mundur karena tatapan Astro tiba-tiba tajam bagaikan belati yang siap menyayat daging begitu saja.

Sampai beberapa langkah Astro maju dan pria itu mundur, tiba-tiba Astro mengambil pisau cutter yang berada di salah satu meja kantor disana.

"Dimana dia?" Tanya Astro makin menggertakkan rahang.

"Siapa?"

"Salma," ketus Astro makin mendekatkan diri dengan aura penuh keberanian.

Preman itu terdiam, ia baru sadar kalau sekarang dia tengah terpojokkan, dengan kesal Preman itu melayangkan tangannya di udara untuk mendorong Astro. Tetapi, aksinya kalah cepat karena Astro mampu menghindar dengan cepat.

AstronomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang