"Berharap kepada manusia hanya akan membuatmu kecewa"
🌹🌹🌹
Gadis berkulit putih itu memasuki kelasnya,mendapatkan sambutan hangat dari teman temannya.Fatimah adalah siswi yang sangat terkenal di SMA Permata,ia cantik,hidungnya mancung,lesung pipinya dalam,tutur katanya lembut,sopan dan ramah.
Ibu Fatimah adalah seorang imigran dari palestina,jadi wajar saja jika wajah fatimah sebegitu cantiknya.Di sekolah banyak cowok yang mendekati Fatimah,hanya saja ia menjaga jarak dengan mereka yang memiliki niat demikian.
Fatimah sudah mengunci hatinya rapat rapat lalu membuangnya kuncinya ke tempat yang tidak akan orang lain tau.Yang ada di dalam hatinya hanya Rabb-Nya dan Rasulnya.
"Pagi Fatimah" sapa Amira -teman sebangku Fatimah-.
"Pagi juga mir" sahut Fatimah tersenyum ramah.Senyum Fatimah begitu menenangkan,membuat siapa saja yang melihatnya ingin memilikinya.
"Gimana hafalan lo?" Nisa yang posisi duduknya berada di depan Fatimah bertanya.
"Alhamdulillah" jawabnya sopan.
Fatimah memang sedang berusaha menghafalkan Al-Qur'an.Sudah berbulan bulan ia menghafal,tapi hafalannya bahkan belum mencapai satu jus,ingatannya lemah.
Selesai berbincang,Fatimah bangkit dari duduknya menuju pojok ruang kelas,mengambil sebuah sapu dan pengki lalu mulai membersihkan kelas.Ini hari selasa,jadwalnya Fatimah piket kelas.
Tapi kenapa hanya Fatimah yang sibuk membersihkan kelas?
"Biar gue bantu" Ucap Arya lalu mengambil alih pengki dari tangan Fatimah.
"Eh,gak usah.Kamu kan harusnya piket hati senin ar" Sahut Fatimah dengan nada tidak enak.Bukannya menolak untuk dibantu,hanya saja ini memang sudah menjadi tanggung jawabnya.
"Engga pa-pa.Santai aja kali" Arya bersikeras ingin membantu Fatimah,daripada mereka berdebat dan akhirnya kelas tetap kotor,jadi Fatimah mengangguk saja.
"Yang piket hari ini,tolong dong tanggung jawabnya!!" Guntur -ketua kelas- mengambil alih atensi,berteriak kepada siapa saja yang piket hari ini.
Setelahnya semua yabg bertanggung jawab piket hari ini pun menjalankan tugasnya,membuat pekerjaan Fatimah menjadi ringan.
"Makasih Guntur" ucap Fatimah tersenyum manis,Guntur mengangguk lalu kembali duduk di tempatnya.
Arya yang melihatnya memberikan tatapan membunuh pada Guntur.Ya,mereka berdua adalah rival.Aryasatya dan Guntur Ramadan,mereka menyukai Fatimah.Bersaing untuk mendapatkan hati gadis yang mereka sukai walaupun tidak mendapatkan hasil apapun.
Guntur tiba tiba merinding,merasa seperti ada yang ingin menelannya hidup hidup.Ia mengusap lengannya berusaha menenangkan diri.
"Arya" panggil Fatimah.
"Hmm?" siempunya nama menoleh.
"Kamu bisa duduk sekarang.Yang lain udah bantuin aku" ucap Fatimah hati hati,takut kalau Arya menyalah artikan kalimatnya.
"Oh,iya" Arya mengangguk lalu kembali duduk ditempatnya.
Semua yang piket hari ini sibuk membersihkan kelas,menyapu kolong Meja dan kursi,menghapus papan tulis dan mengelap kaca jendela.
Aktivitas Fatimah terhenti ketika sapu yang sedang ia gunakan diinjak oleh seseorang.Fatimah sedang membersihkan kolong meja,ia berjongkok.Membuatnya harus mendongak untuk mengetahui siapa siempunya kaki.
Adel,orang yang paling membenci Fatimah dikelas.Entah apa yang membuat ia sebegitu bencinya kepada Fatimah.
"Maaf Adel,bisa angkat kaki kamu?" pinta Fatimah sesopan mungkin,tidak ingin menyinggung perasaan siempunya kaki.
Namun bukannya mengangkat kaki,Adel malah menggeser mejanya kesamping hingga kepala Fatimah terbentur meja.
"Aww!" Fatimah refleks berteriak,ia yang awalnya berjongkok jadi jatuh terduduk.
Fatimah menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kelas,Arya dan Guntur pun melihatnya.Ketika Arya baru saja ingin menghampirinya,Guntur lebih dulu menghampiri Fatimah,disusul dengan Amira dan yang lainnya.
"Kamu gak pa-pa?" tanya Guntur tanpa menyentuhnya.Fatimah memang akan marah jika disentuh oleh lawan jenisnya,ia bisa saja pindah kelas jika itu terjadi.
Fatimah menggeleng,masih memegangi keningnya yang membiru.Benturannya begitu keras,membuatnya sedikit pusing.
"Bangun Fatimah" Amira membantu Fatimah bangkit.
"Lo punya masalah apasi sama Fatimah!?" Arya tiba tiba berteriak,emosi dengan kelakuan Adel yang semakin hari semakin keterlaluan saja.
Arya adalah orang yang temperamental,emosinya sulit dikontrol apalagi jika berhubungan dengan Fatimah.
"Apa urusannya sama lo!?" Adel balik membentak,membuat atmosfer kelas semakin berat saja.
Fatimah yang melihatnya ketakutan,ia benci pertengkaran seperti ini.Karena itu,sebisa mungkin Fatimah menghindari pertengkaran sekecil apapun.
"Udah jangan berantem,aku gak pa-pa kok" Fatimah berusaha menenangkan keduanya,ia tidak ingin orang lain bertengkar hanya karna dirinya.
"Fatimah,biarin Arya luapin emosinya.Lagian Adel emang udah keterlaluan,jidat lo sampe biru gitu loh" Guntur mencegah,membiarkan kedua orang itu berdebat dan adu bacot.
"Ada apa ini!!" teriak seseorang disela sela pertandingan adu bacot antara Arya dan Adel.
Seluruhnya serentak menoleh ke sumber suara,tubuh mereka menegang melihat siapa yang berada di depan mereka sekarang.
Bu Eka,guru paling ditakuti di SMA Permata -Guru BK-.
"Ini bu emmm.." Guntur selaku ketua kelas salah tingkah,sudah pasti ia yang disalahkan jika terjadi keributan dikelas.Apalagi ia justru malah menyaksikan terjadinya keributan,bukannya melerai.
Mau tidak mau Guntur harus menjelaskan semuanya didepan Bu Eka,dan akhirnya Ia,Fatimah,Arya dan Adel di seret ke ruang BK.
🌹🌹🌹
"Tadi Bu Eka bilang apa?" Amira bertanya.Fatimah baru saja kembali dari ruang BK,ia diizinkan keluar lebih dulu karna dianggap tidak bersalah.
"Engga,aku malah disuruh keluar duluan" sahut Fatimah seraya menyiapkan bukunya untuk mencatat hal yang sedang dijelaskan didepan.
Amira mengangguk mengerti,ia juga yakin Fatimah tidak akan disalahkan.
"Fatimah,kamu mau ke UKS? Jidat kamu biru gitu loh" Amira menunjuk kening Fatimah yang membiru,itu memang membuat Fatimah sedikit pusing.
"Nanti aja" sahutnya lalu kembali sibuk mencatat.Amira lagi lagi mengangguk lalu ikut mencatat materi didepan.
"Aww" Fatimah bergumam pelan,sepelan mungkin agar Amira tidak tau kalau Fatimah menahan sakit.
Sejujurnya,ini benar benar sakit.Mengingat kondisi fisik Fatimah yang lemah,benturan sedikit saja bisa membuatnya tumbang.
Fatimah terus menguatkan dirinya,berharap hal yang ia tidak inginkan tidak terjadi.
"Ya Allah,semoga aku gak pingsan" Fatimah bergumam dalam hati.
🌹🌹🌹
Asal kalian suka,ga di vote juga ga masalah ko.wk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah
Novela JuvenilFatimah Azahra,seorang gadis berusia lima belas tahun yang kisah cintanya tidak seberuntung anak lain yang seusia dengannya. Awalnya,ada seorang cowok seusianya yang memberinya perhatian lebih,membuatnya benar benar merasa spesial.Mereka sangat deka...