Tujuhbelas

825 75 3
                                    

"Jatuh cinta bukanlah sebuah pilihan,melainkan sebuah ketentuan.Ketika logika bertolak belakang dengan perasaan,sementara hati berteriak untuk dipersatukan..."

🌹🌹🌹

Satu bulan sudah berlalu sejak pertemuannya dengan David,Fatimah terus memikirkan laki-laki itu.Bagaimana dia bisa ada disekolah dan mengenakan seragam yang sama? Apa mereka selama ini satu sekolah? Dan semenjak pertemuan mereka waktu itu,Fatimah tidak melihatnya lagi.

"Hilangkan perasaan ini Ya Allah" gumam Fatimah memegang dadanya,sesak.Sejujurnya,didasar hatinya ia masih mencintai David,tapi sudah ada Zayn sekarang.Dan jangan lupakan bahwa lusa mereka akan menikah.

Dan Fatimah baru sadar,semenjak ia bertemu dengan David,pesan teror itu sudah tidak mengganggunya lagi.Kenapa? Kebetulan? Bisa saja sih,tapi aneh.

"Fatimah!!" panggil Amira berteriak,ia lelah memanggil Fatimah tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban,malah ngomong sendiri,gak jelas lagi suaranya "Astaghfirullah,ngagetin aku aja" sahutnya,Amira menampakkan wajah sebalnya.Mereka berdua sedang berada di sebuah Caffe,hanya berdua karena Nisa pergi dengan Bambang.

"Aku panggil-panggil dari tadi,kenapa sih ngelamun terus?" tanyanya sebal "Gak papa" sahutnya tersenyum manis "Jangan gitu Fatimah,lusa kamu nikah loh.Masa lagi Ijab Qabul kamu ngelamun gak jelas,kan gak lucu" ujarnya,Fatimah tertawa.Tentu ia tidak akan seperti itu nanti,perasaan gugup akan lebih menguasainya.Pasti.

"Do'a–in semuanya lancar ya" ujarnya menggenggam tangan Amira,ia mangut mangut "Pasti!!" sahutnya bersemangat,mereka berdua tertawa setelahnya.

~~~

Fatimah sedang berada di busway,hendak pulang.Enggan menerima tumpangan Amira karena hari ini Fatimah ingin sendiri di luar rumah,sebentar saja.

"Ara?" panggil seseorang membuat Fatimah menoleh,seorang laki laki yang baru saja duduk disebelahnya "D–david?" ujarnya terbata,lagi lagi ia bertemu David.Oh Allah,tolong jaga hati Fatimah.

"Kamu dari mana ra?" tanyanya mencoba ramah,Ara adalah panggilan khusus David untuknya.Pria itu bahkan masih menggunakan panggilan nya "Main" sahutnya singkat lalu membuang muka ke luar jendela,David menghela nafas kasar.

"Maafin aku Ara,aku tau aku salah,aku minta maaf" ujarnya,Fatimah tidak membalas "Ra,aku dan perasaan aku masih sama.Aku mencintai kamu ra" ucapnya lagi,Fatimah menoleh cepat ke arahnya,terkejut "Gak ada urusannya sama aku" sahutnya jutek lalu kembali membuang muka.

"Kamu sempet punya stalker kan?" tanyanya,Fatimah kembali menoleh,bagaimana dia bisa tau? "Iya,itu aku ra.Hampir seminggu aku ikutin kamu diem diem,bahkan pagi buta waktu kamu baru selesai baca Al Qur'an dirumah kamu,aku manjat naik ke balkon kamar kamu.Terus aku bolos upacara demi ikutin kamu yang pergi ke UKS,tapi kamu malah mesra mesraan sama cowok sialan itu" ujarnya menjelaskan panjang lebar,Fatimah membulatkan matanya.

"David,berenti lakuin itu dan berhenti deketin aku" ujarnya lalu beranjak keluar busway ketika sudah berhenti,David mengejarnya sampai keluar "Ara aku mau kita kaya dulu raa!!" teriaknya mengabaikan semua perhatian yang tertuju ke arahnya,Fatimah sudah berada jauh didepannya.Perempuan itu membuka ponselnya dan mengirim pesan pada nomor tidak dikenal yang sempat menerornya.

Besok lusa aku menikah.

***

"Waaah sibuk banget,ada acara apa?" Ujar Safira ketika melihat umi Zayn sedang sibuk dengan bingkisan yang terbungkus rapih "Loh,memangnya Zayn gak kasih tau kamu?" tanya uminya,menghentikan aktifitasnya sejenak "Apa umi?" Safira mengernyit "Besok lusa Zayn menikah,kamu sama orang tua kamu jangan lupa dateng ya.Acaranya dirumah Fatimah" sahut Umi,Safira membatu ditempatnya,hatinya mencelos mendengarnya,sakit.

FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang