Enambelas

845 63 1
                                    

"Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya.Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliaannya."
(Imam Asy-Syafi'i dan Syu'abul iman.Al Baihaqi,6;304)

🌹🌹🌹

Seorang perempuan dengan pakaian seksi tengah duduk dengan tangan menopang dagu,menyerahkan gelasnya agar kembali dituangkan wine oleh Bartender yang sedari tadi menemaninya mengobrol.

"Hai cantik" Sapa seorang pria menghampiri perempuan seksi itu,menatapnya dari atas sampai bawah "Hai" sahutnya singkat.

"Sendirian aja nih,boleh saya temenin?" ujar laki laki tak dikenal itu padanya,ia mangut saja karena memang merasa kesepian.Dentuman musik terus menggema ke seluruh ruangan,orang orang tengah asyik menggoyangkan badannya sesuai irama.

"Kenapa gak ke dance floor?" tanya laki laki itu "Ga mood" sahutnya menatap malas kumpulan orang yang tengah bejoget ria itu.

"Kalo gitu mau ke kamar sama saya?" tanyanya mulai menatap perempuan itu dengan tatapan sensual "Ok,kita main" ujarnya,sangat menggoda untuk laki-laki didepannya.

Mereka lantas berjalan menuju bagian belakang club mencari kamar kosong,pria itu memeluk pinggangnya erat "Ngomong ngomong namanya siapa?" tanyanya,ia lupa menanyakannya tadi.

"Safira,Safira Queenela"

***

"Kalo bulan depan aja gimana?" Umi Zayn menawar nawar.Zayn,pria itu sedang meminta persetujuan kedua orang tuanya untuk menikahi Fatima minggu depan,Fatimah dan Mama sudah setuju.Soal resepsi atau semacamnya,Fatimah tidak mau
melakukannya,ia hanya ingin Ijab Qabul nya saja.

"Kalo minggu depan apa nggak terlalu Cepat?" Abinya menimbang nimbang,sebenarnya ia setuju setuju saja karena takut Zayn khilaf.

"Yaudah bulan depan aja,tapi setuju kan?" tanyanya lagi memastikan,umi dan abinya mengangguk,Zayn tersenyum senang "Tapi kamu harus ingat,semakin dekat dengan hari H pernikahan kamu,semakin banyak cobaan yang akan datang" ujar Abi nya mengingatkan,Zayn mangut mangut.Tentu ia tahu soal itu.

"Makasih umi,abi kalian selalu dukung semua keputusan Zayn" ujarnya memeluk keduanya yang duduk berdampingan,mereka mengelus punggung putranya lembut "Selama apa yang kamu pilih itu baik,kita akan selalu dukung"ujar Abi nya tersenyum hangat.

"Zayn mau kabarin Mama dulu deh" ujarnya lalu pergi ke kamar,umi dan abi nya mengernyit.Mama? Mama yang mana?

~~~

Fatimah,perempuan itu kini sedang memandang keluar jendela kamarnya,tengah duduk di kursi belajarnya.Ia terus saja memegang tangannya yang berbalut perban,sesekali tersenyum mengingat kejadian ketika Zayn membalut perban ditangannya ini telaten.

Ponselnya berbunyi,membuyarkan lamunan indahnya itu.Fatimah menjulurkan tangannya,barusaha meraih ponselnya yang berada dimeja belajar.

"Assalamualaikum" ujar suara disebrang sana.

"Waalaikumussalam,ini siapa?"

"Emangnya kamu gak simpan kontak saya?"

Fatimah refleks menjauhkan ponselnya dari telinga lalu mengecek nama yang terpampang dilayarnya,Zayn.Fatimah membulatkan bibir,ia tidak melihatnya.

"Eh,simpan kok kak" ujarnya gugup.

"Saya mau bicara sama mama"

"Yaudah,saya ke kamar mama Sebentar"

Fatimah melangkahkan kakinya keluar kamar,menuju kamar Mama dan papanya yang berada tepat disamping kamarnya.

"Ma,kak Zayn telpon katanya mau ngomong" ujarnya lalu menyerahkan ponselnya,Riandi yang berada disampingnya menampakkan wajah keponya.

FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang