Tiga puluh dua

810 71 4
                                    

"Kalo emang Allah ngijinin kita buat kaya gini terus pasti gak akan bisa pisah.Tapi kalo Allah maunya kita pisah itu pasti yang terbaik,mau gak mau harus terima.Harus ikhlas.."
-Muhammad Zayn Al-Fatih

🌹🌹🌹

"Aku mau tanya,boleh?" Zayn memulai pembicaraan.Mereka sedang berada diatas ranjang,menatap atap dengan posisi kepala Fatimah yang berada di lengan Zayn "Apa?" sahutnya,bola mata hitamnya mengarah pada Zayn.

"Aku tau kamu masih punya cinta masa lalu,aku tau hati kamu belum sepenuhnya buat aku" Fatimah mengerutkan keningnya,baru saja ia ingin membalas tapi Zayn kembali berujar "Jangan ngomong dulu." jeda.

"Tapi itu dulu,hari ini.Aku mau denger kamu bilang kalo kamu udah sepenuhnya milik aku" Zayn merubah posisinya menjadi duduk diikuti Fatimah,mereka berhadapan.Mata mereka bertemu,iris mereka saling menumbuk.Terkunci,mereka mengunci pandangan satu sama lain,enggan mempedulikan hal lain.

"Kaka,Fatimah sayang sama kaka.Sayaaang banget,Fatimah mau lupain David." Zayn menunggu kelanjutannya "Mulai hari ini,hati Fatimah sepenuhnya milik kakak.Fatimah juga mau kakak sepenuhnya jadi milik Fatimah,ya?" lanjutnya membuat Zayn tersenyum sumringah.

"Iya sayang" ujarnya lalu saling mendekap satu sama lain.

Ingatan itu muncul di kepala Zayn,ia benar benar senang saat itu.Tapi sekarang semuanya hancur,sangat tidak mungkin Fatimah masih mencintainya.Tapi Zayn akan terus berusaha mengambil kembali kepercayaan istrinya.

"Al kamu kenapa sih?" Safira bertanya heran,Zayn hanya melamun sedari tadi.Mereka sedang berada di dokter kandungan,memeriksakan kandungan Safira apakah baik baik saja.

Ummi Zayn menyuruhnya melakukan ini,jika tidak mana sudi ia melakukannya.

"Engga,udah belum?" Zayn balik bertanya,Safira mengangguk "Kandungannya baik baik saja,sehat.Sudah memasuki bulan ketiga,mohon untuk ibu menjaga diri agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan" Safira tersenyum senang mendengar penjelasan sang Bidan,walaupun sedikit heran karena Bidan tersebut sempat melirik Zayn dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Makasih dok,saya pasti jaga baik baik" sahut Safira antusias,ia tersenyum pada Zayn dan dibalas olehnya walaupun terpaksa.

Zayn berharap ia melakukan ini untuk istrinya,Fatimah.Tapi kenapa malah Safira yang ada disini bersamanya sekarang.

***

"Ma,liat note book aku gak?" Fatimah berada di ruang tengah,bertanya pada Mama nya yang tengah menonton acara kesukaannya di televisi.

"Yang kecil itu? Engga,bukannya kamu pegang terus?" mamanya malah balik bertanya,Fatimah menghelas napas.Memutuskan untuk kembali ke kamarnya dengan gontai.

Fatimah hanya mengenakan setelan baju tidur lengan pendek,ini hari minggu.Amira dan Nisa mengajaknya untuk keluar tapi Fatimah tidak minat sama sekali.Ia hanya butuh istirahat.Fatimah sendiri sadar,semakin hari kesehatannya semakin menurun.

"Kemana sih kamu co.." lirih Fatimah lagi lagi menghela napas,Coco adalah nama note book nya.Buku itu sudah menemaninya sejak lama tapi hanya terisi beberapa halaman saja.Fatimah menulis hanya ketika merasakan perasaan yang sangat dalam saja dihatinya.

Entah terluka ataupun bahagia.Karna baginya,tempat curhat yang sesungguhnya hanyalah Allah semata.

Selang beberapa waktu Fatimah mendengar ada yang datang kerumahnya,ia samar samar mendengar suara laki laki dibawah.

Sementara itu Mama Fatimah sedang mengambilkan segelas minuman untuk tamunya walaupun sedikit banyak ia tidak menyukainya.

"Jadi,ada apa?" Mama Fatimah kembali membawa segelas air putih,duduk didepan David yang dengan lancangnya datang kemari.Tentu saja Mama Fatimah tau siapa cowok ini,Fatimah terlihat sangat murung waktu itu hingga Mama nya memaksa Fatimah untuk bercerita.Ya,memang sudah beberapa tahun lalu.Tapi mengetahui cowok ini kembali lagi membuat Mama Fatimah terganggu.

FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang