Enam

937 88 3
                                    

"Aku memantaskan diri untuk sebuah pertemuan,agar ketika seseorang itu datang,ia akan menjemputku dengan penuh keyakinan"

🌹🌹🌹

"Duduk dulu" Zayn mempersilahkan Fatimah duduk di sofa ruang tamunya.Ia mencari adik perempuannya dan meninggalkan Fatimah sendirian.

"Fatimah? Lo ngapain?" Nizar tiba tiba muncul,menatap Fatimah dengan tatapan bertanya,kenapa dia ada disini? Kenapa penampilannya berantakan dan...bajunya robek?

"Tadi ada masalah sedikit" Zayn tiba tiba muncul,menjawab pertanyaan nizar dengan santai nya,menganggap yang baru saja ia dan Fatimah hadapi itu hanya angin lalu saja.

"Aisyah,maaf ya kakak bangunin malem malem" Perempuan berjilbab biru datang menuruni tangga yang baru saja Zayn lalui.

"Gak papa kak,ada apa?" perempuan dengan manik mata coklat itu bertanya.

Mereka semua duduk di sofa ruang tamu,Aisyah menatap Fatimah khawatir,ia sebenarnya ingin bertanya namun mengurungkan niatnya.

"Tolong obatin luka Fatimah,tadi ada masalah penjahat dijalan." Zayn menjelaskan singkat.

"Ya Allah! Kakak gak papa kan tapi?" Aisyah bertanya dengan sorot mata khawatir.Zayn menggeleng kecil.

"Cuma kena sayatan dikit" Zayn memperlihatkan tangannya yang dibebat kain.

"Terus,kakak gak kenapa napa kan? Lukanya parah gak?"Aisyah menghampiri Fatimah,mengambil duduk disebelahnya lalu memegang bahunya khawatir.

"E-engga" Fatimah menjawab gugup,padahal Aisyah baru saja mengenalnya,tapi sorot matanya menunjukan bahwa ia benar benar khawatir.

"Ayo ikut ke kamar saya kak" Aisyah membawa Fatimah,menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya.

Zayn bernapas lega,menucap syukur ribuan kali karena Allah masih melindungi mereka.

"Gue tidur duluan" Nizar berujar,meninggalkan Zayn sendiri di ruang tamu,pakaiannya masih lusuh.

***

"Pah anak kita belum pulang juga,gimana dongg?!" Syifa misuh misuh,khawatir dengan anak gadisnya.

"Coba telpon" sahut Riandi setengah khawatir.

Syifa mencoba menghubungi anaknya berkali kali tapi ponselnya tidak aktif.

"Gak aktif paah" Syifa merengek pada suaminya,berharap ia akan keluar mencari Fatimah.

"Tenang ma,Fatimah pasti baik baik aja" Syifa berdecak kesal mendengar jawaban suaminya.

Syifa terus saja mondar mandir di ruang tamu,sudah berjam jam ia melakukannya.Riandi sampai pusing melihat istrinya yang sudah seperti setrikaan.Tak lama kemudian terdengar suara pintu di ketuk,juga suara perempuan mengucapkan salam.Syifa kenal suara itu,itu suara putrinya.Syifa lantas berlari sekencang angin ke arah pintu,perlahan membukakan pintu dan muncullah putrinya dan....seorang laki laki? Apa ini pacar Fatimah?

"Yaampun sayang,mama khawatir" Syifa hampir menangis,ia memeluk putri penuh sayang,berbeda dengan Riandi yang hanya mengeluh jilbab putri kesayangannya dengan lembut.

FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang