Sembilanbelas

823 66 1
                                    

"Usahamu olehnya mungkin tak pernah terlihat.Namun diam diam sudah banyak sekali doa terpanjat.Dengan disaksikan oleh Allah dan para malaikat.Kau tak pernah lupa melangitkan namanya usai sholat..."

🌹🌹🌹

Safira sedang misuh misuh dikamarnya sedari tadi,memegang tespek dengan dua garis biru disana.Ia panik,sekarang apa yang harus ia lakukan,Safira tidak mau menggugurkanya karena ini buah hatinya.Safira pergi keluar kamar,memutuskan memberitahu kedua orang tuanya.Ia sudah siap apapun yang akan orangtuanya lakukan padanya,diusir,dipukul atau dibunuh sekalipun.

"Ayah,ibu" panggilnya pada kedua sejoli yang tengah menyaksikan televisi diruang tengah,mereka menoleh "S-safira....S-safira h-hamil" ujarnya lirih,kedua orang tuanya yang terkejut lantas berdiri,menatap putri mereka murka.

"Apa maksud kamu?!" Ayahnya bertanya membentak,Safira menunduk "Kamu bohong kan?" Ibunya tidak yakin dengan ucapan putrinya,lalu safira menyodorkan tespek yang menyatakan kalau dirinya hamil.Ayahnya lantas menampar Safira sampai jatuh tersungkur.

"KAMU ITU SAYA MASUKKAN KE PESANTREN BIAR NGERTI AGAMA! TAU MANA BAIK MANA BURUK! TERUS APA YANG KAMU LAKUKAN SEKARANG?!" Ayahnya murka,menunjuk nunjuk putrinya,menatapnya kecewa "Ayah sabar" Ibunya hampir menangis,kenapa putrinya jadi seperti ini?!

"ANAK SIAPA INI!?" Tanya ayahnya masih dengan emosi,Safira menggeleng kecil "APA MAKSUD KAMU HAH?! JAWAB CEPAT INI ANAK SIAPA!?" Ayahnya semakin naik pitam,mengabaikan istrinya yang sudah menangis.Safira masih terduduk dilantai,menunduk dalam enggan menatap Ayahnya.

"Safira gak tau Ayah" ujarnya sesegukan,sebulan lalu.Waktu ia pergi kekamar bersama seorang laki-laki,ia sedang mabuk dan bahkan tidak mengingat wajahnya.Ketika terbangun Safira sudah sendirian dikamar itu.

"Jangan jangan kamu udah tidur sama banyak laki laki,iya!!!?" Ujat Ayahnya memandang putrinya rendah "Engga ayaah..enggaaa" Safira sesegukan.Menyesal karena pergi ke club ia jadikan pelampiasan karena memikirkan Zayn yang tidak membalas perasaannya.

"Pergi kamu dari rumah saya!! Gak sudi saya liat kamu ada disini!!" titahnya menunjuk pintu utama,menyuruh Safira pergi "Ayah sabar dulu" Ibunya menghampiri Safira yang masih terduduk dilantai,memeluk putrinya yang ketakutan.

"Kita- ...kita bisa nikahin Safira sama orang lain" ujar Ibunya mencoba berpikir "Zayn,dia pasti mau menikahi Safira" lanjutnya,Safira membulatkan matanya "Ibu...Zayn udah nikah dua minggu lalu,ibu kan tau" sahut Safira menolak ide ibunya "Ibu gak mau kamu seperti ini sayang,Kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu dengan ngurus anak ini" ujar Ibunya,Ayah Safira diam,enggan ikut campur.

Baginya,Safira Queenela bukan putrinya lagi mulai malam ini.

***

Fatimah dan Zayn sedang dalam perjalanan,Zayn mengendarai motornya perlahan sedangkan dibelakang punggunya,Fatimah sedang menyandarkan kepalanya.Mereka hendak berkunjung ke rumah orang tua Zayn karena mereka sudah tinggal terpisah,Zayn sudah bisa membeli rumah walaupun hanya rumah kecil yang sederhana.Usaha distronya untung besar setiap bulannya.

"Sampe nih" ujar Zayn,Fatimah masih terdiam ditempatnya,Zayn mengernyit "Fatimah?" panggilnya lagi "Engghh..." Fatimah membuka matanya,ia tertidur.Mereka turun dari motor hati hati,Zayn memandang istrinya sedikit kaget.

"Kok bisa bisanya sih tidur di motor? Nanti jatoh gimana?" ujarnya,Fatimah menyengir tak berdosa,Zayn terkekeh "Besok besok bawa mobil aja deh,takut kamunya jatoh" ucapnya lagi,mereka berjalan menuju pintu utama "Jangan jangan,enakan naik motor" sahutnya lalu kembali menyengir,Zayn mengusap puncak kepala istrinya lembut.

"Assalamualaikum,umi,abi" Zayn membuka pintu utama dan masuk kedalam dengan Fatimah yang membuntutinya dibelakang "Waalaikumussalam...anak umi" Uminya menghampiri mereka,memeluk Zayn dan Fatimah bergantian.

"Kakak!!" Aisyahh berlari ke pelukan Zayn,Fatimah tertawa kecil "Nanti jatoh lari-lari" ujar kakaknya mengelus puncak kepala Aisyah lembut "Abi mana?" tanyanya "Lagi keluar kota,ada urusan pekerjaan" jawab uminya,mereka membulatkan bibir.

"Biar umi ambilin minum" ucap Uminya lalu hendak pergi ke dapur "Fatimah ikut umi" Fatmah membuntutinya dari belakang,umi merangkul menantu kesayangannya itu,membawanya ke dapur.

"Fatimah anak umi,kamu sehat sehat aja kan sayang?" ujar umi ketika mereka sudah berada didapur,memandang menantunya menunggu jawaban "Sehat umi,Alhamdulillah" sahutnya tersenyum,umi mengangguk lalu memulai aktifitasnya membuatkan teh hangat untuk Zayn "Fatimah mau bikinin teh buat kak Zayn umi" pinta Fatimah lalu umi memberikannya teh dan gulanya.

Fatimah menuangkan air panasnya hati hati tapi tangannya terpeleset dan air panasnya tumpah mengenai kakinya,umi lantas mengambil termos yang berada di tangan Fatimah dan meletakkannya dimeja.Berjongkok melihat keadaan kaki menantunya "Eh umiiii,jangannn,Fatimah gak papa" Fatimah refleks ikut berjongkok,mengaduh kesakitan.Panas.

"Kamu hati hati doang sayang" ujar Umi nya memandang menantunya khawatir,Fatimah menyengir lalu mereka kembali berdiri "Kenapa?" Zayn dan Safira masuk ke dapur karena mendengar suara teriakan Fatimah barusan "Ini,istri kamu kakinya kena air panas" ujar Uminya,Zayn lantas menghampirinya lalu berjongkok di kaki Fatimah,ia lagi lagi ikut berjongkok "Gak papa kak " ujar Fatimah,Zayn mengernyit "Melepuh gini,kamu tu ya,pinter banget bohong nya" Zayn mencubit hidung istrinya pelan,Fatimah menyengir.

Zayn menggendong istrinya,hendak membawanya ke ruang tengah "Eh kakak,aku bisa jalan" Fatimah merona diperlakukan seperti ini,umi dan Aisyah tertawa kecil melihat mereka "Aisy,tolong bawain es batu sama kain ya" ujarnya mengabaikan ucapan Fatimah lalu membawanya ke ruang tengah,menurunkannya disofa.Zayn berjongkok didepan Fatimah "Kakaaaaak..aku gak papa" ujar Fatimah merasa tidak enak,lagi pula Zayn berlebihan.

"Udah diem,kamu tukang bohong kalo soal ini" ujarnya,ia sudah mengenal Fatimah sejauh ini.Ketika istrinya itu terluka atau merasakan sakit tidak pernah mengadu padanya,menyembunyikannnya dan berkata tidak apa apa "Ini kak" Aisyah meletakkan baskom yang berisi es batu di meja bersama kainnya "makasih ya" ujar Zayn,Aisyah mengangguk.

Cowok itu lalu membungkus es batunya didalam kain dan mengikatnya,menempelkannnya perlahan ke bagian kaki Fatimah yang luka "Ah sakit kakak..." Fatimah mengerucutkan bibirnya,ini perih,seriuss perih banget "Tahan sebentar" sahut Zayn,Fatimah hanya bisa diam sekarang.Lagipula ini salahnya karena tidak hati hati.

"Masih perih?" tanyanya,Fatimah menggeleng kecil lalu Zayn membawa baskom dan kainnya ke dapur,meninggalkan istrinya bersama adik dan uminya "Sweet banget sih,jadi pengen" ujar Aisyah,umi tertawa kecil mendengarnya "eh ngomong ngomong,kaka tau gak besok kak Zayn ulang tahun?" Tanya Aisyah,Fatimah membulatkan matanya terkejut "ya Allah, Beneran? Gak bohong!? Aku gak tauuu.." Fatimah cemberut kemudian,bagaimana ia bisa tidak tau tanggal kelahiran suaminya sendiri?!

"Gak papa gak tau juga hehe,kaka mau kasih kado apa?" Aisyah kembali bertanya,Fatimah berpikir keras "Beneran udah gak sakit?" Zayn datang dari arah dapur lalu duduk disampingnya,membuyarkan pikirannya,Fatimah mengangguk "Udah lumayan" sahutnya tersenyum meyakinkan,Zayn mengernyit "Lagian kok bisa gini?" tanyanya,Fatimah terdiam,bingung harus jawab apa "Itu karena dia mau bikinin teh buat kamu,padahal umi udah mau bikinin sendiri" ujar umi menjawab pertanyaan ya,Zayn memandang istrinya terkejut.Selama dirumah,Fatimah bahkan tidak pernah memasak karena memang dari awal ia sudah bilang kalau ia tidak bisa memasak,Zayn memakluminya.

"Sweet banget" ujar Zayn,Fatimah menunduk dalam,malu "Udah udaah,jangan iseng.Liat tuh istri kamu nunduk gitu,kesian" ujar uminya tertawa,Aisyah ikut tertawa.Zayn mengelus puncak kepala istrinya lalu mengecupnya sekilas.

Demi Allah,Zayn sangat bersyukur karena memiliki Fatimah.

🌹🌹🌹

Keluarga bahagiaaaa :'D
Tapi bahagia itu gak pernah bertahan lama,Allah pasti ngasih cobaan untuk hambanya yang ia kehendaki.So,jangan terlalu bahagia ketika hidup kalian berjalan dengan lancar.Nanti kalo tiba tiba Allah kasih ujian,kalian bakalan kecewa berat,berat banget seberat dosa author.

Bahagia yang kekal itu cuman di surga,ingetyaa DISURGA.

Sekian,terimakasih.
Wassalamualaikum🐳

FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang