Tiga puluh tiga

904 63 28
                                    

Kita tidak diberi hidup yang baik atau yang buruk.Kita hanya diberi hidup.Tergantung diri masing masing untuk membuatnya baik atau buruk.

🌹🌹🌹

"Semangat ujiannya!" Zayn berujar,mereka berada di depan sekolah.Zayn mengantar istrinya pagi ini,memberikannya semangat untuk hari pertama ujiannya.

"Iyaa" sahut Fatimah manis,ia memberikan telapak tangannya meminta tangan Zayn.Zayn mengulur lalu Fatimah mencium punggung tangannya.

"Anak papa baik baik disekolah" Zayn mempupuk kepala Fatimah pelan memperlakukan nya seperti anak kecil.

"Oh gitu,jadi cuma dianggep anak?" Ucapan Fatimah barusan membuat Zayn terkejut,istrinya terdengar marah barusan.

"Eh,gak gitu..becanda.." Zayn gelagapan sendiri ditempatnya "Becanda kak!" Fatimah tertawa melihat ekspresi panik Zayn,menggelikan.

"Bandel" Ucap Zayn datar memandang Fatimah sebal,ia sudah takut istrinya marah tadi "Maaf,aku masuk dulu ya?" izin Fatimah kemudian diangguki oleh Zayn.

Dulu tidak pernah terpikir olehnya,di usianya yang sekarang ia sudah menjadi seorang suami.Harus menanggung tanggung jawab sebagai pemimpin rumah tangga padahal masih sekolah.

Allah memang benar benar membuatnya takjub dengan jalan hidupnya sendiri.Allah memberinya jalan hidup yang tidak biasa.Jika remaja diluar sana asik menjalani hubungan tanpa ikatan,Zayn justru sudah memiliki ikatan halal dengan seorang perempuan solehah.

Zayn tiada hentinya mengucap syukur atas kehidupan yang Allah beri untuknya.

***

"Sebenernya lo ngapain si ngajakin gue donor darah? Gak biasanya" Nizar bertanya tidak santai pada Bambang,pasalnya teman sialannya ini tiba tiba memaksanya untuk pergi donor darah.

Padahal sebelumnya tidak pernah Bambang mengajaknya melakukan hal ini.Membuatnya benar benar emosi apalagi caranya yang sangat memaksa.

"Biar sehat,lo gue liat liat lesu terus" kata Bambang banyak alasan,padahal Nizar merasa sehat sehat saja selama ini.

"Sakit ni tangan gue ah!" Nizar marah karena nyeri yang dirasakannnya sehabis diambil darahnya tadi "Alah,lo ribut tampol tampolan bisa.Giliran gini aja lo ngeluh mulu" Ledek Bambang,Nizar hanya bisa menghela napas lelah menghadapi manusia setengah babi didepannya ini.

Tidak pernah sekali saja membuatnya senang,hanya bisa membuat emosi.Sahabat macam apa yang seperti ini.

"Kenapa gak lo ajak si Zayn sih!? Kenapa gue doang yang sengsara, tersiksa,pengen meninggal rasanya!!!" Nizar misuh misuh ditempatnya,merasa diperlakukan tidak adil karena Bambang hanya mengajaknya,tidak dengan Zayn.

"Lagu lo macem tai!! Meninggal beneran tau rasa lo!" Bambang menempeleng kepala Nizar karena bicara sembarangan,belum saja merasakan bagaimana rasanya meninggal.

Nizar terdiam ditempatnya.Benar juga,kenapa barusan dia mengatakannya? Bagaimana kalau dia benar benar meninggal sekarang juga.

Lamunan mengerikan Nizar terpecah ketika Zayn datang menghampiri mereka,Nizar bahagia melihatnya.Ia akan memaksa Zyan untuk donor darah juga,pokonya harus.Kalau bisa ambil saja semua darah yang Zayn punya agar ia juga merasakan sakit seperti dirinya.

FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang