Dua puluh sembilan

757 91 5
                                    

Semakin lama kau mengenalku,semakin banyak kekuranganku yang kau temui.Kau punya dua pilihan,bertahan atau pergi.

🌹🌹🌹

Ini hari pertama Ujian Nasional,Zayn mengisi soal soalnya dengan pikiran yang penuh dengan Fatimah.Bagaimana kabarnya? Bagaimana keadaannya? Tentu saja itu membuatnya hampir gila,ia sudah tidak menemui istrinya dua minggu.

Selama Ujian dilaksanakan,kelas sepuluh dan sebelas tentu saja diliburkan.Itu benar benar membuat mereka tidak bisa bertemu,sama sekali.Terlebih orang tua Fatimah yang melarang mereka untuk bertemu semetara waktu,Zayn benar benar hampir gila dibuatnya.

"Stres gue lama lama kaya gini terus,astagfirullah" Zayn mengusap wajahnya frustasi,ia sudah selesai mengerjakan soal soalnya.Zayn tidak tau ternyata seberat ini ujian orang ber-rumah tangga,Zayn tidak tau akan sangat sulit menyelesaikannya.

Tapi ia tidak pernah menyesal telah menikah diusianya yang masih muda seperti sekarang.Ini membuatnya lebih dewasa juga bertanggung jawab.

"Maaf pak" Zayn mengangkat tangannya,salah satu pengawas menghampiri "Ada apa?" tanya pengawas tersebut padanya "Saya boleh izin ke toilet pak?" Sahut Zayn kemudian di iya-kan oleh pengawas.Sumpek dikelas lama lama,mana sisa waktu masih setengah jam.

"Terimakasih pak,permisi" Zayn berdiri lalu keluar ruangan kelas,ia berjalan santai di koridor sekolah.Menghirup udara pagi yang masih lumayan segar karena sedikit terkontaminasi udara kotor yang mulai menyebar.

Zayn sampai di toilet,wastafel,ada cermin disana.Toilet cowok disekolah ini memang disamakan dengan toilet lainnya,untuk apa cermin di toilet cowok? Seperti tidak ada gunanya,pikiran tidak berguna itu terlintas di kepala Zayn.

"Kamu lagi ngapain...Fatimah?" Zayn berbicara dengan pantulan dirinya di cermin "Aku kangen banget sama kamu.Aku berharap kemarin itu bukan terakhir kali kita ketemu" Zayn memandang dirinya sendiri kasihan,kenapa jadi sepeti ini? Ia benar benar dibuat gila oleh seorang perempuan.

Zayn membasuh wajahnya lalu keluar toilet,memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana abu abunya.Menatap lorong didepannya kosong.

"Ya Allah,tolong jangan biarkan rasa cinta ini melebihi rasa cinta ku pada Mu dan Rasul Mu ya Allah" Zayn berdoa,ia sangat takut itu terjadi.Zayn memang tidak bisa tenang tanpa Fatimah,tapi dirinya akan lebih kesulitan jika tanpa Allah di sisinya.

••••

"Ngapain kamu kesini?" Mama Fatimah bertanya.Zayn datang kerumah Fatimah untuk menemui istrinya itu,sudah cukup.Ia tidak bisa menahannya lagi.

"Assalamualaikum ma" Zayn mengucapkan salam dan Mama Fatimah membalasnya "Izinin Zayn ketemu sama Fatimah ma,tolong" Zayn memohon dengan wajah menyedihkannya.Ini tidak dibuat buat,keadaan lelaki ini memang menyedihkan.

"Mama mau ngomong dulu sama kamu" ujar Mama Fatimah,Zayn mengangguk.Mama Fatimah menyuruh Zayn masuk dan duduk di sofa ruang tamu.

"Maafin mama Zayn" Zayn mengernyit,memangnya apa? Seingat Zayn Mama Fatimah tidak melakukan kesalahan apapun "Maaf karna mama gak percaya sama kamu" Mama Fatimah berujar dengan wajah merasa bersalah.Jelas,ia sudah menganggap Zayn pembohong hanya karena ucapan orang lain.Bahkan bukti pun belum kuat,tapi mereka sudah menganggap Zayn bersalah.

"O-oh,gak papa ma" Zayn menjawab sedikit bingung,ternyata Mama Fatimah selama ini percaya pada nya "Mama cuman gak mau ribut sama Papa yang kekeh kamu salah.Dia terlalu sayang sama Fatimah Zayn" ujarnya lagi,Zayn mengangguk memaklumi.Ia melempar senyum pada Mama Fatimah yang juga dibalas sama.

FatimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang