35

1.7K 232 21
                                    

***

Hari ini Lisa datang ke agensi dengan mobil yang Jiyong kirim. Taehee yang Jiyong kirim untuk menjemput Lisa dan mengantar Lisa ke agensi. Saat berangkat, di luar tokonya Lisa sudah bertemu beberapa anak sekolah yang kemudian memarahinya. Namun Taehee bergegas turun dan menyelamatkan Lisa dari omelan jahat fans-fans fanatik itu. Mereka memarahi Lisa karena mengaggap Lisa telah merusak nama baik Jiyong.

Dulu, saat seluruh dunia tahu ia putri Gummy, semua orang menghina Gummy dan mengasihani Lisa. Namun kini semua orang menghina Lisa dan kembali mengaitkannya dengan masa lalu Gummy. Rasanya Lisa ingin menuntut mereka semua. Sebutan pelacur tidak banyak berpengaruh padanya, Lisa hanya kesal karena orang-orang itu menyebut Gummy telah mewariskan darah seorang pelacur padanya. Lisa menjadi sangat kesal karena orang-orang itu menyalahkan Gummy atas apa yang tidak pernah Gummy lakukan.

"Kau sedang berkabung?" tanya Jiyong begitu Lisa masuk ke dalam studio rekamannya. Hanya ada Jiyong yang tengah mengedit lagunya di dalam studio itu. Sebenarnya Jiyong bisa mengedit di rumah namun Lisa memintanya datang ke agensi.

"Ne," jawab Lisa yang kemudian duduk di sofa, di sebelah Jiyong. Gadis itu memakai sebuah kemeja hitam, celana ketat berwarna hitam, dan sebuah flat shoes yang juga berwarna hitam. "Oppa, ada yang ingin ku katakan," ucap Lisa yang kemudian merebut laptop Jiyong dan meletakannya di atas meja.

"Ya! Aku akan membunuhmu kalau hasil editanku hilang," omel Jiyong yang kemudian bangkit untuk mengecek pekerjaannya. Tidak ada yang hilang dan rusak, jadi Jiyong menghela nafas leganya. "Apa? Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Jiyong, yang kembali duduk di atas sofa, di sebelah Lisa.

Lisa menarik dalam-dalam nafasnya kemudian menarik Jiyong untuk mendekat padanya. Kedua tangan gadis itu meremas kaos yang Jiyong pakai, membuat si pemilik kaos lantas memegangi kedua tangan gadis itu.

"Apa? Ada apa-" Jiyong yang hendak menarik kaosnya dari genggaman Lisa langsung membeku begitu bibir gadis itu menyentuh bibirnya. Jiyong masih terlalu bingung untuk merespon. Pria itu membeku, melirik Lisa yang tiba-tiba menciumnya dengan mata terpejam.

Hanya lima detik, Jiyong hanya terkejut selama lima detik dan pria itu kemudian ikut memejamkan matanya. Perlahan pegangan Lisa pada kaos Jiyong mengendur, tangan Jiyong kemudian mengusap lembut pipi Lisa dan bibirnya membalas ciuman gadis itu. Kini Jiyong yang mendominasi ciuman mereka, pria itu menekan kepala Lisa, menahan gadis itu agar tidak melepaskan ciuman mereka.

Jiyong mengakhiri ciuman mereka, pria itu melepaskan bibir Lisa namun tetap menahan gadis itu untuk tidak menjauhinya. Kedua tangannya tetap memegangi tengkuk Lisa, menahan gadis itu agar dahi mereka tetap bersatu.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Jiyong, berbisik dengan suara yang sangat pelan.

"Aku merindukanmu," jawab Lisa, yang juga berbisik. "Oppa bilang, oppa merindukanku,"

Jiyong tidak mengerti apa yang sedang Lisa bicarakan, rasanya semalam mereka baru saja bertemu dan pergi tidur setelah melakukan panggilan video. Bagaimana mungkin Lisa sudah merindukannya? Jiyong tidak mengerti maksud ucapan Lisa, namun bibir gadis itu membuat tidak dapat menahan diri. Dari jarak sedekat itu, Jiyong tidak dapat menahan diri dan kembali mencium Lisa.

Ciuman kedua kali ini jauh lebih lembut dari sebelumnya. Seorang yang lebih berpengalaman yang memulai ciuman itu. Jiyong yang lebih dulu menyentuh bibir Lisa, tidak ada kesan terburu-buru dalam gerakan Jiyong dan itu membuat Lisa merasa seakan tengah melayang ke angkasa. Memabukan, pikir Lisa.

Ciuman kedua kali ini pun terasa jauh lebih lama dari yang sebelumnya. Seakan Jiyong sangat menikmati bibir gadis cantik itu, Jiyong tidak ingin mengakhiri ciumannya.

Jiyong pindah ke kursi di depan sofa begitu ia mengakhiri ciuman keduanya. Ia harus pindah sebelum ia mulai hilang kendali. Pria itu duduk di kursi beroda, tepat di depan Lisa yang masih duduk di sofa.

"Bisakah kau menjelaskan padaku apa yang terjadi?" tanya Jiyong, berusaha untuk tidak melihat bibir Lisa lagi.

"Kemarin oppa bilang oppa merindukanku," jawab Lisa dengan kepala tertunduk.

"Kemarin?" tanya Jiyong sebelum ingatannya benar-benar kembali. "Ah! Saat kau menelpon Seungri? Aku mengatakan itu karena kau bilang akan memberitahu Seungri kalau kita berkencan- maksudku kau berencana berpura-pura berkencan denganku tapi merubah rencanamu itu begitu Seungri datang. Dan kenapa kau menciumku hanya karena rencana gagalmu itu?"

"Oppa yang menciumku, dua kali," ralat Lisa, yang kini mengalihkan pandangannya ke meja di belakang Jiyong. Gadis itu jadi gugup setelah ciuman mereka tadi. "Aku hanya menyentuh bibirmu- dengan bibir,"

"Woah... Kau benar-benar tidak berubah," komentar Jiyong yang kemudian bersandar pada kursinya. Tidak percaya dengan apa yang ia dengar. "Kenapa kau selalu punya alasan untuk menyalahkanku?"

"Dulu aku menyukaimu tapi oppa hanya menganggapku sebagai adikmu,"

"Oh ya? Dulu kau menyukaiku? Lalu?"

"Jangan pura-pura lupa," protes Lisa namun masih terlalu gugup untuk menatap Jiyong. "Tapi saat itu aku ingin pergi dan tinggal bersama eomma, lalu oppa juga membuatku sangat kesal, jadi aku pergi ke Philipina,"

"Baiklah... Jadi kau menyukaiku, lalu aku membuatmu kesal dan kau pergi ke Philipina? Lalu bagaimana?"

"Oppa menganggapku adikmu," ulang Lisa membuat Jiyong menaikan sebelah alisnya. "Jadi aku berusaha untuk berhenti menyukaimu,"

"Dan? Kau berhasil?"

"Ne, aku berhasil. Aku berhasil berhenti menyukaimu dan akan menikah dengan pria lain. Tapi aku tidak jadi menikah dan oppa bilang oppa merindukanku- lalu- lalu- lalu kemudian semua usahaku sia-sia," jawab Lisa, gadis itu terlalu malu hingga ingin pergi dan melarikan diri.

Lisa sudah berdiri, hendak pergi seperti sebelum-sebelumnya namun kali ini Jiyong menahannya. Pria itu menahan tangan Lisa dan menarik gadis itu agar kembali duduk di hadapannya.

"Hanya itu yang ingin kau katakan?" tanya Jiyong usai membuat Lisa kembali duduk di hadapannya.

"Maaf... Aku tahu oppa hanya menganggapku sebagai adikmu,"

"Aku sudah menciummu- dua kali,"

"Aku akan berpura-pura tidak-"

"Adakah seorang kakak yang mencium adiknya dua kali? Kau bukan adikku,"

"Apa maksudmu, oppa-"

"Ya, aku menyukaimu, aku mencintaimu, bukan sebagai seorang adik. Tapi bukankah Seungri sudah mengatakannya semalam? Ini bukan waktu yang tepat,"

"Kenapa? Lee Seung tidak membicarakanmu semalam," ucap Lisa dan lagi-lagi Jiyong menaikan alisnya. Seingat Jiyong semalam mereka membahas masalah berkencan dan karena skandal ini, mereka berada dalam situasi yang membuat mereka tidak bisa berkencan. Hanya itu topik meeting mereka semalam, lalu apa lagi yang Seungri bicarakan selain masalah itu?

"Semalam Lee Seung bilang dia tidak bisa memahami perasaannya sendiri. Dia meminta maaf padaku karena memaksaku menerimanya. Lee Seung bilang dia sesekali memikirkanku, sesekali merindukanku dan sesekali kesal saat aku bersama pria lain. Kami sudah saling kenal sejak lama dan ia juga bilang kalau dulu ia menyukaiku. Tapi seiring berjalannya waktu, Lee Seung bilang dia mulai ragu. Dia tidak bisa menjelaskan perasaannya sendiri. Dia bilang dia tidak tahu apakah dia benar-benar menyukaiku atau dia hanya terobsesi padaku karena aku terus menolaknya. Jadi dia ingin pergi dan menata ulang perasaannya. Dia ingin menjauh dariku dan memastikan perasannya sendiri,"

"Jadi itu alasannya dia langsung pergi ke LA siang ini?" tanya Jiyong dan Lisa menganggukan kepalanya. "Hanya itu yang di katakannya?" tanya Jiyong sekali lagi dan Lisa pun mengangguk sekali lagi. "Kalau begitu tidak ada masalah lagi di antara kau, aku dan Seungri, iya kan? Kalau begitu aku boleh menciummu lagi, iya kan?"

"Masih ada masalah lainnya,"

***

DEBUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang