36

2.1K 239 9
                                    

***

Baru beberapa jam setelah foto Lisa dan Jiyong di rumah sakit tersebar namun Lisa sudah mendapatkan banyak sekali masalah. Lisa mengulurkan handphonenya dan Jiyong meraih handphone itu.

Melalui handphonenya, Lisa menunjukan kaca di depan tokonya yang pecah karena sebuah batu. Melalui handphonenya, Lisa menunjukan secarik kertas bertuliskan "Pelacur junior penerus Gummy lebih baik mati". Kertas itu datang bersama batu yang memecahkan kaca tokonya, hingga membuat Lisa harus menutup tokonya hari ini.

Kalau Lisa tidak disana, tanpa berfikir, Jiyong pasti sudah melempar handphone ditangannya. Melihat apa yang ada di handphone itu benar-benar membuat Jiyong marah. Jiyong tidak pernah keberatan dihina, namun disaat ia mengetahui seseorang yang dekat dengannya dihina seperti itu, Jiyong selalu meledak.

"Tetaplah disini, aku akan-"

"Aku sudah mengurusnya," potong Lisa, menahan Jiyong untuk tidak meraih handphonenya sendiri. "Aku sudah membuat keputusan dan mengurus semuanya sebelum datang kesini, kau bisa mempercayaiku tapi ini mungkin akan membuatmu semakin kesal,"

"Apa yang kau rencanakan?"

"Bukan rencana, sudah ku lakukan," ralat Lisa dan Jiyong hanya menganggukan kepalanya, menyuruh Lisa untuk tidak mengulur-ulur waktu lagi karena ia sudah tidak sabar untuk menunggu basa-basi Lisa. "Aku sudah menghubungi eomma, dan appaku- maksudku Jungsuk appa juga setuju-"

"Ya, dan apa yang mereka setujui?"

"Aku akan pergi,"

"Kau datang untuk berpamitan?" tanya Jiyong masih terlihat kesal namun tetap berusaha menahan nada bicaranya agar tidak terdengar marah.

"Tidak," ucap Lisa buru-buru dengan kepala menggeleng cepat. Ia tidak ingin Jiyong salah paham. "Aku datang untuk menciummu,"

"Haha lucu sekali," balas Jiyong dengan sebuah tawa sumbang, wajah pria itu sama sekali tidak terlihat senang.

"Dami eonni mengenalkanku pada seorang desainer minggu lalu, Hyein Seo. Tahun ini ia akan ikut New York Fashion Week dan setelah melihat rancanganku dia ingin aku membantunya. Awalnya aku menolaknya, karena oppa tahu kan isi kontrakku dengan Hyunsuk Samchon? Aku harus bekerja 1 tahun penuh disini dan tidak bisa membatalkan kontrak itu. Tapi kemudian skandal ini muncul dan kemarin aku menghubungi Hyein Seo. Aku memberitahunya apa yang terjadi dan dia tidak keberatan kalau aku membantunya di New York. Aku juga sudah meminta izin pada Hyunsuk samchon dan dia bilang boleh. Mungkin eomma sudah menelpon dan membujuknya, aku tidak tahu tapi pagi tadi Hyunsuk samchon memberiku izin cuti sampai New York Fashion Week itu selesai,"

"Lalu bagaimana dengan tokomu?"

"Sejauh ini aku hanya bekerja dengan Joonyoung dan AOMG," jawab Lisa sembari menaikan bahunya. "Aku tidak punya investor karena aku membuat toko itu dengan uang warisan dari halmeoni. Aku tidak membuat kontrak apapun dengan Joonyoung dan tidak ada masalah dengan itu. Kemudian dengan AOMG, Simon yang akan mengurusnya. Aku sudah menghubungi Simon dan dia bilang pergi saja. Dia bilang lebih baik aku pergi ke New York dibanding tersiksa disini. Aku hanya harus membayar pegawaiku dan eomma memberiku uang untuk itu. Oppa tahu kan betapa dinginnya eomma? Dia tidak peduli dengan apa yang orang katakan padanya tapi karena dia tahu itu melukaiku jadi dia menyuruhku pergi. Sebelumnya aku mengkhawatirkan eomma, tapi suaminya bilang dia akan menjaga eomma dan aku bisa pergi tanpa perlu khawatir pada eomma,"

"Lalu bagaimana denganku? Kenapa kau membaritahuku tepat setelah kau menciumku?" kesal Jiyong yang kemudian bangkit dari kursinya, berjalan menuju lemari es kecil di sudut ruangan. Meraih sebotol beer dengan kasar di dalam lemari es itu.

"Aku tidak bisa melakukan apapun disini, semua orang mengawasiku. Bahkan di depan rumahku ada segerombolan anak yang memarahiku karena aku membuatmu terlihat buruk, karena terlibat skandal denganmu," jawab Lisa yang kemudian ikut berdiri, hendak ikut mengambil beer juga namun Jiyong melarangnya. Gadis itu akan mabuk dengan sebotol beer, dan Jiyong tidak ingin mengambil resiko. "Saat datang kesini aku punya dua rencana. Aku akan mencium oppa dan melihat reaksimu. Kalau oppa marah, aku akan pergi ke New York tanpa memberitahumu dan kalau oppa tidak marah aku akan memberitahumu. Tapi reaksimu tidak ada dalam rencanaku! Aku tidak berfikir oppa akan membalasku seperti tadi,"

"Memang apa susahnya membalas ciumanmu?" ucap Jiyong yang kemudian mencium Lisa– lagi. Pria itu menyentuh dagu Lisa dengan kedua tangannya, kemudian mendongakan kepala gadis itu dan mencium bibirnya. Ada sensasi rasa beer dalam ciuman itu.

Ciuman pertama diawali dengan perasaan terkejut, awal ciuman kedua terasa sangat lembut dan ciuman ketiga ini di awali dengan sangat menggairahkan. Ciumannya terasa lebih dalam dari sebelumnya, Jiyong memberi lebih banyak tekanan dibanding sebelumnya, dan sebuah dorongan dari Jiyong membuat punggung Lisa membentur dinding keras di sebelah lemari es. Lisa merasakan berbagai jenis ciuman hari ini, dan itu membuat isi kepalanya menghilang. Kepala Lisa benar-benar kosong hingga yang bisa ia lakukan hanya menikmati ciuman itu, membalas ciuman itu ketika Jiyong memberinya kesempatan, berusaha tetap bernafas disela ciuman itu dan mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.

"Joonyoung tidak pernah menciummu?" tanya Jiyong, begitu ciuman mereka berakhir tanpa merubah posisi mereka– Jiyong tetap membuat Lisa terpojok. "Tidak mungkin,"

"Ciumannya tidak membuat pikiranku kosong," jawab Lisa tanpa berfikir sama sekali. Sangat jujur sampai membuat Jiyong menarik sudut bibirnya kemudian memberikan Lisa satu ciuman lagi. Sedikit berbeda dari sebelumnya, kini Jiyong mengarahkan tangan Lisa untuk memeluk lehernya, sementara pria itu menggunakan sebelah tangannya untuk mengusap punggung Lisa dan sebelah lainnya untuk menekan tengkuk Lisa. 

Kalau ciuman Jiyong membuat isi kepala Lisa pergi entah kemana, ciuman itu justru membuat Jiyong dapat berfikir. Masih di posisi yang sama, Jiyong mengakhiri ciuman itu. Dan masih di posisi yang sama juga, Jiyong memberitahu Lisa isi kepalanya.

"Skandal kita tidak mengusikku dan akan berlalu begitu saja. Tapi skandal ini melukaimu, jadi pergilah... Pelajari semua yang bisa kau pelajari dari Hyein Seo dan kembalilah kesini sebagai seorang desainer hebat. Kita tidak bisa melakukan apapun disini, karena semua orang disini akan mengawasi. Jadi pergilah ke New York dan aku akan mengunjungimu di sana. Sudah membeli tiket pesawat ke New York? Kalau belum aku akan mencarikan tiketnya,"

"Lalu perasaanku?"

"Ada apa dengan perasaanmu?"

"Aku menyukai oppa, lagi,"

"Aku juga,"

***
Tamat

DEBUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang