***
Malam harinya, Lisa hanya duduk di sofanya, menatap TV di hadapannya dengan tatapan kosong. Ada G Dragon di layar TV itu namun Lisa sama sekali tidak menikmati acaranya. Sang nenek sudah tidur ketika Lisa masih duduk disana menonton TV.
"Kenapa kau belum tidur?" tegur Gummy, yang baru saja masuk melalui pintu rahasia. Wanita itu berjalan ke arah dapur, kemudian mengambil sebotol air mineral di sana. "Besok pagi beritahu halmeoni kalau aku kehabisan air,"
"Beritahu saja sendiri," jawab Lisa masih dengan pandangan yang fokus pada layar TV di depannya. "Kau punya mulut,"
"Tsk... Tidak pernah sekalipun bersikap manis," gerutu Gummy yang kemudian duduk tepat di sebelah Lisa. "Wah... Akhirnya mereka debut juga. Ku dengar tadi kau datang ke pesta perusahaan. Kau masih berteman dengan Seungri?"
"Kenapa kau peduli," balas Lisa membuat Gummy mengangkat tangannya, seakan hendak memukul Lisa- Gummy tidak pernah sekalipun melukai Lisa, sesekali ia hanya ingin menunjukan pada Lisa kalau ia sangatlah menyebalkan.
"Kau menyukai Jiyong?" tanya Gummy dan Lisa langsung mematikan TV di depan mereka. Lisa terkejut mendengar ucapan Gummy yang sangat blak-blakan itu. "Apa yang kau suka dari bocah kurus sepertinya? Selera mu benar-benar buruk,"
"Tidak! aku tidak menyukainya," ucap Lisa dengan meninggikan suaranya. Gadis itu kemudian bangun, hendak meninggalkan Gummy dan pergi ke dalam kamarnya. "Dan bukankah seleramu lebih buruk? Dia bahkan meninggalkanmu," balas Lisa sembari menjulurkan lidahnya, meledek Gummy dan melarikan diri ke dalam kamar.
"Ya! Dia meninggalkanku karenamu!" balas Gummy membuat Lisa kembali keluar dari kamarnya dan melempar Gummy dengan sebuah boneka doraemon. Mengenai tepat di puncak kepala Gummy.
"Seharusnya kau menggugurkanku dulu," balas Lisa, tidak lagi terdengar marah seperti tahun lalu. Semakin lama hidup bersama, rasanya hati Lisa semakin mengeras. Gummy memang terluka, namun mengetahui kalau ucapan tersebut adalah cara Lisa menerima keberadaannya, membuat Gummy mengalah. Salahnya, karena membuat Lisa harus hidup dalam bayang-bayang selama ini.
Keesokan paginya, seperti hari-hari sebelumnya, Lalisa Park keluar dari kamarnya dengan seragam lengkap di tubuhnya. Gadis itu menggerai rambutnya dan menghiasi rambut panjangnya itu dengan sebuah bando kecil.
"Selamat pagi," sapanya sembari menepuk bahu Gummy dan menghampiri neneknya untuk kemudian memeluk wanita paruh baya tersebut. "Sepulang sekolah nanti aku akan kembali ke dorm," lapor gadis itu sembari bergerak untuk duduk di meja makan, menikmati masakan rumahan yang menjadi menu sarapannya.
"Lisa-ya, apa kau mengambil persediaan makanan lagi?" tanya sang nenek setelah membalas sapaan Lisa.
"Makanan yang kau berikan pada Jiyong kemarin bukan dari halmeoni?" susul Gummy yang langsung menggumam karena Lisa menutup mulut Gummy dengan tangannya. "Ya! Apa yang kau lakukan?!" marah Gummy kemudian, setelah ia berhasil melepaskan tangan Lisa dari mulutnya.
"Kau memberikan makanan pada Jiyong?" tanya halmeoni dan Lisa langsung buru-buru menggeleng.
"Tidak, aku tidak tahu apapun," ucap Lisa, dengan menghindari tatapan halmeoni maupun Gummy.
"Tsk... Jelas sekali," ledek Gummy yang kemudian meraih sumpitnya dan mulai makan. "Baiklah-baiklah kau tidak mengambil persediaan makanan kita lalu memberikannya pada Jiyong, sekarang duduk dan makan sarapanmu. Aku tidak mau mengantarmu karena kau ketinggalan bus,"
"Halmeoni... Aku sungguh tidak mengambil apapun dari kulkas, mungkin dia yang mengambilnya dan memberikannya pada kekasihnya..." ucap Lisa sembari menunjuk Gummy yang hanya mengangguk dan mengunyah makanannya. Biarkan Lisa mengucapkan apa saja yang ia inginkan, pikir Gummy.
"Arraseo, makanlah sarapanmu. Halmeoni bisa membuat semua makanan itu lagi, tidak perlu mencari makanan yang hilang itu," jawab lembut sang halmeoni sembari mengusap lembut rambut Lisa. "Biasakanlah memanggil eommamu dengan sebutan eomma sayang, dulu kau selalu memanggilnya eomma, kenapa sekarang tidak lagi? Halmeoni ingin-"
"Halmeoni bisakah kau membuat kimchi lobak? Aku ingin makan kimchi lobak," potong Lisa, enggan mendengar ocehan rutin sang nenek. Enggan memanggil Gummy dengan sebutan eomma, setelah ia harus selalu menutup mulutnya setiap kali berada di luar rumah.
"Baiklah, aku akan membuatkanmu kimchi lobak dan mengantarkannya ke dormmu," ucap halmeoni kemudian– sudah pasti menyerah, karena sama seperti Gummy, Lisa sekuat dan sedingin es di ujung dunia.
Di sekolah, Lisa kembali bertemu dengan Seungri. Rasanya, mereka benar-benar sudah tidak terpisahkan. Tahun lalu mereka lulus dari sekolah menengah pertama yang sama dan di sekolah menengah lanjutan ini mereka bertemu kembali. Kembali di kelas yang sama juga, sampai Lisa benar-benar bosan karena terus berada di kelas yang sama dengan Seungri.
"Ya! Sial-" teriak Lisa karena secara tiba-tiba sebuah buku menepuk bagian belakang kepalanya. Gadis itu tengah terlelap di kursi dalam kelasnya, menaruh kepalanya diatas meja dan menutupi sebagian wajahnya yang terlihat dengan selembar sapu tangan.
Lisa pikir Seungri yang mengganggu tidurnya, gadis itu akan memukul orang itu namun saat membuka matanya dan mengangkat kepalanya, Nam Taehyun– wali kelasnya, berdiri di sebelah mejanya.
"Eh- annyeonghaseyo guru Nam," sapa Lisa yang langsung membungkuk karena kehadiran sang guru. Gadis itu melirik jam dan ternyata jam bimbingan wali kelas sudah berakhir. Berapa lama ia sudah tidur? Apa ia sempat mendengkur atau mengigau tadi? Lisa jadi benar-benar gugup sekarang.
"Kau sudah memberi walimu untuk datang menemuiku?" tanya sang guru dengan sinis. Minggu lalu, Lisa ketahuan melakukan sebuah kesalahan dan guru Nam tidak dapat mentoleransinya, karenanya guru Nam terus meminta Lisa membawa walinya ke sekolah. Yang jadi masalah adalah, tidak seorang pun yang bisa Lisa datangkan. Kalau neneknya datang, mungkin neneknya akan sangat terkejut dan pingsan. Dan, kalau ibunya yang datang, mungkin wanita itu akan langsung mengamuk begitu mendengar kesalahan Lisa. "Kapan dia akan datang?"
"Aku sudah memberitahu mereka tapi... eommaku sibuk dan nenekku sedang sakit," ucap Lisa sembari menundukan kepalanya. Sepintas gadis itu melihat meja Seungri, namun mejanya kosong. Mungkin Seungri tidak datang hari ini.
"Appamu?"
"Aku tidak punya seorang appa. Hanya halmeoni yang mungkin datang, bisakah dia datang saat sudah sembuh?"
"Dan kapan dia sembuh?"
"Bagaimana aku tahu? Aku bukan dokter?"
"Lalisa Park!"
"Aku akan memberitahumu begitu halmeoni sembuh, boleh ya? Guru Nam?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBUT
FanfictionJalan itu membentang panjang, penuh batu, penuh duri, penuh genangan air mata, keringat, darah dan nanah. Begitu selesai melewati jalan mengerikan itu, akan ada gerbang dengan papan nama bertuliskan "Debut" di atasnya. Pintu gerbangnya terbuka, namu...