***
Jiyong duduk di ruang tengah kediaman Jo Jungsuk dan istrinya. Sementara Lisa masih sibuk membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi setelah mencuci tiga buah mobil. Butuh 15 menit sampai Lisa keluar dari kamar mandi dengan sebuah rok hitam panjang dan sebuah kaos putih berlengan panjang.
Gadis itu berjalan menghampiri Jiyong, namun Jiyong tidak memperhatikannya. Jiyong masih fokus pada majalah di tangannya.
"Kenapa oppa masih disini?" tanya Lisa, berdiri di hadapan Jiyong namun masih tidak mendapatkan perhatian pria itu.
"Beristirahat," jawab Jiyong tanpa berpaling dari apa yang ia baca. "Bisakah kau memberiku beberapa makanan? Lisa-ya... Aku lapar,"
"Sepertinya aku sudah benar-benar jadi pesuruh keluarga Kwon," protes Lisa namun tetap berjalan ke dapur untuk mengambilkan beberapa kudapan. "Lisa-ya, tolong antarkan makanan itu ke rumah Jiyong. Lisa-ya, bisakah kau membantu eonni? Lisa-ya, aku lapar. Lisa-ya, bisakah kau memberitahu Jiyong kalau ahjussi butuh teman untuk memancing? Augh! Lisa-ya... Lisa-ya... Lisa-ya..."
Lisa terus menggerutu sembari mengambil sebuah piring dan mengisinya dengan beberapa makanan seperti biskuit dan coklat. Tangan kirinya membawa piring itu, sementara tangan kanannya membawa sebotol jus apel. Jiyong pasti akan menyuruhnya mengambilkan minum setelah ia kenyang nanti. Hanya karena akhir-akhir ini Lisa sering meminta bantuan Jiyong untuk bisnis dan pekerjaannya– menjadikan ukuran tubuh Jiyong sebagai patokan pakaian-pakaian rancangannya, meminta Jiyong meminjamkan studio foto milik Dami, meminta Jiyong mengantarnya kesana kemari sampai meminta Jiyong membantunya mengurus beberapa idol bermasalah seperti Hanbin dan Mino– Jiyong jadi sering memperbudak Lisa untuk pekerjaan-pekerjaan budak.
"Aku merasa seperti terikat kontrak perbudakan denganmu," protes Lisa sembari menaruh piring dan botol jusnya di atas meja, di depan Jiyong.
"Menerima dan memberi, take and give, apa kau tidak tahu hukum itu? Aku sudah membelikanmu air radiator dan jangan lupa siapa yang mengurusmu setiap kali kau pingsan karena sebotol beer," balas Jiyong, masih mengagumi pakaian yang tergambar di dalam majalahnya. "Apa yang appaku minta tadi? Dan kapan kau bertemu orangtuaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBUT
FanfictionJalan itu membentang panjang, penuh batu, penuh duri, penuh genangan air mata, keringat, darah dan nanah. Begitu selesai melewati jalan mengerikan itu, akan ada gerbang dengan papan nama bertuliskan "Debut" di atasnya. Pintu gerbangnya terbuka, namu...