32

1.5K 231 16
                                    

***

Lisa memiliki ruam merah berbentuk logo mobilnya di lengan kiri. Luka itu ia dapatkan dari air bag mobilnya. Namun selebihnya gadis itu baik-baik saja dan ia tidak perlu mendapatkan perawatan apapun. Dokter hanya memberinya obat untuk mengobati memar di lengannya itu.

"Oppa," ucap Lisa setelah Jiyong membukakan pintu mobil untuknya.

"Hm?"

"Jangan memberitahu eomma, ya?"

"Iya, masuk,"

"Sungguhan... Jangan memberitahu eomma, please?"

"Iya, aku mengerti, sekarang masuklah, sebelum ada reporter yang melihatmu," ucap Jiyong, pasalnya Lisa tidak ingat untuk membawa masker dan topinya. Gadis itu hanya ingat untuk mengambil handphone dan tasnya tadi.

Selama perjalanan ke rumah Lisa, Jiyong justru mengobrol dengan Taehee melalui telponnya. Mereka membicarakan semua yang perlu di urus akibat kecelakaan itu. Sementara Lisa hanya bisa diam dan menunggu seseorang mengajaknya bicara.

Jiyong kembali membukakan pintu untuk Lisa begitu mereka tiba di toko Lisa. Pria itu kemudian meraih ransel Lisa, dan membantunya membawakan ransel itu naik ke rumah di atas tokonya. Sama sekali tidak ada yang asing, karena Jiyong hanya berusaha membantu si gadis yang terluka. Begitu tiba di rumah Lisa, gadis itu mendapatkan sebuah panggilan, dari Seungri.

"Oppa," panggil Lisa, usai ia melirik handphonenya dan melihat nama Seungri di sana.

"Hm?" jawab yang di panggil. Hanya menggumam kemudian merebahkan tubuhnya di atas sofa. Jantungnya sempat berdegup sangat cepat saat kecelakaan tadi dan sekarang Jiyong merasa sangat lelah. Jiyong sempat sangat takut akan kehilangan.

"Ada apa denganmu?"

"Lelah,"

"Ingin ku ambilkan minum?"

"Ya,"

"Beer?"

"Ya,"

"Berkencan denganku?"

"Ya,"

Lisa tahu, Jiyong sangat lelah dan hampir terlelap. Lisa tahu, Jiyong tidak akan benar-benar mendengarkan pertanyaannya. Karenanya ia memanfaatkan kondisi Jiyong tersebut, untuk terbebas dari siksaan Seungri.

"Ya? Apa katamu tadi?!" seru Jiyong yang beberapa detik kemudian tersadar dari permainan Lisa.

"Aku akan memberitahu Seungri kalau aku punya kekasih dan membuatnya tidak menggangguku lagi!" teriak gadis itu sembari melarikan diri ke dapurnya.

"Halo, Lee Seung?" ucap Lisa yang sudah lebih dulu berlalu ke dapur, meninggalkan Jiyong dan menjawab panggilan Seungri– sebelum Jiyong memarahinya. "Aku ada di tokoku, ada apa?"

"Sudah makan malam?" tanya Seungri di ujung panggilan itu. "Ayo kita makan malam bersama, kau tidak bisa makan sendirian,"

"Ng... Tapi bagaimana ya? Aku baru saja makan malam,"

"Ah... Kau sudah makam malam?"

"Ne... Aku makan malam dengan Jiyong oppa, baru saja selesai makan," bohong Lisa, sedangkan Jiyong berdiri di sebelah gadis itu dengan tatapan kesal. "Aku juga meminta Jiyong oppa untuk menemani-"

"Kau baru saja menyelesaikan baju rancanganmu. Kau akan membuat baju baru lagi dengan Jiyong hyung? Bagaimana kalau aku datang dan menemani kalian? Pasti canggung kalau hanya berdua dengannya,"

"Lisa-ya, siapa yang kau telpon? Cepatlah... Aku merindukanmu," ucap Jiyong, lantas membuat Lisa membulatkan matanya. Tidak percaya dengan kerja sama Jiyong itu. Suara merajuk pria itu terdengar sangat lembut namun ekspresi Jiyong belum berubah, ia masih terlihat kesal.

"Ne! Lee Seung, maafkan aku tapi aku harus pergi sekarang. Besok aku akan menceritakan semuanya padamu," ucap Lisa, terdengar terburu-buru dan ia mengakhiri panggilan itu tanpa sempat menunggu jawaban Seungri.

Lisa menaruh handphonenya di atas meja makan. Gadis itu terkejut, pertama karena Jiyong yang tiba-tiba mau bekerja sama dengannya dan kedua karena ucapan Jiyong. Sampai beberapa detik yang lalu Lisa tidak memiliki perasaan apapun untuk Jiyong. Ya, Lisa menyukai Jiyong, tapi itu dulu, sebelum Jiyong merusak mimpi dan rencananya. Lisa pun tahu kalau Jiyong tidak pernah menganggapnya sebagai seorang wanita, Jiyong hanya menganggapnya sebagai seorang adik dan Lisa dapat menerima itu– sampai beberapa detik lalu.

Seperti gelembung yang meletupkan gabus penutup botol wine, dua kata yang Jiyong ucapkan, aku merindukanmu, sukses membuat jantung Lisa meledak.

Sampai beberapa detik lalu, Lisa masih yakin kalau ia tidak akan berharap Jiyong menyukainya.

Sampai beberapa detik lalu, Lisa cukup menikmati hubungan kakak dan adik mereka.

Sampai beberapa detik lalu, Lisa sudah cukup bersyukur karena Jiyong menganggapnya sebagai seorang adik.

Sampai beberapa detik lalu, Lisa menganggap Jiyong sebagai seorang kakak yang bisa menjaganya.

Namun seperti gelembung yang bisa mendorong gabus wine, aku merindukanmu yang Jiyong ucapkan bisa mendorong pintu hati Lisa. Membuat gadis itu sekarang berharap lebih dari Jiyong.

"Ya! Kau gila?!" marah Jiyong setelah ia memastikan Lisa menutup telponnya. "Kau mau merusak hubunganku dengan Seungri? Kau mau membuat kami bertengkar?!" omel pria itu, yang hanya terasa seperti film bisu untuk Lisa.

Lisa seakan tuli, ia hanya dapat mendengar degup jantungnya yang sangat kencang. Ia tidak dapat mendengar omelan Jiyong. Ia tidak dapat memahami apa yang Jiyong ucapkan. Aku merindukanmu terus terngiang di telinganya, memacu jantungnya untuk berdegup dengan sangat keras.

"Gawat," gumam Lisa sembari menyentuh dadanya sendiri. "Aku dalam masalah," lanjutnya yang kemudian melewati Jiyong untuk masuk ke dalam kamar tidurnya. "Oppa, kita bicara lagi besok. Selamat malam!" seru Lisa sebelum ia kemudian menutup dan mengunci pintu kamarnya.

Aku merindukanmu terasa seperti sebuah alarm yang membangunkan perasaan Lisa. Lisa tidak ingin perasaan itu bangun, sebab sangat sulit untuk menidurkan kembali perasaan itu. Dulu Lisa butuh lima tahun untuk mengubur perasaannya pada Jiyong kemudian menerima Joonyoung. Dulu Lisa butuh lima tahun untuk menekan rasa rindunya pada Jiyong dan menerima Joonyoung. Namun Jiyong hanya butuh beberapa detik untuk mengembalikan rasa suka Lisa padanya. Jiyong hanya butuh aku merindukanmu.

Jiyong mengetuk pintu kamar Lisa, meminta gadis itu untuk membukakan pintunya kemudian mengajak Lisa untuk bicara. Menurut Jiyong, setidaknya meraka harus membuat rencana agar tidak terlalu melukai Seungri. Namun belum sampai Lisa keluar dari kamarnya, bel pintu rumah Lisa yang justru berbunyi. Jiyong berjalan, melihat dari interkom siapa yang datang dan menemukan Seungri di sana. Seungri pasti sudah melihat mobilnya, pikir Jiyong dan itu berarti ia tidak bisa bersembunyi.

"Siapa yang datang? Lee Seung?" tanya Lisa yang keluar dari kamarnya karena suara bel pintu tersebut. "Lalu bagaimana ini? Seharusnya oppa tidak mengatakan hal-hal aneh," susul Lisa yang kemudian berjalan unruk membukakan pintunya. Sedikit gugup dan khawatir pada reaksi yang akan Seungri tunjukan nanti.

"Sabarlah Kwon Jiyong, kau bisa membalasnya nanti," gumam Jiyong sebelum Lisa memerintahnya untuk bersikap seperti biasa. Lisa menyuruh Jiyong untuk duduk di sofa sembari berusaha menenangkan dirinya dan berjalan membukakan pintu rumahnya.

Detak jantung Lisa belum kembali normal usai ucapan Jiyong tadi dan sekarang masalah baru sudah datang.

***

DEBUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang