***
Di dalam bus, Lisa duduk di sebuah kursi untuk dua orang, sementara Seunghyun yang masuk tepat setelah Lisa duduk di kursi untuk satu orang, di depan Lisa. Seungri juga duduk di kursi untuk satu orang, dan yang terakhir masuk ke dalam bus itu adalah Jiyong. Ada banyak kursi kosong di dalam bus itu, namun Jiyong memilih untuk duduk di sebelah Lisa— menjaga seorang gadis kecil, pikir Jiyong.
"Lisa-ya, kau masih berkencan dengan Junhyung hyung?" tanya Seungri, sembari menoleh untuk melihat Lisa yang duduk di belakang Seunghyun.
"Kenapa kau bertanya? Aku tidak mau berkencan denganmu Lee Seung," ucap Lisa sembari menaikan bahunya, membuat Seunghyun dan Jiyong terkekeh karenanya. Bagaimana pun mereka semua mengakui kalau wajah Seungri di atas rata-rata. Lucu rasanya melihat seorang pria tampan di tolak seorang gadis.
"Augh! Kau pikir aku menyukaimu? Ya! Seleraku bukan gadis sepertimu, tahu?!" balas Seungri yang hampir tidak bisa menahan dirinya untuk melemparkan tas Lisa. Kalau tidak ada Jiyong di sebelah Lisa, Seungri sudah pasti akan melemparkan tas itu tepat di wajah Lisa.
"Ya ya ya... anggap saja begitu," balas Lisa dengan nada tidak peduli yang terdengar menyebalkan.
"Jadi berkencan atau tidak?"
"Tidak, begitu lulus Junhyung oppa pergi ke luar negri,"
"Bukan home schooling? Kalau begitu... kau berkencan dengan Minhyuk? Lee Minhyuk? Ketua kelas?" tanya Seungri dan Lisa hanya menganggukan kepalanya.
"Sejak kapan?! Ya! Kenapa tidak ada yang memberitahuku?"
"Sore tadi, tapi kenapa aku harus memberitahumu?" jawab Lisa yang kemudian menoleh dan menatap Jiyong. "Kenapa aku harus memberitahunya oppa?"
"Kau tidak perlu menjawab pertanyaannya kalau tidak ingin memberitahunya," jawab Jiyong membuat Lisa kemudian menganggukan kepalanya.
Lisa dan Seungri terus berdebat, sementara Seunghyun sudah terlalu lelah dan memejamkan matanya, begitu juga dengan Jiyong. Seunghyun mungkin sudah tertidur, karena kepalanya sesekali membentur jendela bus di sebelahnya. Sementara Jiyong hanya mendengarkan obrolan Lisa dan Seungri dengan mata terpejam.
"Ah aku tidak tahu! Berhenti bicara padaku! Aku mau tidur!" keluh Lisa karena Seungri terus saja meledeknya. Di kelas tujuh, Lisa pernah mencium Minhyuk sebagai hukuman karena kalah bermain dan Seungri terus mengungkit masalah itu untuk meledeknya.
Lisa memejamkan matanya kemudian bersandar pada jendela di sebelahnya, dan Seungri pun melakukan hal yang sama. Setidaknya masih beberapa menit sampai Seungri sampai di halte tujuannya.
Setelah sama-sama memejamkan mata selama kurang lebih 15 menit, Seungri berpamitan dan turun di halte tujuannya. Seunghyun kembali terlelap setelah menanggapi Seungri sementara Lisa hanya menatap keluar jendela, memeluk tasnya kemudian melambai pada Seungri yang akan berjalan ke rumahnya.
"Aku tidak tahu kalau kalian dekat," ucap Jiyong sembari ikut melihat Seungri yang balas melambai pada Lisa.
"Kami selalu sekelas dan dia selalu duduk di sebelahku, atau aku yang selalu duduk di sebelahnya? Aku tidak tahu tapi kami selalu duduk bersebelahan juga," jawab Lisa sembari berpaling dari jendela kemudian menatap Jiyong. "Bukankah Seungri anak yang baik? Maksudku dia penurut, iya kan?" tanya Lisa dan Jiyong hanya terdiam di tempatnya, menutup rapat-rapat mulutnya. Jiyong tidak menyukai Seungri, itu kenyataannya.
"Mungkin?" ucap Jiyong kemudian, setelah Lisa menatapnya terus menerus tanpa berkedip.
"Kenapa oppa tidak menyukainya? Dia menyukaimu dan ingin berteman denganmu," balas Lisa yang membuat Jiyong hanya bisa memberikan senyum simpulnya. Di nasehati seorang anak kecil rasanya benar-benar tidak nyaman, bagi Jiyong. "Beri dia kesempatan oppa, dia akan berusaha sangat keras kalau kau memberinya kesempatan,"
"Kapan kau akan mulai trainee?" tanya Jiyong, mengalihkan pembicaraan mereka. Namun Lisa hanya menghela nafasnya kemudian mengagguk— mencoba untuk menunjukan pada Jiyong kalau Lisa sedang berusaha memahaminya.
"Bulan depan, setelah seluruh kontraknya selesai di urus," jawab Lisa yang masih memandangi wajah Jiyong. "Oppa, apa kau berkencan dengan seseorang sekarang?"
"Kenapa kau bertanya?"
"Hanya ingin tahu? Aku masih sama seperti dulu... maksudku, aku akan putus dengan-"
"Dan aku pun masih sama seperti dulu... aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri," potong Jiyong, membuat Lisa lantas mendengus. Entah sudah berapa kali Lisa mengatakan kalau ia menyukai Jiyong, semakin dewasa, Jiyong terlihat semakin tampan untuk Lisa. Namun pria tampan yang tiga tahun lebih tua darinya itu hanya menganggapnya sebagai seorang gadis kecil. Sebagai seorang adik yang perlu di lindungi.
"Bukankah kau masih terlalu kecil untuk berkencan? Sudah dapat izin dari halmeoni?" ledek Jiyong, membuat Lisa semakin mendengus kesal dan memukul pelan bahu pria di sebelahnya itu. "Haha kenapa kau memukulku? Kau berkencan secara diam-diam? Haruskah aku memberitahunya?"
"Anniyo! Enak saja! Aku tidak butuh izin untuk berkencan! Aku sudah besar!" omel Lisa yang kemudian menekan tombol berhenti di dinding bus untuk memberitahu si supir kalau ia akan turun di halte terdekat. Jiyong melirik keluar kemudian hanya terkekeh dan bangkit untuk membangunkan Seunghyun. Mereka sudah sampai di tempat tujuan mereka.
Lisa masih terus memakai nada sinisnya sampai mereka turun dari bus dan gadis itu tiba-tiba menghentikan langkahnya serta bersembunyi di belakang Jiyong dan Seunghyun.
"Ada apa?" tanya Seunghyun merasa aneh karena Lisa yang sebelumnya terlihat kesal pada Jiyong tiba-tiba menciut dan bersembunyi di belakangnya.
"Ahjussi itu," ucap Lisa sembari menunjuk seorang pria yang berdiri memunggungi mereka, pria dengan sebuah setelan jas yang tidak terlihat luar biasa mewah. Hanya setelan jas hitam biasa. "Sudah beberapa hari ini dia terus mengikutiku, dia ada dimana-dimana, dia juga mengambil fotoku secara diam-diam," bisik Lisa.
"Bukankah dia reporter Kim?" tanya Jiyong setelah si pria yang mereka bicarakan berbalik. Pria dengan setelan jas itu terlihat sedikit terkejut karena ada tiga orang yang memperhatikannya dari jauh— atau ia merasa terkejut karena baru saja tertangkap basah.
"Hm... mungkin dia datang kesini untuk mencari berita tentang Gummy noona dan Jo Jungsuk?" ucap Seunghyun yang kemudian menggandeng Lisa untuk segera berjalan masuk ke dalam gedung apartement yang hanya beberapa langkah dari halte.
Seperti tiga bersaudara dengan Lisa sebagai si bungsu, ketiga bocah itu berjalan masuk ke dalam gedung apartement. Seunghyun sebagai si sulung menggandeng lengan si bungsu, memastikan kalau tidak akan terjadi apapun pada si bungsu. Sementara Jiyong si anak tengah yang penasaran masih diam-diam memperhatikan orang yang mereka sebut sebagai reporter Kim.
"Jungsuk oppa tidak mengencani siapapun! Tahu?!" bentak Lisa begitu mereka melewati reporter Kim tersebut. Bentakannya membuat Seunghyun dan Jiyong lantas menghentikan langkahnya serta merutuk dalam hati— bisa-bisanya bocah kecil itu membuat masalah dengan pria dewasa, pikir keduanya.
"Astaga ahjussi, maafkan temanku ini, dia fans berat Jungsuk sunbaenim," ucap Seunghyun buru-buru. "Dia sedang kesal-"
"Apa kau putrinya Gummy?" tanya reporter itu, mengejutkan ketiga bocah di depannya. Pertanyaannya sangat tiba-tiba dan tidak terduga.
"Haha ahjussi, apa kau tidak salah?" tanya Jiyong yang lebih dulu sadar dari rasa kagetnya. "Kalau semua anak yang tinggal di gedung itu adalah anak Gummy, berarti kami juga putra Gummy? Mana mungkin Gummy punya anak seusia temanku ini? Kecuali dia melahirkan saat masih berumur 16 tahun. Dia adalah gadis yang tinggal di dekat rumah Gummy, hanya tetangga yang mungkin terlihat mengobrol di depan gedung apartement, kau salah ahjussi," jelas Jiyong namun itu bukan hanya menjawab pertanyaan si pria bersetelan jas. Ucapannya itu juga menyakiti perasaan gadis di sebelahnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBUT
FanfictionJalan itu membentang panjang, penuh batu, penuh duri, penuh genangan air mata, keringat, darah dan nanah. Begitu selesai melewati jalan mengerikan itu, akan ada gerbang dengan papan nama bertuliskan "Debut" di atasnya. Pintu gerbangnya terbuka, namu...