***
Seungri melangkah masuk kedalam rumah Lisa, menyapa seakan tidak terjadi apapun. Walaupun perasaannya kalut. Seungri tidak menganggap Jiyong sebagai saingan sebelumnya, namun apa yang ia dengar di telpon tadi membuatnya khawatir.
"Padahal aku sudah melarangmu datang," komentar Lisa setelah Seungri masuk dan menyapa Jiyong di sofa. Lisa tengah berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"Kenapa? Kau ingin menghabiskan waktu berdua dengan Jiyong hyung? Dimana dia sekarang?" tanya Seungri, sembari melangkah masuk ke dalam rumah Lisa. Pria itu melihat sebuah slip on pria, namun ia ragu kalo sepatu itu milik Jiyong, pasalnya Lisa sering membeli sepatu dan pakaian untuk pria– untuk pekerjaannya. Ah bukan, Seungri bukan meragukan pemilik slip on itu, Seungri justru berharap itu bukan milik Jiyong.
"Kenapa kau mencariku?" tanya Jiyong sembari bangkit dari duduknya, kemudian menjawab sebuah panggilan dari Taehee. "Tunggu sebentar," ucapnya yang kemudian berjalan ke dapur, untuk bicara pada Taehee tanpa di dengar Seungri.
"Kenapa kau kesini?" tanya Lisa yang kini menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. "Aku sudah mengantuk,"
"Kenapa Jiyong hyung disini?" tanya Seungri, ikut duduk di sebelah Lisa dan hendak bersandar pada Lisa. Namun Lisa bergegas menghindarinya, lengannya terluka.
"Dia baru saja membantuku," jawab Lisa yang kemudian pindah ke sofa single di sebelah, membiarkan Seungri berbaring di sofa panjangnya. "Tadi aku menabrak pohon," cerita Lisa sembari menunjukan lengannya yang memar akibat logo mobilnya yang keras pada air bag.
"Aku akan menemui Taehee, sepertinya kita dapat masalah," ucap Jiyong sebelum Seungri sempat menunjukan keterkejutannya. "Kau ikut bersamaku," ajak Jiyong sembari menepuk bahu Seungri, mengambil jaketnya dan mengajak Seungri keluar.
Seharusnya Seungri kesal karena Jiyong terlihat seperti saingannya sekarang, namun ia tidak bisa membantah nada diktaktor milik Jiyong. Seperti seorang raja hipnotis, Jiyong selalu berhasil membuat orang lain menurutinya.
"Ada apa?" tanya Lisa, ikut mengantar Jiyong dan Seungri ke pintu.
"Kau tidak membawa rokokmu hyung?" tanya Seungri, ketika tanpa sadar ia melihat rokok Jiyong masih ada di meja. Rokok yang tertinggal itu membuat Jiyong terlihat seperti seseorang yang akan kembali kesana.
"Ah ku ambilkan sebentar," jawab Lisa yang langsung buru-buru mengambilkan rokok itu dan memberikannya pada Jiyong. "Ini, tapi apa yang terjadi? Kenapa kalian harus pergi bersama?"
"Ya, kenapa aku harus ikut? Aku ingin menjaga Lisa, dia baru saja kecelakaan, dia pasti-"
"Seorang fans melihat dan mengunggah foto kita di rumah sakit tadi," ucap Jiyong membuat Lisa kemudian membulatkan matanya. Baru saja Lisa mendapatkan kembali perasaannya, namun ucapan Jiyong barusan membuat Lisa merasa harus mengubur kembali perasaan itu. "Aku akan mengurus masalah ini, tapi ini sedikit sulit karena kita tidak hanya berurusan dengan reporter. Kalau kau tetap disini, dan ada yang melihatmu, masalahnya akan semakin besar. Tetaplah di rumah, aku akan menghubungimu nanti," ucap Jiyong, sembari menepuk pelan bahu Lisa kemudian membawa Seungri keluar dari sana.
Sebelumnya kepala Jiyong penuh dengan pikiran-pikiran mengenai perasaan Seungri. Namun sayangnya, masalah yang lebih besar justru datang di waktu yang bersamaan.
"Aku tahu kau menyukai Lisa, dan kau khawatir aku akan merebutnya darimu. Tapi untuk saat ini, baik kau atau aku, kita tidak bisa menyeretnya ke neraka," ucap Jiyong, sembari melangkah menuruni tangga, menuju mobil masing-masing di depan toko Lisa itu. "Besok pagi, begitu para fans mendapatkan identitasnya, ia akan tinggal di neraka,"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBUT
FanfictionJalan itu membentang panjang, penuh batu, penuh duri, penuh genangan air mata, keringat, darah dan nanah. Begitu selesai melewati jalan mengerikan itu, akan ada gerbang dengan papan nama bertuliskan "Debut" di atasnya. Pintu gerbangnya terbuka, namu...