Epilog

3.7K 321 35
                                    

***

Ternyata, Lisa menghabiskan lebih banyak waktu di New York. Bersama Desainer Hyein Seo, Lisa andil serta dalam New York Fashion Week 2016, 2017, 2018 dan ini kali keempat ia membantu Hyein Seo dalam peragaan busana itu. Kalau di tahun-tahun sebelumnya Lisa hanya menjadi salah satu anggota tim kreatif dan model Hyein Seo, di tahun 2019 ini Lisa naik jabatan menjadi asisten utama Hyein Seo. Tahun ini Lisa membantu Desainer Hyein Seo hampir di seluruh pakaian yang akan di peragakan.

Selama tiga tahun Lisa hanya membuat satu pakaian dan memakainya sendiri di catwalk New York Fashion Week– tentunya di bawah merk Hyein Seo. Namun tahun ini, walaupun masih dibawah merk Hyein Seo dan ia tidak akan berjalan di catwalk sebagai model, Lisa akan melihat empat pakaian rancangannya di peragakan di atas catwalk.

Ada banyak bintang yang datang ke acara peragaan busana itu, beberapa bintang dari Korea pun tidak pernah absen, bahkan Simon yang sebelumnya tidak pernah muncul hari itu datang khusus untuk melihat empat pakaian rancangan Lisa.

"Kekasihmu tidak datang?" tanya Simon, ia menemui Lisa 20 menit sebelum acara di mulai. "Aku bertemu banyak idol di pesawat, bahkan bertemu dengan Hani dan Hyerin tapi tidak melihat Jiyong,"

"Dia baru selesai wamil dua hari lalu. Mungkin marah karena aku tidak bisa datang menjemputnya. Dia sangat pemarah, walaupun tidak akan memukul seperti seseorang yang ku kenal," sindir Lisa dan Simon hanya menaikan bahunya tidak peduli. Untuk apa dia peduli pada hubungan asmara gadis di hadapannya itu? Simon hanya terlalu baik hingga tidak tega untuk tidak datang setelah di undang. "Aaa... Aku gugup, bagaimana ini? Bagaimana kalau rancanganku ternyata jelek?"

"Kembali saja ke Seoul dan mengurus toko pakaian seperti sebelumnya," jawab acuh Simon, sama sekali tidak membuat Lisa menjadi lebih tenang. "Eommamu tidak datang?"

"Tidak, adikku sakit, jatuh dari tangga di depan rumah, jadi eomma dan appa tidak bisa datang,"

"Setelah hari ini kau akan kembali ke Seoul? Kekasihmu marah dan adikmu sakit, kau tidak akan tetap disini kan?"

"Aku ingin pulang, bisakah kau mencarikanku tiket untuk pulang?" tanya Lisa namun seorang pria asli New York menginterupsi Simon, mengatakan kalau kekasih Lisa datang.

"Kekasih yang mana?" celetuk Simon sementara Lisa masih terkejut karena melihat Jiyong datang bersama Seunghyun dan Hyorin. Yongbae, Daesung dan Seungri masih sibuk berjuang di camp militer mereka.

"Ya! Kau punya kekasih lain disini? Augh! Dasar gadis jahat, aku berjuang untuk tetap hidup di camp militer dan kau asik berkencan disini?" komentar Jiyong, membuat Simon berbalik kemudian terkekeh.

"Ups... Apa aku membocorkan rahasiamu?"

"Huaaa... Ku pikir kau tidak akan datang... Oppa tidak menjawab panggilanku sejak kemarin," ucap Lisa, tidak peduli dengan celoteh Jiyong dan Simon. Tanpa aba-aba gadis itu memeluk Jiyong dengan sangat erat.

"Kemarin aku sedang marah padamu," jawab Jiyong, terkekeh melihat wajah senang Lisa dan membalas pelukan gadis itu. Sudah lama mereka tidak bertemu dan Jiyong tidak pernah menduga kalau reaksi Lisa akan sesenang itu. Di saat melihat Jiyong datang tadi, cahaya di mata gadis itu terlihat seperti kembang api yang indah. Jiyong menyukainya.

"Maafkan aku," ucap Lisa, masih belum mau melepaskan pelukannya pada Jiyong.

"Tidak apa," celetuk Seunghyun. "Sebenarnya kami sudah di sini sejak kemarin sore tapi dia justru tidur di hotel sampai 10 menit lalu,"

"Hampir 10 jam," tambah Hyorin membuat Lisa lantas melepaskan pelukannya dari Jiyong.

"Oppa sudah disini dan tidak segera menemuiku? Jahat," keluh Lisa sembari mendorong Jiyong menjauh dengan bibir mengerucut karena kesal.

"Sudah ku bilang, aku sedang marah kemarin," jawab Jiyong terdengar acuh, yang lantas membuat Lisa tertawa dan memeluk Jiyong lagi.

"Hehe kalau begitu tidak apa-apa... Maafkan aku karena tidak bisa datang menjemputmu, ya?" bujuk Lisa sementara Seunghyun, Hyorin dan Simon hanya memutar bola mata mereka untuk melihat ke tempat lain, malas melihat pasangan kekasih itu.

"Itu tidak gratis nona,"

"Disini? Malu-"

"Apa yang kau pikirkan? Ciuman?"

"Bukan itu? Biasanya itu, lalu bagaimana aku harus membayarnya kalau bukan dengan ciuman?"

"Augh... Kau pikir aku pria murahan? Kali ini aku tidak mau dibayar dengan ciuman,"

"Lalu apa?" tanya Lisa dan Jiyong mengeluarkan sebuah amplop dari saku jasnya. "Apa ini? Tiket pesawat? Oppa ingin aku pulang bersamamu? Kalau begitu Simon oppa tidak perlu- oh! Apa itu?! Awas!" seru Lisa ketika ia mengeluarkan selembar tiket pesawat dari amplop pemberian Jiyong dan menjatuhkan sebuah cincin ke lantai. Cincin itu jatuh di dekat kaki Jiyong dan Lisa buru-buru berjongkok untuk mengambilnya. Bahkan Jiyong tidak tahu kalau ia hampir menginjak cincin itu, namun Lisa sangat cepat dan lebih dulu mengambil cincin itu.

"Yang barusan ini lamaran?" tanya Hyorin dan Lisa hanya mengangkat bahunya. Lisa sudah memakai sendiri cincin itu sembari bergerak bangun. "Ya! Kwon Jiyong! Kenapa kau tidak memberitahuku?! Ini sama sekali tidak romantis!" omel Hyorin sementara si penerima cincin sedang memamerkan cincinnya pada Simon.

"Bagus kan?" ucap Lisa sembari menunjukan cincin di jarinya pada Simon. "Dulu oppa hanya memberiku tutup botol,"

"Tidak perlu romantis, toh dia tidak akan menolak, iya kan?" ucap Jiyong yang kemudian merangkul Lisa. Membuat Lisa kembali fokus padanya. "Kau suka?"

"Suka, tapi kau siapa oppa?" tanya Lisa masih dengan senyum senangnya. "Jiyong oppa tidak pernah gugup, tapi kau terlihat sangat gugup sekarang. Kakimu gemetar. Siapa kau? Apa kau takut aku menolakmu?"

"T- tidak- aku tidak gugup," jawab Jiyong sementara tiga orang di depannya– Hyorin, Simon dan Seunghyun hanya tertawa karena baru saja menyadari rasa gugup Jiyong. Rasa gugup itu tidak akan kentara kalau Lisa tidak mengambil cincinnya di depan kaki Jiyong. "Kau akan menolakku?"

"Beri aku waktu untuk berfikir,"

"Berapa lama?"

"Dua detik. Satu. Dua. Baiklah, ayo menikah,"

"Ayo menikah," jawab Jiyong yang kemudian menarik kerah bajunya sendiri, berlaga keren di depan Hyorin. "Lihat kan noona? Dia tidak menolak, tidak ada yang sanggup menolak Kwon Jiyong,"

***

DEBUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang