***
Di dalam ruangan seorang manager– yang biasanya di tempati sepupu Seungri– Lisa terus merutuki Joonyoung. Jiyong duduk di sofa, hanya berpura-pura mendengarkan sementara Seungri berharap Lisa tidak akan menyalahkannya. Siang tadi Seungri mengajak Lisa ke restorannya, dan saat itu ia sama sekali tidak menduga kalau Joonyoung akan datang bersama teman wanitanya. Baru saja Seungri menelpon Jiyong untuk meminta saran, tapi Lisa ternyata sudah terlanjur datang dan melihat Joonyoung.
Dua bulan lalu, Lisa pergi ke Jeju untuk mengunjungi rumah orangtua Joonyoung. Semuanya berjalan dengan sangat lancar sampai Lisa mengetahui kalau kontak yang Joonyoung namai dengan kata 'Manager Park' adalah manager palsu. Minggu lalu Lisa mengakhiri hubungannya dengan Joonyoung, karena pria itu ketahuan berselingkuh. Lisa menangis selama satu minggu penuh di sebuah kamar hotel kemudian kembali ke Seoul dengan perasaan yang sudah tertata rapi. Namun hari ini, perasaannya kembali hancur.
Pantas saja kemarin Park Shinhye tiba-tiba saja datang menemuinya. Pantas saja kemarin Park Shinhye mengajaknya makan malam bersama. Pantas saja kemarin Park Shinhye menyebut nama Joonyoung dan membuatnya sangat kesal. Kini Lisa tahu alasan sebenarnya ia tidak bisa bekerja sama dalam drama baru Park Shinhye itu.
"Lisa masih sangat mengerikan kalau marah," bisik Seungri pada Jiyong yang hanya memejamkan matanya. Mendengarkan Lisa memaki seakan tengah mendengarkan sebuah musik. "Hyung, kau yang mengantarnya pulang ya setelah ini? Dia mengerikan-"
"Ya! Lee Seung! Lain kali masukan kotoran anjing ke makanannya kalau dia berani datang lagi kesini!" bentak Lisa menghentikan bisikan Seungri. "Argh! Menyebalkan! Sialan! Sialan! Sialan!" marah Lisa sembari menghentak-hentakan kakinya ke lantai.
"Ambilkan beer," suruh Jiyong pada Seungri. Membuat Seungri lantas menatap si pria yang masih memejamkan matanyanya.
"Kau masih mau minum lagi hyung? Kau sudah tidak pusing lagi? Setelah kemarin malam-"
"Untuknya, bukan untukku," potong Jiyong masih tetap memejamkan matanya. Melihat Lisa berjalan kesana kemari sembari memaki membuat Jiyong semakin mual.
"Oppa, apa aku akan terlihat menyedihkan kalau menangis sekarang?" bisik Lisa setelah melihat Seungri keluar dari ruang kerja manager restoran itu. "Aku tidak ingin terlihat menyedihkan didepan Lee Seung, dia mungkin akan salah paham,"
"Ku antar pulang sekarang?" tanya Jiyong yang kemudian membuka matanya dan merubah posisi duduknya.
"Bisakah?"
"Bawa sendiri tasmu," suruh Jiyong. Pria itu bangkit dari sofa kemudian mendahului Lisa untuk keluar dari ruang kerja itu. Joonyoung sudah tidak ada di restoran ramen itu, tentu saja karena Lisa sudah menghabiskan waktu selama 70 menit di dalam ruang manager tadi. Gadis itu memaki dan merutuki Joonyoung selama 70 menit.
"Seungri-ya," panggil Jiyong sebelum Seungri menghilang ke balik pintu dapur. "Kita dapat masalah. Seseorang merekam keributan tadi. Pergilah ke agensi lebih dulu, kita urus seperti biasanya. Aku akan mengantarnya sebentar kemudian menyusulmu,"
"Secepat ini?" tanya Seungri yang langsung berbalik menghampiri Jiyong kemudian mengecek handphonenya. "Aku belum mendapat panggilan- dan aku mendapatkannya sekarang," lanjutnya setelah di layar handphonenya muncul nama seorang reporter.
"Kita bertemu di agensi satu jam lagi," ucap Jiyong yang kemudian menepuk pelan bahu Seungri sembari melanjutkan langkahnya untuk keluar dari restoran itu.
Tidak seperti sebelum-sebelumnya, kali ini Jiyong membukakan pintu mobil untuk Lisa kemudian melangkah kembali ke tempatnya di balik kemudi. Pria itu melajukan mobil Lisa di jalanan yang ramai tanpa mengatakan apapun. Berpura-pura tidak tahu kalau Lisa sudah mulai terisak. Bagaimana bisa Lisa baik-baik saja? Pria yang di kencaninya selama lima tahun ternyata memiliki kekasih lain selain dirinya. Bagaimana bisa Lisa baik-baik saja? Ketika gadis yang sebenarnya adalah 'orang ketiga' berlaga seperti Lisa lah yang merebut Joonyoung darinya.
Lima menit mobil itu melaju dan Lisa sudah menyelesaikan tangisannya. Gadis itu mengambil tissue di sebelahnya kemudian merogoh cermin kecil dari tasnya. Ia harus menghapus air matanya tanpa merusak riasannya.
"Oppa, putar arah," pinta Lisa sembari memastikan maskaranya tidak berantakan karena air matanya. Memastikan tidak ada maskara yang luntur dan menghitamkan bagian bawah dari matanya.
"Kau tidak ingin pulang?" tanya Jiyong, yang mengira kalau Lisa tinggal bersama orangtuanya.
"Aku tidak tinggal dengan eommaku, aku tinggal sendiri sekarang," jawab Lisa yang akhirnya selesai dengan riasannya. Sementara Jiyong? Hanya memainkan perannya sebagai supir. "Oppa, apa aku membuatmu terkena masalah?"
"Tidak. Hanya ada seorang reporter yang kebetulan melihatmu di restoran tadi. Dia menghubungiku dan menjual beritanya padaku. Hampir setiap minggu ada masalah yang seperti ini, tidak perlu khawatir, Seungri akan mengatasinya. Kenapa kau tidak tinggal bersama eommamu?" tanya Jiyong setelah ia mengganti arah mobil itu.
"Aku mengidolakan Jo Jungsuk," jawab Lisa yang kemudian menoleh pada Jiyong. "Bagaimana kalau aku tidak tahan kemudian menggodanya? Seperti yang ada di cerita-cerita? Hubungan anak tiri dengan ayah tirinya yang masih muda? Sekarang aku tinggal di lantai dua tokoku, di sebrang milikmu," lanjutnya yang sekarang menunjuk sebuah toko berpapan nama "Peaceminusone"
"Tidak jauh dari restoran Seungri," komentar Jiyong dan Lisa menganggukan kepalanya.
"Tapi jauh dari rumah orangtuaku, jadi Joonyoung mungkin berfikir aku tidak akan kesini. Aku belum memberitahunya kalau aku akan bekerja di YG dan tinggal di lingkungan ini. Aku ingin memberinya kejutan tapi justru aku yang terkejut, sialan,"
Sekarang Jiyong memarkir mobil Lisa di sebelah toko bernama "Drug Restaurant". Jauh dari perkiraan Jiyong, toko itu ternyata menjual berbagai pakaian pria.
"Masuklah dulu oppa," tawar Lisa. Tanpa menunggu Jiyong membukakan pintu untuknya, gadis itu sudah lebih dulu keluar dari mobilnya.
Lisa mengajak Jiyong masuk melalui sebuah tangga di samping bangunannya. Tangga itu membawa mereka kesebuah pintu dan Lisa menyebut pintu itu sebagai pintu utama rumahnya.
"Sebenarnya pintu utamanya di toko, tapi masih ada beberapa karyawan disana. Jadi anggap saja ini pintu utamanya," ucap Lisa yang kemudian mengajak Jiyong masuk ke rumahnya.
Bangunan itu hanya terdiri dari dua lantai, lantai pertama untuk toko pakaian, ruang istirahat pegawai dan gudang di bagian belakangnya. Sedangkan di lantai dua adalah rumah dan ruang kerja Lisa. Untuk saat ini, karena ia harus bekerja di YG, Lisa lebih banyak menjual pakaian rancangan orang lain. Hanya ada beberapa pakaian yang ia rancang sendiri di tokonya– karena Lisa tidak punya waktu untuk membuat rancangan baru. Dan karena itu Lisa menyebut bisnisnya sebagai toko pakaian, bukan butik.
"Taruh sepatu pria di depan pintumu," suruh Jiyong sembari melangkah masuk lebih dalam, tidak ada banyak barang di rumah Lisa namun masih ada beberapa kotak biru di sudut rumahnya. Gadis itu belum selesai membereskan barang-barangnya.
"Tolong tinggalkan sepatumu disini oppa," balas Lisa yang tidak ingin repot-repot mencari sepatu lain. Gadis itu berjalan ke dapur, mengambil sebotol beer dan sebotol jus jeruk. "Bisakah oppa tetap disini? Tapi satu jam lagi oppa harus-"
"Baiklah, aku akan tetap disini sampai Seungri mencariku," potong Jiyong, ia meraih botol jus di tangan Lisa kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas sofa merah muda milik Lisa.
"Terimakasih," ucap Lisa, ia pun ikut menjatuhkan tubuhnya di sebelah Jiyong kemudian meminum beernya. "Oppa, kau mengencani seseorang sekarang?"
"Hm..."
"Siapa?"
"Akan ku cari setelah pulang dari sini,"
"Huh?"
"Untuk apa aku memberitahumu siapa yang ku kencani?"
"Aku hanya ingin tahu," jawab Lisa dengan bibir mengerucut kesal. "Kau tahu? Sepertinya aku sudah terikat padamu. Karena sejak dulu oppa selalu menolakku, setiap kali hubunganku tidak berjalan lancar, aku selalu berfikir bagaimana rasanya kalau aku berkencan denganmu? Apa hubunganku akan berjalan lancar atau justru sebaliknya? Tapi kenapa kau selalu menolakku?"
"Kapan kau akan dewasa?"
"Hhhh... Aku sudah dewasa, hanya oppa yang menganggapku anak-anak,"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBUT
FanfictionJalan itu membentang panjang, penuh batu, penuh duri, penuh genangan air mata, keringat, darah dan nanah. Begitu selesai melewati jalan mengerikan itu, akan ada gerbang dengan papan nama bertuliskan "Debut" di atasnya. Pintu gerbangnya terbuka, namu...