***
Beralasan ingin merokok lebih dulu, Jiyong mengajak Yongbae keluar melalui pintu depan. Ia ingin mengecek lebih dulu keadaan Lisa sebelum benar-benar pulang. Dan benar saja, Lisa ada di depan kelab malam itu. Gadis itu masih memakai pakaiannya siang tadi, gaun sebatas lututnya, berdiri di sebelah mobilnya, di depan kelab malam sembari menunggu seseorang menjawab panggilannya.
"Lisa-ya!" panggil Yongbae yang langsung menghampiri Lisa begitu melihat gadis itu kebingungan. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Yongbae sementara Jiyong berjalan mengekorinya.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Jiyong begitu Lisa menatapnya. Sudut bibir gadis itu terluka, sebuah plester bergambar star wars juga menempel di dahi gadis itu. "Ada dengan wajahmu?"
"Oh oppa... Kalian baru dari dalam sana?" tanya Lisa sembari melirik pintu masuk kelab malam itu dan kedua pria itu mengiyakan pertanyaannya. "Apa kebetulan kalian melihat Simon Dominic di dalam sana?"
"Ya, dia ada di dalam. Kau mencarinya?" jawab Yongbae sementara Jiyong masih menyulut rokoknya.
"Ne... Tapi aku tidak berani masuk. Apa dia terlihat marah?" tanya Lisa sembari mengigit bibir bagian bawahnya. "Dia pasti sangat marah,"
"Ingin ku temani masuk?" tawar Jiyong dan Lisa menggelengkan kepalanya.
"Dia akan memukulku kalau aku masuk," jawab Lisa membuat Jiyong dan Yongbae bertukar tatap. "Oh! Astaga! Dia datang," seru panik Lisa sampai gadis itu tidak dapat menemukan kunci mobilnya di dalam tasnya. Gadis itu bahkan sampai menjatuhkan handphonenya saking paniknya.
"Ya! Lalisa Park!" seru Simon membuat Lisa langsung menghentikan gerakannya.
"Apa yang-"
"Oppa! Aku janji tidak akan mengulanginya... Sungguh, jangan marah," ucap Lisa memotong suara Jiyong. Gadis itu bergerak memeluk lengan Simon dengan wajah memelasnya, membuat Jiyong merasa sedikit sesak.
"Kau benar-benar masalah Lisa," gerutu Simon yang menarik tangannya dari pegangan Lisa. "Kunci mobilmu?" pinta Simon dan Lisa langsung memberikan kunci mobilnya pada Simon.
"Maafkan aku," pinta Lisa sementara Simon menoleh Jiyong dan Yongbae. Jiyong dan Yongbae pasti mengira dia yang menyakiti Lisa, pikir Simon. "Ah! Kenalkan, ini Yongbae dan Jiyong oppa, temanku. Kemudian ini Simon dan Gray oppa, temanku juga," ucap Lisa yang kemudian mengenalkan empat pria yang tentunya sudah saling kenal itu.
Pertemuan malam itu berakhir dengan Lisa yang pulang bersama Simon, sementara Gray, Yongbae dan Jiyong pulang dengan mobil masing-masing. Jiyong punya banyak sekali pertanyaan di kepalanya, namun tidak bisa menghubungi Lisa dan bertanya padanya. Selain karena Jiyong tidak memiliki nomor telpon gadis itu, Jiyong juga tidak punya alasan untuk khawatir.
"Mari kita perjelas semuanya Kwon Jiyong," ucap Jiyong sembari menginjak pedal gas di dalam mobilnya. "Kau tidak boleh menyukai Lisa. Pertama karena dulu kau sudah belasan kali menolaknya. Kedua karena kau pernah menghancurkan mimpinya. Ketiga karena adikmu menyukainya. Dan keempat karena gadis itu sudah berkencan dengan pria lain. Selama ini kau bisa menolaknya, jadi sekarang ini bukan masalah. Kencani saja gadis lain agar kau tidak memikirkannya lagi. Ya. Kencani saja gadis lain," oceh Jiyong selama perjalanan menuju rumahnya.
Dan lagi kebetulan yang luar biasa, kebetulan yang membuat Jiyong benar-benar kesal– Seungri menelponnya. Seungri menelpon Jiyong, dan bertanya apakah mereka bisa bertemu malam itu. Jiyong tidak ingin menghindari Seungri, bagaimana pun Seungri adik segrupnya.
Belum sampai lima menit Jiyong tiba di rumahnya, di Galleria Foret, bel pintunya sudah berbunyi. Pasti Seungri pikir Jiyong, jadi pria itu hanya membukakan kunci pintunya melalui interkom tanpa menyambut tamunya di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEBUT
FanfictionJalan itu membentang panjang, penuh batu, penuh duri, penuh genangan air mata, keringat, darah dan nanah. Begitu selesai melewati jalan mengerikan itu, akan ada gerbang dengan papan nama bertuliskan "Debut" di atasnya. Pintu gerbangnya terbuka, namu...