30. Rita

106 14 0
                                    


Aku sudah simpan nomerku di ponselmu, nomermu juga sudah kusimpan di ponselku. aku berangkat kerja. Semoga kamu cepat sembuh. Aku yang menyayangimu.
Hikari.

Begitu pesan yang Hika tinggalkan pada selembar kertas yang ia taruh di bawah ponselku kemarin pagi. Ia bahkan menuliskan namanya sebagai kanojo (pacar perempuan) pada ponselku. Wanita aneh itu makin menjadi anehnya. apa yang dia cari dariku? dari umur saja beda 8 tahun, dari sudut ekonomi jelas beda, seperti langit dan bumi. Sambil bersandar di sudut loker aku membaca pesan watsapp darinya.
"Jangan terlambat minum obat ya sayang, love you", lengkap dengan gambar hati.
Segera ku ubah namanya pada daftar kontak sesuai nama aslinya.

Hari ini aku memang sengaja bertukar shift dengan Aditya. Menurut info yang aku dapat kemarin, dari Yudi bahwa jumlah pengunjung yang sudah memiliki tiket sore ini relatif lebih sedikit dibanding sesi pagi. Setidaknya bisa menjaga kesehatanku yang sedang dalam masa pemulihan.

Sudah cukup lama aku tidak tetawa-tawa seperti ini bersama shift sore. Sambil makan kami bersendagurau saling menertawakan kebodohan masing-masing.

Iringan music dari Gus Teja yang berjudul morning happiness mengalun merdu dari pemutar mp3 di kafetaria. Meski waktu pemutaran lagu itu dilakukan tak sesuai dengan judul lagunya tapi kami hanya berharap semoga kebahagiaan itu tetap ada meski kini sudah menjelang maghrib.

"Kabar anak baru itu gimana Kew? gue denger kabar lo jadi mentornya?", tanya Ilham disela obrolan kami.

"Kemampuannya sih lumayan, tapi saat ini dimentori Tya dulu.. gue rehat sebentar", jawabku setelah menelan makanan yang tadi sedang kulembutkan dengan gigi.

"Gue pernah lihat sih.. anaknya lumayan cantik.. tapi kok mukanya kayak orang sakit ya? pucat gituh", tanya Frans.

"Lu tuh ye... pengen banget deket ama dia atau lo memang sudah ada rasa sama dia? sampe segitunya", tanya Rita mulai Kepo pada frans.

"Percuma juga kalo lu kepo, itu anak udah jatuh cinta ama orang lain. anak kantor ini juga", kata Aji yang sudah 3 hari ini ikut bertukar shift.

Suara getaran merambat di atas meja berbahan pollywood walau tanpa melantunkan suara tapi semua orang yakin jika itu adalah getaran yang berasal dari ponsel.

"Hp siapa tuh bergetar-getar cinta", tanya Ilham setelah ia melihat kondisi ponselnya yang juga terbujur kaku tak jauh dari piring bekas makannya.

Pertanyaannya bagai sebuah instruksi kepada rekan semeja makan untuk melihat ponselnya masing-masing tak terkecuali pada meja di sekitar kami. Aku tak peduli dengan hal itu dan tetap sibuk menyantap makananku.

"Wah Akew udah punya pacar", teriak Frans yang membuatku menjamah ponsel hitam dengan layar yang menyala terang. Keributan terjadi saat itu. Mereka menyalahkan aku yang sok asik sendiri sehingga gak sadar jika yang berbunyi itu adalah HPku.

Pada layar ponselku tertulis nama "hika". Aku hanya menempelkan jari telunjuk ke depan mulut meminta mereka diam sesaat.

"Iya.. ada apa?", tanyaku memulai percakapan telepon setelah suasana di sekitarku mulai hening.

"okee.. ini lagi istirahat makan... iya nanti abis ini minum obat... oke makasih.. wa'alaikumsalam", kataku menutup telepon.

"sok tau lo Frans, mana ada teleponan sama pacar tapi bahasanya gak pake romantis", ujar Rita sambil memukul lengan temannya.

"Lah tadi itu tulisannya AKU CINTA KAMU pakai huruf gede semua. lo cemburu ya? ada yang patah hati nih yee?", jawab frans menggoda Rita yang memang sudah aku tahu jika dia memendam rasa padaku.

"iihhh kok jadi gue sih? lo tuh yang kasian... mau deketin anak baru tapi gak taunya udah keduluan orang hahaha", Rita mencoba menutupi gundahnya.
Wajahnya sedikit memerah karena malu.

Aku jadi ingat saat bu Astri memanggilku dalam sesi assesment. Saat itu Bu Astri keceplosan berbicara tentang kegalauan Rita selama beberapa hari pada saat itu. Rita memang kehilangan fokusnya dan saat dikonfirmasi ternyata jawabannya sangat di luar nalar.

Dia menjelaskan bahwa dia sedang tumbuh rasa suka kepadaku.  Meski begitu Bu Astri sudah menjelaskan kepada Rita bahwa aku punya penyimpangan orientasi seks dengan menyukai wanita yang lebih tua. Meski begitu ia tetap berkata, "saya gak akan menyerah bu".

Aku tak bisa menahan tawa saat Bu Astri berasumsi seperti itu. Meski mengada-ada tapi seharusnya bisa membuat Rita mundur perlahan tapi nyatanya malah tidak.

"Jangan memaksakan hati untuk mencintai siapa, karena dia akan berlabuh pada orang yang dia anggap nyaman.. jadi biarkan saja dia dengan perjuangannya dan saya akan pura-pura tak tahu", jawabku saat itu.

Bu Astri berpesan agar tak berbuat yang aneh pada Rita sehingga mengganggu dinamika di departemen kami.

"Sebelum Bu Astri menyampaikan ini, hampir semua teman sudah bilang ke saya dan saya juga sudah faham kok tapi saya hanya menganggap dia rekan kerja saja dan gak mau ikutan pusing dengan situasi itu", jelasku lagi.

Bu Astri juga mengambil inisiatif untuk tidak menyatukan kami dalam satu shift agar tidak ada insiden yang berlebihan, apalagi setelah adanya aduan dari beberapa anak baru yang tidak aku mentori, bahwa mereka diancam oleh Rita untuk tidak mendekatiku.
Dalam hal ini Rita telah menandai aku sebagai miliknya.

Kini Rita mulai menunjukan jati dirinya lagi dalam hal menyukaiku. Meski begitu dia tak pernah berani mengungkapkan perasaannya secara langsung.

Baginya adalah hal yang tabu jika seorang wanita mengungkapkan rasa terlebih dahulu. Wanita itu cukup memberi signal saja dan menunggu si pria untuk bisa mendekatinya setelah itu dia akan sedikit menjual mahal sebelum akhirnya menerima dengan sepenuh hati.

Sayangnya dia memberi signal pada orang yang salah sehingga signal itu tak pernah terbalaskan.

"itu tadi dari nyokap", kataku dengan wajah serius padahal hanya bercanda saja.

Aji merespon jawabanku dengan berlebihan buktinya dia masih memberi tatapan heran. Hal itu sangat terlihat jelas di wajah Aji yang ia wujudkan dalam sebuah kalimat tanya.

"sejak kapan nyokap lo ngerti bahasa oke-okean?".

"Sejak hari ini lah", jawabku yang membuat mereka tertawa terpingkal.
------

Udah pagi ternyata😆😃

Saya pasang play list gus Teja aja deh.. morning happiness

tak semanis teh setengah manis (Rehat Dulu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang