36. Sakit

98 17 7
                                    

"Kenapa sih, kamu diam saja sejak di mobil tadi? aku salah apa? aku minta maaf, kak", ujar Hika  sambil berusaha menggenggam telapak tangan Abi. Tak terbiasa diperlakukan romantis di depan umum maka Abi menepis dengan halus genggaman itu.

"Tunggu!", cegahnya saat Abi akan meninggalkan ruang kafetaria. Abi tetap berusaha untuk menjauh darinya.

Hika tak menyerah dan terus mengejar sambil menyuruh berhenti. Luka pada kaki yang terkena pecahan gelas tadi pagi membuat Abi berjalan dengan kaki yang sedikit pincang, hal itu memudahkan sang gadis untuk dapat menyusul, bahkan dengan mudah dia pun dapat melingkarkan tangannya di lengan kiri Abi.

"chotto... chotto matte kudasai (tunggu, kumohon tunggu sebentar)", teriaknya.

Jeritnya seketika terhenti bukan karena inginnya tapi tubuh Hika tertabrak oleh seorang pria yang ternyata adalah seorang karyawan bagian operasional yang sedang berlari. Mereka sedang berkejar-kejaran bersama temannya.

Jatuhnya Hika bukan berarti membuat Abi aman dan bebas. Lengan Abi juga ikut tertarik ke belakang hingga membuatnya ikutan terjatuh.  Cara berjalan Abi yang sedikit pincang membuat ia sedikit kesulitan untuk mengendalikan tubuhnya. Ia pun terjatuh dan Tangannya nyeri seketika.

Abi bangkit dari keterpurukannya. Setelah dapat berdiri tegak segera ia sarangkan tinju pada orang yang menabraknya itu.  Jika bukan karena kaki Abi yang ditarik oleh Hika sementara badannya dipegang oleh seorang security yang kebetulan lewat mungkin tinju itu sudah menyentuh dengan lembut di wajah halus milik anak baru itu.

"Sudah kak... jangan", suara Hika penuh isak dengan posisi masih duduk di lantai.

Tinju yang hanya berjarak 10 centimeter dari wajah pria itu terhenti sejenak, sementara orang yang akan ia pukul itu sudah memejamkan mata seolah pasrah menerima balasan atas ulah kekanakannya itu.

"Ampun bang maaf, gue gak sengaja", katanya mengiba.

"ini kasusnya mau dipanjangin gak Kew?", tanya sang security itu yang memang sudah mengenal Abi.

"Udahlah dia itu cuma anak baru Kew, belum ngerti kalo gak boleh lari-lari di lorong kantor.. namanya juga anak baru lulus SMA.. masih norak gitu", katanya lagi sambil mencoba menenangkan.

Abi terdiam mendengar penjelasan yang sangat masuk akal itu. Bisa jadi memang anak yang ada di depannya itu hanya berasal dari golongan kaum Alay yang terlalu banyak makan ayam goreng bertepung.

Abi melepaskan bocah itu tanpa banyak bicara. Sebelum pergi, bocah itu mengucapkan kembali maafnya tapi hanya dianggap angin lalu saja.  Sang security juga meninggalkan lokasi kejadian perkara setelah bocah Alay itu sudah berlalu pergi.

Isak tangis Hika membuat Abi tersadar bahwa wanita itu masih terduduk di lantai. Abi mencoba membangunkan Hika dari posisinya.

"Kamu ada luka gak?", tanya Abi  sambil melihat telapak tangan sampai siku.

"Kenapa kamu perhatian kepadaku".

"baka (bodoh) gitu aja gak tau", jawab Abi tanpa sadar sambil memperhatikan tangan Hika yang satunya lagi.

Jawaban itu membuat seribu tanda tanya dan juga prasangka bagi Hika. Mungkinkah Abi melakukan itu karena Abi mencintainya?. Prasangka itu membuat pipi Hika bersemu merah karena malu.

"Honto?", tanyanya pelan.

"Hontoni??", tanyanya lagi memastikan.

"Apanya yang honto?", jawab Abi saat tersadar dan melihat cairan bening sedang menjuntai di pipi halus milik Hika.

"Apakah maksud ucapan kamu tadi kalau kamu ...".

"Aduuuhhhh Awwww", teriak Abi saat merasakan nyeri di pergelangan kaki kanan.

"Nanni (apa)?", tanyanya bingung.
Abi berjalan dengan satu kaki, sambil melompat. Mencari sebuah kursi kosong di dekat pintu masuk. Hikari bingung dengan sikap Abi itu. Segera dilepasnya sepatu dan juga kaos kaki hitam.

Abi terbengong sesaat ketika mata kakinya menjadi membesar karena pembengkakan. Hika terkejut dengan menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.
--------

Abi pov.

"Ahhh itu HP berisik banget sih", kataku sambil meraba-raba di sekitar kasur lantai.

"Halo siapa nih?", kataku dengan suara malas dan mata masih tertutup.

"Gue Yudi, mau tanya nih si Hikari ada bareng lo gak?", tanyanya.

"Haduhh boss, gue aja masih tidur nih.. semaleman kaki gue nyut-nyutan, emangnya kenapa dengan dia?", jawabku.

"Dia gak masuk hari ini.. ngakunya sih sakit.. gue kirain itu cuma akal-akalan dia doang biar bisa jalan bareng sama lo berduaan", jelasnya.

"lo pengen banget diajak ya?", kataku.

"suee lo, malah jadi gue yang kena", jawabnya sambil tertawa.

"Ya udah.. nanti sore gue datang ke rumahnya lengkap beserta laporan yang lo mau", kataku mengakhiri percakapan di telepon kemudian melanjutkan tidur.

-----

Cuma segini aja... sedikit sih tapi ini juga mencuri curi sambil mendengar kajian dhuha😊

Selamat melaksanakan ibadah puasa ramadhan bagi yang wajib melaksanakannya. Semoga romadhan kali ini lebih bermakna dan lebih banyak diisi amalan yang memiliki nilai pahala.

Jangan lagi berfikir bahwa "tidurnya orang puasa adalah ibadah" karena itu hanya hadits palsu yang populer.☺

tak semanis teh setengah manis (Rehat Dulu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang