3. Begin Again

4.7K 494 43
                                    

(Don't play mulmed yet)

Seoul, 27 Oktober 2018

Pukul 08.15 pagi hari, waktu di mana seluruh masyarakat ibukota Korea Selatan itu mulai menyibukkan diri. Seperti layaknya salah satu gadis di sana, gadis yang tampak sedang memakai mantel navy nya sembari menunggu lampu penyeberangan menyala, dia Go Jin Hee. Si gadis yang selalu mengklaim bahwa dirinya 'kesepian', ia memutuskan untuk pindah ke Seoul bertepatan saat ia berhasil mengumpulkan cukup uang untuk membawa dirinya berkelana mencari pekerjaan tetap.

Ia berhasil, setelah menghabiskan empat tahun berada di kota ramai itu akhirnya Jin Hee mendapatkan pekerjaan tetap sesuai keinginannya. Tentu kalian tahu apa itu. Tapi kalian pasti juga tahu bahwa kehidupan gadis berparas cantik yang sudah memanjangkan rambutnya itu masih bernasib malang.

Bekerja menjadi seorang agen tingkat F di NIS tidaklah semenjanjikan itu, ada seseorang yang mengatakan bahwa, "Kau harus berani menyelesaikan tugas tingkat A jika mau dipromosikan dan mendapat tunjangan seumur hidup dari pemerintah." Dan itu sama sekali tak terdengar menarik bagi gadis bermarga Go itu. Lagipula, Jin Hee masuk dan diterima di sana pun karena sebuah kebetulan belaka.

Bukan peranan penting, mungkin memang terlihat keren saat kau mengetahuinya, tapi percayalah itu hanya ungkapan standar biasa bagi diri Jin Hee. Ia tidak pernah merasa menjadi seorang agen yang mempunyai misi sepenting dan seberat itu sampai hidup dan mati seseorang bisa sampai ada di tangannya. Ia bahkan berani bertaruh jika saja ada satu orang yang percaya padanya bahwa sebenarnya ia hanya dikatakan agen rahasia karena ia benar-benar tak terlihat, tak ada satupun orang yang tahu ia seorang agen NIS.

Sudah dijelaskan dari awal bahwa menjadi seorang agen tidak akan berpengaruh besar bagi kehidupan malang gadis ini, bukan? Jin Hee bahkan masih harus mencari pekerjaan paruh waktu lagi untuk kesekian kalinya. Seperti saat ini, saat ia memasuki sebuah bangunan bernama Crown Cafe dan memulai hari nya di sana sebagai seorang pelayan yang terus menggerakkan kakinya untuk mengantarkan pesanan kepada pelanggan cafe.

"Cappuccino dengan Chiken Toast untuk meja 3, Hot Chocolate dan 2 French Breakfast set untuk meja 7." Ucap nya dengan jelas sembari menyerahkan dua note kecil ke atas meja tempat para koki bekerja.

Peluh gadis itu sudah membanjiri pelipisnya meski ia sadar bahwa ia baru bekerja selama dua puluh menit.

Jin Hee menyenderkan tubuhnya pada tembok untuk beberapa saat sembari menunggu pesanan selesai, kepalanya mendongak melihat langit-langit ruangan, matanya terpejam rapat dengan tangan yang ia kepalkan di samping tubuhnya, bahkan bibir nya ia gigit kuat entah untuk alasan apa. Hingga suara deringan bel berhasil menyadarkan nya kembali. Kaki gadis itu bekerja lagi, berjalan bolak-balik dan menunduk sopan kala beberapa pelanggan mulai kembali berdatangan.

Sadarkah kalian bahwa Jin Hee sama sekali tidak tersenyum? Jin Hee, gadis yang dulu selalu tersenyum itu sekarang hanya bisa tersenyum saat ia membutuhkannya saja, bahkan kau bisa menghitungnya dengan jari untuk melihat senyum cantik nya per tahun.

Siapa lagi yang menjadi pelaku nya jika bukan lelaki itu? Lelaki berambut merah yang meninggalkannya dengan rasa sesak dan pedih, si lelaki yang sudah membuat seluruh halaman buku diary nya penuh, lelaki bermarga Jeon yang sampai kapanpun tak pernah bisa Jin Hee lupakan.

Drtt Drtt

Ponsel bercase peach milk itu bergetar, sang pemilik yang tak lain adalah Jin Hee pun segera meminta izin pada bos cafe nya. Tungkainya bergerak cepat menuju toilet wanita yang diperuntukan bagi staff cafe dan tanpa menunggu lama lagi, ia mengangkatnya.

"Ada apa?"
"Datang ke kantor ku sekarang."
"Sekarang? Tapi aku masih harus-"
"Tinggalkan apapun yang sedang kau lakukan, ini mengenai tugas mu."
"Ah- Baiklah, aku kesana sekarang."

The B-White | JJK √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang