(Don't play mulmed yet)
Sudah sekitar 20 menit perjalan ditempuh mereka dengan alat transportasi umum kereta itu. Menyandarkan kepalanya nyaman pada perpotongan leher lelaki di belakang nya, Jin Hee sepertinya sudah melupakan keberadaan wanita paruh baya di samping mereka yang nyatanya memang sudah terlelap. Ia mengetuk-ngetuk lengan yang masih melingkar di atas perut nya dengan telunjuk. Sedikit melirik ke belakang sebelum menyuarakan keinginannya untuk meminjam ponsel Jungkook.
"Untuk apa?" Ditanya seperti itu, Jin Hee hanya tersenyum kikuk seraya mengatakan bahwa ia bosan dan berniat menggunakan ponsel kekasihnya itu untuk menginstal game. Tentu ada alasan kenapa wanita itu tidak menggunakan ponsel nya sendiri. Nyatanya Jungkook sudah mengeset ponsel miliknya dengan sedemikian rupa hingga game, aplikasi sosial media, bahkan nomor orang lain saja tak bisa disimpannya. Sumpah demi apapun, ia hanya memiliki nomor Jungkook, Shownu dan Eunbi di kontak aplikasi chat nya.
"Kau mau ku belikan ponsel khusus untuk game?"
Seandainya bisa, Jin Hee ingin sekali menampar bibir manis Jungkook ketika dengan santai nya ia menawarkan hal seperti itu. Pun, bola mata Jin Hee memutar jengah. Berdecih sekilas tanpa mau menetapkan atensi nya pada lelaki di belakangnya lagi. Memilih untuk memainkan kuku-kuku jari nya dengan malas.
"Aku bercanda." Bersamaan dengan itu, dilihatnya jemari kokoh Jungkook yang sedang berusaha merogoh sesuatu di saku celana nya, dan tanpa lama lagi memberikan ponsel bercase hitam itu pada Jin Hee yang tampak menunggu dengan antusias. "Terima kasih." Ujar nya terlampau manis. Berhasil membuat kedua sudut bibir Jungkook tertarik ke atas seraya mengusap gemas puncak kepala kekasihnya.
Waktu berjalan begitu cepat, rasanya Jungkook ingin mengiyakan pendapat salah satu hyung nya yang mengatakan bahwa selain candu terhadap obat-obatan terlarang serta sesuatu yang dinamakan cinta, game juga bisa menjadi candu berat seseorang. Haruskah ia meminta sebuah keinginan untuk memutar kembali waktu sebelum kekasihnya itu menginginkan ponsel nya? Maka percayalah, Jungkook pasti akan sangat dengan yakin menolaknya. Lihat saja sekarang, setelah hampir 30 menit yang wanita itu lewati dengan bermain game, Jungkook seolah sama sekali tidak dianggap keberadaannya. Memfokuskan manik indah nan jernih nya pada layar LED ponsel dengan sesekali diselingi senyum puas begitu membaca kata 'WIN' di sana. Meski tangan Jungkook terkadang mengganggu kegiatan bermain game nya, Jin Hee tetap tak menanggapi. Wanita itu malah segera menyingkirkan atau bahkan menepuk kesal lengan Jungkook tanpa menatapnya.
Hingga akhirnya kini senyum puas Jungkook yang terbit begitu melihat permainan wanita nya yang tiba-tiba terhenti karena sebuah panggilan masuk dari Shownu. Tanpa merasa bersalah, jemari kokoh Jungkook segera mengambil alih ponsel. Mengabaikan gurat kesal yang diperlihatkan Jin Hee padanya. Bahkan wanita itu spontan mendirikan tubuhnya hanya untuk menatap sengit Jungkook yang sepertinya mulai serius mendengarkan suara Shownu di ponsel nya.
Namun tak berlangsung lama rasa kesal Jin Hee bersemayam. Wanita itu mulai menyadari sesuatu yang tidak beres ketika melihat mata Jungkook memicing tajam. Hati nya bergerak ragu untuk sekedar menanyakan apa yang Shownu katakan sampai membuat kekasihnya itu terlihat waspada sekaligus marah dalam waktu bersamaan. Ia tersentak ketika manik kelam Jungkook seketika menyorotinya tak kalah tajam dengan alis yang mengernyit, entah khawatir atau apa. Jin Hee tak begitu mengerti.
Pun, wanita itu memutuskan untuk pergi ke kamar kecil setelah meminta izin dari Jungkook, meski dengan sedikit gagap. Masalahnya, nyalinya akan selalu menciut jika tatapan yang terkadang teduh dan hangat pada nya itu berubah menjadi sama menyeramkannya dengan seekor elang yang siap menerkam mangsanya. Mungkin Jin Hee berpikir bahwa Jungkook nya tidak akan pernah semenakutkan itu jika dilihat dari pengalamannya bersama lelaki itu delapan tahun lalu. Yang Jin Hee pahami ketika masih menginjak umur enam belas tahun itu, Jungkook hanya terkenal akan sikapnya yang dingin. Lelaki itu tampak selalu tenang, meski terkadang selalu memicingkan mata pada setiap murid yang dulu membully nya. Tapi saat itu, Jin Hee bersumpah tidak pernah merasakan rasa takut seperti saat ini, justru ia merasa aman karena Jungkook hanya akan marah ketika seseorang menyakiti nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The B-White | JJK √
Fiksi PenggemarSometimes Black. Sometimes White. Black for everyone. White for her. The meeting between Black and White. Different. But together. ----- "Who's better? Black or White part of me?" ©2019, February (official publishing) STAY AWAY FOR PLAGIARIST 🪓🤪