(Don't play mulmed yet)
The Scene's mansion, 1.05 AM
Ruangan temaram itu tetap tak bisa menyembunyikan pemilik punggung berkaos hitam milik Jeon Jungkook. Dengan gelas berisi wine yang terus digoyang-goyang oleh tangan kanan nya, Jungkook berdiri tegap di belakang pintu kaca balkon kamarnya.
Tatapan tajam nya menyorot lurus jauh ke depan. Mengulangi kegiatan minum nya yang tanpa disadari sudah menghabiskan waktu berjam-jam. Dibandingkan berpesta barbecue di taman belakang mansion bersama yang lain, tampaknya Jungkook memang menikmati waktu nya sendiri. Berniat menunggu terbit nya matahari dengan punggung penuh aura gelap nya itu.
Alis nya mengernyit tak nyaman begitu lantunan-lantunan suara musik yang disetel oleh teman-temannya di bawah terdengar lagi, padahal seingatnya ia sudah berulang kali memberikan panggilan pada Bambam untuk mengecilkan volume musik. Toh kalau ingin bersenang-senang sembari menunjukan bakat menari mereka, bukankah lebih baik pergi ke club saja? Lagi, lelaki Jeon itu mendengus tak mengerti atas pola pikiran teman-temannya.
Jika tahu akhirnya akan seperti ini, Jungkook seharusnya tidak mengizinkan mereka tadi. Dengan wajah minta dikasihani, V juga Bambam berusaha membujuknya untuk mengadakan pesta kecil-kecilan. Sebagai perpisahan di malam terakhir mereka di pulau Jeju, katanya. Tapi, hey! Pesta kecil-kecilan macam apa yang sampai harus menghias sekeliling kolam dengan lampu hias? Bahkan ada beberapa perempuan berpakaian minim di sana saat seluruh botol wine dibuka secara bersamaan, belum lagi para chef profesional yang mendadak sudah standby untuk menyajikan santapan malam lezat bagi mereka. Dan perlu Jungkook garis bawahi, pesta kecil-kecilan macam apa yang dari jam delapan malam tadi masih berlangsung hingga sekarang?
"Ck." Tentu, suara decakan itu keluar dari bibir seorang Jeon Jungkook. Meski harta ada di mana-mana dan sebenarnya ia sudah tak aneh lagi akan kelakukan teman-temannya, Jungkook tetap saja berpikir jika yang dilakukan mereka semua terlalu berlebihan.
Bersamaan dengan jari nya yang hendak menekan tombol panggilan pada Bambam untuk peringatan terakhir, suara ketukan di pintu menghentikan aksinya yang disusul oleh suara langkah kaki mendekat.
Menyadari kehadiran Shownu, Jungkook berdehem singkat, mengizinkan lelaki itu untuk menyampaikan sesuatu yang menjadi alasan kedatangannya.
"Ini mengenai pria itu."
Salah satu alis Jungkook terangkat merasa tertarik, sementara posisinya belum berubah sedikit pun.
"Pria itu? Choi Ryan maksud mu?" Ada dengusan dingin dalam nada suaranya.
Shownu tetap mengangguk meski Jungkook tak melihat, raut wajah yang semula seolah siap menghadapi apapun kini berubah menjadi gelisah.
"Dia-"
Dorr
Dorr
Dorr
Masing-masing manik milik kedua lelaki itu membesar. Secara serentak berjalan membuka pintu balkon dan menilik pada satu-satu nya sumber di mana suara tembakan itu berasal. Menajamkan mata tak main-main, Jungkook seakan menegaskan bahwa seseorang yang berani mengganggu ketenangannya benar-benar cari mati. Shownu yang peka terhadap aura dingin di sekitarnya akhirnya memilih mengajukan diri untuk bertindak, "Biar aku yang mengurusnya. Sepertinya kali ini hanya seorang amatiran."
Setuju akan hal itu, mata nya menjadi tenang kembali. Pun ia membalikan diri dan berjalan menuju tempat tidurnya. Membiarkan Shownu menutup pintu balkon tanpa lupa menarik gorden sebelum melangkah menuju pintu keluar.
"Tunggu."
Mata yang tadinya hampir terpejam itu kembali terbuka, menatap Shownu yang langsung menghentikan langkahnya mematuhi perintah Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
The B-White | JJK √
FanfictionSometimes Black. Sometimes White. Black for everyone. White for her. The meeting between Black and White. Different. But together. ----- "Who's better? Black or White part of me?" ©2019, February (official publishing) STAY AWAY FOR PLAGIARIST 🪓🤪