5. Know The Way You Lie

4.6K 464 55
                                    

Sepasang tungkai jenjang tanpa alas itu melangkah pelan. Salah satu tangannya masih betah menenteng sepasang sepatu berwarnakan hitam. Bibirnya mengulas senyum miris dengan mata yang berkaca-kaca. Hatinya lelah, fisik nya apalagi, tapi ia benci saat menyadari bahwa ia tidak bisa berhenti. Ia tidak bisa mengabaikan perasaan rindu nya pada lelaki itu.

Jin Hee tak peduli saat seorang penjaga keamanan hotel sedang menatapnya curiga dengan jalan yang bergerak cepat. Apa ia akan diusir dan dikira pengemis? Ayolah, Jin Hee sedang tak ingin berdebat saat ini.

Air mata tak mengalir, sungguh. Jin Hee berani bersumpah bahwa air asin sialan itu tidak akan mengalir lagi. Dan dengan tak acuh nya ia melewati penjaga keamanan tadi, meski nama nya sudah dipanggil beberapa kali. Jin Hee malas bertanya kenapa orang itu bisa tahu siapa nama nya. Ia butuh istirahat sekarang, badannya sudah berada di ujung tanduk untuk bersiap memasuki alam mimpi saking beratnya untuk mengedipkan mata.

"Nona Go!"

Wajahnya mendongak lurus pada seorang lelaki berperawakan besar dan tinggi di depannya. "Ada apa?" Tanya nya dengan lemah agar bisa membuat penjaga keamanan itu mengerti bahwa ia sedang tak ingin diajak bicara saat ini. Tapi, bukan jawaban yang ia dapati. Mata nya menyipit tajam saat melihat salah satu anting yang dipakai nya malam ini ada di tangan orang itu.

"Tuan muda memerintahkan saya memberikannya pada anda."

Jin Hee menahan nafas beberapa saat sebelum mengambil alih benda kecil berhiaskan berlian imitasi itu. Ah, ingatkan Jin Hee untuk memaki Jinyoung nanti. Atasannya itu tidak memberikan asesoris apapun padanya, karena itulah ia jadi terpaksa memakai anting imitasi miliknya yang jika dikisar pun tak mencapai harga satu anting asli. Ia membungkuk sopan saat lelaki di hadapan nya berpamitan untuk undur diri. Bisa Jin Hee tebak bahwa lelaki itu akan pergi untuk membereskan masalah di atas, namun ia tetap tak acuh dan kembali melanjutkan langkahnya.

Bolehkah ia berteriak marah sekarang? Kesialan apalagi yang harus ia terima saat hujan deras turun dengan tiba-tiba saat ia baru saja keluar dari lobi hotel. Matanya terpejam kesal, ia benar-benar tak habis pikir pada dirinya sendiri yang terus ditimpa banyak masalah. Kapan ia bahagia?

"Lihatlah, langit saja menangisi kisah ku hari ini."

Suara lirih yang hanya berhasil didengar oleh dirinya itu mengalun pilu. Belum lagi suara rintik hujan yang jatuh menghantam bumi malam ini. Warna lampu-lampu yang berasal dari banyak kendaraan berulang kali terlihat hilir mudik di mata nya. Indah, namun Jin Hee tidak senang akan perasaannya sekarang. Jin Hee suka hujan, namun ia dibuat bingung sendiri saat ia malah menundukkan wajahnya lemah. Raut nya muram, kedua tangannya saling mengait satu sama lain untuk mencari kehangatan, dan ia baru bisa mendapati itu saat sebuah jas sudah tersampir di tubuhnya.

Wajahnya menoleh cepat ke arah kanan, ia tersentak dan mendengus pelan saat melihat mata sipit nan mempesona milik seorang Park Jimin, "Aku jadi lupa janji ku untuk mengenalkan mu pada teman-temanku."

Jin Hee kembali menatap lurus ke depan seraya berjalan mundur saat dirasa kakinya terkena cipratan air hujan dan menggeleng, "Tidak usah." Jimin mengangkat sebelah alisnya bingung lalu kembali bertanya, "Kenapa?"

"Teman-temanku tampan. Kau pasti menyukainya."

Jin Hee terdiam untuk sekedar menatap langit yang mulai menghentikan tangis kesedihannya, "Aku tidak yakin mereka akan menyukai gadis seperti ku." Gumaman itu bisa terdengar jelas di telinga Jimin, karena itulah ia mulai menaruh atensi matanya pada siluet wajah Jin Hee yang sedang mendongak menatap langit.

"Kenapa kau tidak percaya diri?"

Gadis itu tersenyum masam dan dengan perlahan menghadapkan tubuhnya untuk menatap lelaki dengan seribu pesona di dalamnya itu, "Aku bukan tidak percaya diri, aku hanya belajar dari pengalaman."

The B-White | JJK √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang