34. A Shoulder to Cry On

3.8K 375 56
                                    

(Don't play mulmed yet)

Jin Hee memutar bola matanya malas. Berpikir jika para penjahat yang mengelilinginya hanyalah orang-orang yang terbilang baru dalam dunia kriminal. Simpul tali yang mengikatnya bahkan bisa dengan mudah ia lepaskan. Belum lagi senjata laras panjang juga revolver yang dimiliki mereka terbukti hanyalah mainan biasa. Badan saja yang besar, cibir nya dalam hati.

Ia jadi menyesal sudah membuat Jungkook khawatir karena panggilannya tadi. Padahal tidak ada tanda bahaya sama sekali, para penjahat yang menjadikannya sandera pasti hanya ingin mendapat perhatian besar dan menunjukan seterkenal apa mereka pada dunia kriminal. Intinya mereka adalah sekelompok orang yang butuh pengakuan, meski masuk penjara adalah resiko nya. Terbilang konyol.

Kali ini saja mereka sedang berdiri sok keren lengkap dengan raut wajah beringas menunggu pintu di depan mereka didobrak oleh polisi. Jujur, ia memang tidak mengerti apa yang sebenarnya orang-orang itu bicarakan di depannya. Bahasa mandarin masih menjadi bahasa yang selalu berhasil membuat lidahnya terlilit. Jadi tidak ada alasan sama sekali bagi Jin Hee untuk memahaminya.

Merasa mulai diabaikan, Jin Hee menjengit senang. Tidak mau membuang waktu lagi, perlahan tapi pasti ia melonggarkan tali di pergelangan tangannya. Melirik awas pada seorang pria yang berdiri tepat tiga langkah di kanan nya. Diikuti dengan gerakan slow motion, kakinya juga terbebas dari tali. Kini tinggal menyusun strategi untuk menumbangkan masing-masing dari mereka sebelum polisi datang. Keberadaannya di Macau masih harus menjadi rahasia. Bisa-bisa tajuk berita di seluruh dunia akan terpampang wajah juga nama nya.

Manik wanita itu memicing bersamaan dengan seringaian bibir yang terhias di wajah. Bangkit berdiri dalam hitungan sepersekian detik, disusul dengan tendangan cepat nya pada titik vital lawan sebelum pergerakannya disadari. Pria itu meringis pilu dengan tubuh yang seketika tumbang.

Seluruh perhatian kini mengarah padanya. Tiga orang pria bertubuh besar tampak terburu-buru berjalan padanya. Tapi, Jin Hee masih tersenyum remeh melihatnya. Tangannya bergerak memungut senjata laras panjang yang terjatuh tepat di bawah kaki nya-mungkin milik pria yang sudah terlebih dahulu ia kalahkan tadi.

Bugh

Bugh

Bugh

Oke, tiga pria selesai. Hanya berbekal pukulan maut nya di alat vital mereka, Jin Hee melangkah percaya diri menghampiri lawan lain. Tendangan kaki tak lupa ia layangkan kala mereka memilih menyerbu nya secara masal. Tinjunya seolah mati rasa karena tak henti menyentuh bagian rahang juga rusuk keras mereka. Senjata yang digunakannya untuk memukul sudah lebih dahulu terlempar jauh.

Tersisa lima orang.

Mungkin ia terlihat akan kalah, tapi tidak begitu tendangan yang ia arahkan ke perut lawan mampu menumbangkan mereka seketika. Jin Hee membuang nafas berat, tenaga nya cukup terkuras banyak. Untunglah nyeri di kaki nya tak terlalu parah, mungkin karena penanganan dokter kepercayaan The Beyond terbilang bagus. Luka nya juga tak mengeluarkan darah lagi seperti perkiraan sebelumnya.

Setelah memberikan tinjuan terakhirnya, ia berjalan mengambil senjata yang sempat ia pegang tadi. Mengelap sidik jari yang mungkin ia tinggalkan di sana. Selagi mengedarkan pandangan untuk mengecek kesadaran sekelompok pria bertopeng itu, manik nya menemukan keberadaan ponsel milik Jungkook yang seingatnya memang ditendang dari lantai tiga tadi.

Tak mau membuang waktu, setelah mengambil benda pipih yang layarnya sudah retak itu, Hee berlari kecil menuju jalan keluar di bagian belakang gedung. Seruan sirine mobil polisi mengundang langkahnya semakin dipercepat.

Mendorong pintu menggunakan tubuhnya, ia berhasil keluar dengan nafas tersengal. Kedua tangannya saling bertumpu pada lutut, memejamkan mata barang sejenak tanpa menyadari kehadiran seseorang sejauh tujuh langkah dari nya. Satu buah mobil terparkir di belakang si lelaki. Belum lagi keberadaan satu orang pria yang tadi menjadi pengawal sementara nya-berdiri tegap dengan raut bersalah yang sangat kentara.

The B-White | JJK √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang