(Don't play mulmed yet)
Sewon Hospital, 15 Desember 2018, 11.10 AM
"Ahjumma, apa kau yakin tidak mau tinggal di Seoul terlebih dahulu? Biar aku yang mengurus panti." Tawar Jin Hee dengan mata yang fokus menatap jalan di depannya dengan sayu. Sesekali juga melirik sosok wanita paruh baya yang kini tengah dituntun oleh Jeong Rim juga dirinya.
Kakinya mulai dipercepat ketika mendapati pintu lift yang sedari tadi mereka tuju hampir tertutup. "Khawatirkan dirimu sendiri sebelum orang lain. Berapa kali harus aku menasihati mu?" Omel Kyung Ra sembari mencubit kecil lengan Jin Hee. Tubuh nya yang tak se-sehat dahulu pun dengan pasrah mengikuti tuntunan kedua anak asuhnya menuju lift.
"Karena itulah lelaki yang kau cintai marah padamu."
Menekan tombol lantai satu rumah sakit sembari membuang nafas pelan, Jin Hee mengangguk setuju. Tubuhnya ia senderkan lemah ke dinding lift, mencoba menenangkan diri barang sekejap dari pikiran-pikiran yang sejak beberapa hari lalu singgah di benaknya. "Lagipula eonni, apa kau tidak menyesal?" Lagi, bisikan Jeong Rim di telinga nya justru membuat ringisan pelan keluar dari bibirnya.
Entah kesalahan atau bukan saat ia menceritakan masalahnya pada Kyung Ra juga Jeong Rim. Kepala nya malah semakin dibuat pusing ketika berulang kali mendapat teguran serta petuah panjang mengenai sikapnya yang mereka bilang salah. Mereka tentu saja tidak tahu apa saja yang harus Jin Hee pertimbangkan sebelumnya, apalagi ia juga tidak menceritakan ancaman yang Ryan berikan. Lagipula, Jeong Rim dan Kyung Ra pun sama-sama tidak tahu-menahu mengenai pekerjaan nya di NIS.
"Dia bahkan sampai melakukan banyak hal hanya demi dirimu."
Ting
Untunglah, batin Jin Hee senang bukan main. Setelah keluar dari rumah sakit, ia pastikan untuk segera menyumbat telinga nya dengan earphone. Pun, pelan tapi pasti tangannya melepaskan rangkulannya dari Kyung Ra. Langkahnya terhenti beberapa saat untuk mengambil kedua benda mungil putih itu di dalam sling bag coklat yang ia bawa.
Tersenyum puas, kakinya yang terbalut sepatu boot mulai mengambil langkah. Jika—Jika saja mata bulat hitam jernih miliknya tidak mendapati tubuh tegap seseorang di hadapannya. Sekujur tubuhnya seolah membeku tak percaya akan pertemuan yang entah disengaja atau tidak-ia tak peduli-tapi mampu membuat otak nya berpikir cepat untuk mencari cara agar ia bisa menghindar dari nya. Detik ini juga.
"Go Jin Hee."
"J-Jinyoung?"
Oh God! Jin Hee kehabisan akal sekarang. Manik tajam lelaki bermantel hitam itu berhasil membuatnya diam tak berkutik untuk beberapa saat. Apalagi dengan keadaan ramai rumah sakit di sekelilingnya yang seakan tidak bisa menghapus rasa gugup juga takutnya yang entah karena apa. Relungnya diliputi oleh rasa bersalah seketika.
"B-Bagaimana bisa kau ada di sini?"
"Pertanyaan bodoh. Kenapa juga kau harus terkejut melihatku?" Lagi, ucapan Jinyoung yang terkesan sedikit jahat di telinga Jin Hee itu membuat ia mengedarkan pandangan gugup ke segala arah.
"Ini sudah lebih dari sebulan. Dan aku belum melihatmu kembali ke NIS."
Wanita itu meremas tali sling bag nya ketika merasa tersudutkan. Jelas sekali jika Jinyoung mencurigainya. Maka dari itu, "Apa kau tidak lihat jika aku sedang di rumah sakit? L-Lagipula aku tidak se-sibuk agent lain. Kau lupa jika aku hanya agent tingkat F? Selama aku tidak datang, tidak ada yang membutuhkanku."
Syukurlah, Jinyoung bungkam setelah mendengar penjelasan nya. "Baiklah. Sekarang katakan alasan mu berada di sini, kau sakit?" Ah, rasa bersalah Jin Hee kembali muncul begitu tatapan lelaki Park itu meneliti tubuhnya dengan raut wajah khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The B-White | JJK √
FanficSometimes Black. Sometimes White. Black for everyone. White for her. The meeting between Black and White. Different. But together. ----- "Who's better? Black or White part of me?" ©2019, February (official publishing) STAY AWAY FOR PLAGIARIST 🪓🤪