(Don't play mulmed yet)
-8 tahun lalu-
Tak ada yang lelaki itu perhatikan lagi kecuali gadis di sampingnya, meski kini guru tergarang di kelasnya sedang menjelaskan seluruh teori gravitasi. Mata bulat namun tajam nya seolah enggan lari dari tatapan lembut gadis yang sudah lebih dari dua bulan ini memenuhi isi pikirannya.
Dan kini gadis itu tersenyum, sama hal nya dengan dirinya, gadis itu pun sama sekali tak mau peduli dengan seluruh materi yang guru sedang ajarkan di depan kelas. Tanpa takut dihukum, gadis itu masih setia menyimpan kepalanya pada tumpukan lengannya dan menatap manik kelam milik lelaki itu.
Entah mulai sejak kapan mereka berhasil melangkah sejauh ini. Entah sejak kapan mereka bisa sedekat ini. Dan entah sejak kapan pula detak jantung mereka bisa memompa dua kali lebih cepat dibanding biasanya.
Sesekali gadis itu terkekeh pelan saat sadar bahwa tingkah mereka berdua cukup bisa dikatakan konyol. Hanya berdiam diri menikmati manik indah masing-masing dan tenggelam di dalamnya, seolah tiada hari esok. Keduanya sama-sama menggunakan jaket berwarna merah di kelas tanpa takut akan terkena masalah.
Dan tubuh lelaki yang sedari tadi terus menyender nyaman di kursinya itu ikut melipat lengannya dan meletakan kepala di atasnya.
Mereka beratatapan, lagi.
"Jungkook-ah,"
Lelaki itu hanya menyahut dengan sebuah deheman singkat lalu menunggu untuk mendengarkan ucapan selanjutnya yang akan gadis itu katakan. Tapi dibanding melanjutkan ucapannya yang terhenti tadi, gadis itu hanya menggeleng enggan dan tersenyum tipis dengan mata yang perlahan memejam.
Tangan Jungkook terulur untuk menyingkirkan beberapa helai rambut Jin Hee kebelakang telinganya. Mata tajam nya seolah menghilang menjadi sebuah tatapan nyaman dan lembut. Meski senyumnya hanya berhasil terlihat beberapa detik, kehangatan yang dibuat oleh Jungkook untuk gadis itu seakan masih terasa hingga kini.
Dan bel sekolah usai pun menggema di telinga mereka.
Gadis itu membuka matanya dengan gerakan pelan lalu mengerjap begitu mendapati jarak wajah Jungkook dengannya yang terlalu dekat. Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya kala Jin Hee menggeleng pelan.
"Aku tidak mau teman-teman memotret kita dan menempelkan fotonya di mading sekolah lagi." Tutur gadis itu saat berhasil terlepas dari kukungan lengan Jungkook di punggungnya.
Lelaki itu mendengus dengan sebuah senyuman kecil lalu ikut menyusul jejak Jin Hee yang baru saja menghilang di balik pintu kelas.
Tak ada satu menit pun yang mereka lewatkan untuk sekedar saling berpandangan di sepanjang jalan selagi Jungkook mengantarkannya untuk menuju restoran ayam tempat gadis itu bekerja. Hanya sebuah obrolan ringan seputar panti yang didiami gadis itu dan deheman singkat Jungkook sudah lebih dari cukup membuat mereka bahagia akan artinya kebersamaan disela perjalanan.
Hingga langkah gadis itu terhenti kala mendapati sebuah papan besar dengan spanduk restoran ayam tempat ia bekerja. Lelaki itu ikut menghentikan langkahnya dan mulai melepas tautan jemari mereka.
"Terima kasih untuk hari ini, kau bisa pulang sekarang." Tutur gadis itu yang masih belum juga mendapat jawaban.
Benar, yang gadis itu dapatkan hanyalah sebuah tatapan yang hingga kini pun tak ia mengerti. Sudah lebih dari dua menit waktu berjalan, tapi lelaki Jeon itu belum juga bergeming dan tetap memandangi nya.
Gadis itu takut bos dari tempat kerjanya akan memarahinya jika ia terlambat, dan sekarang ia memilih untuk segera berpamitan pada Jungkook sebelum, "Delapan hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
The B-White | JJK √
FanficSometimes Black. Sometimes White. Black for everyone. White for her. The meeting between Black and White. Different. But together. ----- "Who's better? Black or White part of me?" ©2019, February (official publishing) STAY AWAY FOR PLAGIARIST 🪓🤪