EPILOGUE

4.1K 422 95
                                    

(Don't play mulmed yet)

Sinar mentari dengan sempurna menyelinap di balik gorden-gorden putih kamar itu. Seolah sudah menjadi alarm di pagi hari, sepasang manik hitam jernih di sana akhirnya menampakan diri.

Mengerjap untuk menyesuaikan sinar, Jin Hee kini melirik pada lengan yang menindih perutnya. Bagaikan kebiasaan, ia tak perlu ragu untuk menyingkirkannya dan merenggangkan diri sebelum bangun lantas tenggelam di balik pintu kamar mandi.

Tak berselang lama, pemilik mata hazel nan kelam milik Jeon Jungkook perlahan terbuka. Manik nya menyempatkan untuk melirik singkat ke arah di mana suara gemercik air menyentuh lantai berada. Tahu-tahu kedua kelopak mata itu malah kembali menutup. Mencoba mencari kenyamanan pada bantal dan menyelami mimpi nya lagi.

Jin Hee yang baru saja menyelesaikan rutinitas nya pun hanya bisa membuang nafas pelan ketika melihat Jungkook masih tertidur lelap dengan posisi tengkurap. Ia mendekati ranjang setelah menarik gorden hingga sinar matahari benar-benar menyinari kamar mereka.

Tangannya terulur untuk menggoyang-goyangkan tubuh pemilik punggung yang hampir dipenuhi tato itu. "Jeon?"

Entah untuk panggilan ke berapa, mata itu akhirnya terbuka sedikit. Namun bukannya mengiyakan perintah Jin Hee untuk bangun, tangannya justru menangkap tangan Jin Hee dan menempelkannya pada pipi lelaki itu. Alhasil punggung tangan halus Jin Hee kini tampak mengelus-elus wajah Jungkook karena ulah tangan lelaki itu sendiri.

"Jeon-"

"Ayo menikah." Aksi protesan Jin Hee yang segera dipotong oleh gumaman Jungkook hanya membuat kedua bola mata wanita itu merotasi malas. Seraya bersahut kelewatan tenang, "Kita sudah menikah. Dan kenapa kau selalu mengatakannya setiap bangun tid-"

"Ayo buat anak."

Mendesah sedikih gemas, Jin Hee menambahkan, "Kau selalu mengatakan itu saat kau akan tidur."

Wanita itu mencebik ketika Jungkook terkekeh kecil dan melepaskan tangannya. Bukannya bangun seperti yang diperintahkan sang istri, Jungkook justru kembali menutup kedua mata nya dengan nyaman.

Sudah biasa menghadapi tingkah malas Jungkook di pagi hari, Jin Hee mengalah sembari menghela nafas pasrah sebelum menarik selimut untuk menutupi punggung suami nya itu.

Tak lantas pergi dari sana untuk turun dan berjibaku dengan peralatan masak, ia tak lupa untuk mengingatkan lagi pada Jungkook agar segera membersihkan diri dan turun untuk sarapan.

(Play mulmed here)

Tiga puluh menit berlalu cepat. Di dapur tepatnya. Tubuh yang dilingkari oleh apron berwarna cokelat itu tampaknya sedang serius berkutat dengan panci, penggorengan, panggangan, serta satu spatula di tangan. Jungkook yang sudah melaksanakan perintah dari istri nya itu kini mulai mengernyitkan dahi ketika mendekat. Kedua alisnya tampak menghasilkan raut kesal dengan sangat jelas begitu memilih untuk mendudukan diri di atas konter dapur.

"Ini bukanlah honeymoon yang aku harapkan. Apa kau harus memasak sebanyak itu untuk mereka?" Teguran lelaki itu bukan tanpa maksud. Ia sudah tak setuju sejak awal begitu Jin Hee nya memutuskan untuk mengambil jatah satu bulan penuh untuk honeymoon juga liburan dengan para anggota inti. Memang mereka tak mengambil satu tempat tinggal dengan yang lain. Para anggota inti juga mengikutsertakan pasangan masing-masing. Tapi, mereka semua tinggal satu lingkungan dengan vila yang kini Jungkook serta Jin Hee tempati di New Zealand ini.

Lalu sekarang, istri tercinta nya itu malah menyibukan diri dengan memasak berbagai macam makanan untuk piknik mereka nanti siang. Bagaimana Jungkook tidak kesal? Bulan madu yang telah dilaksanakan dua minggu itu hampir sepenuhnya dihabiskan Jin Hee untuk berkumpul bersama Eunbi dan para pasangan lain.

The B-White | JJK √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang