Malam ini, hujan. Langit malam sudah tak diterangi cahaya bulan lagi. Hanya pemandangan gelap yang bisa terlihat. Lampu-lampu kamar yang harga nya berkisaran selangit itu masih tak mampu membuat suasana dingin memudar. Suara rintik air yang jatuh dari langit itu cukup menganggu pendengaran seorang gadis yang baru saja selesai membersihkan dirinya.
Aroma mix berry bercampur citrus langsung menguar segar setelah gadis itu mendudukkan diri nya di bingkai jendela. Mata hitam jernih nya memandang halaman depan yang sedang memperlihatkan latihan fisik anggota kelompok yang dipimpin oleh lelaki pemilik mansion itu. Bibir nya melengkung tipis, akhirnya ia berhasil memasuki dunia Jungkook. Tidak buruk. Malam ini hujan, tapi lelaki Jeon itu membuat perintah agar para anggota nya melakukan latihan rutin. Apa Jungkook tega melakukan itu? Mungkin iya.
Tadi nya gadis Go ini berniat melancarkan aksi nya untuk mendekati Jungkook, tapi terpaksa ia urungkan. Selain karena ia kelelahan, Jungkook sendiri pun sedang pergi keluar bersama seseorang yang kalau Jin Hee tak salah ingat bernama RM. Entah siapa nama asli lelaki tinggi berkarisma kuat itu, ia tak sempat berkenalan langsung karena mereka segera pergi begitu Jin Hee baru saja berniat melayangkan pertanyaan. Kejam memang, tapi ia tak masalah. Ini masih permulaan.
Hanya satu yang ingin ia keluhkan sekarang, "Bosan."
Setelah salah satu maid mengantarkannya ke kamar tadi sore, Jin Hee belum sama sekali keluar. Waktu nya hanya ia habiskan untuk memasukan pakaiannya ke dalam lemari di ruang pakaian dan mengelilingi kamar luas yang didiami nya sekarang. Ya, ia akui bahwa ternyata Jungkook tidak sekejam yang ia duga. Buktinya, ia diberikan kamar berfasilitas lengkap. Sangat malah. Jin Hee teramat menyukai nya, senyuman lega bahkan tak juga luntur dari wajah cantik nya. Jika di hitung, ukuran kamar nya sudah melebihi luas rumah sewaan nya di Guam-gil.
Cklek
Ia senang, tapi hati nya kembali hancur begitu melihat pemandangan asing yang ia tangkap begitu gadis itu keluar dari kamar. Di sana, dari jarak lima meter tempat ia berdiri, mata nya bersitatap langsung dengan pemilik mata cantik lain yang tak ia kenali. Seorang wanita, di pelukan seorang lelaki yang hanya menampakan punggung tegap nya.
Ayolah, Jin Hee sangat hapal pemilik punggung tegap itu. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook?
Jungkook berpelukan? Dengan wanita lain? Di depannya?
Deg!
ⓑ-ⓦⓗⓘⓣⓔ
"Kenapa tidak dimakan? Apa masakannya tak enak?"
Lamunan gadis itu terhenti, kedua sudut bibir nya tertarik ke atas. Menggeleng pelan, seraya menjawab dengan lembut, "Aku tidak biasa makan malam."
Jin yang duduk di hadapannya tersenyum maklum lalu kembali melanjutkan kegiatan makan nya yang tertunda. Sementara si gadis yang di tanyai hanya bisa menunduk kembali, di sekelilingnya sudah duduk para lelaki tampan. Termasuk Jungkook dan satu lagi, tamu lelaki itu. Seorang wanita cantik bertubuh ideal dengan potongan rambut sebahu nya. Wanita yang tadi Jin Hee lihat tengah berpelukan mesra dengan Jungkook.
Tak kunjung berhenti memikirkan kejadian menyakitkan di depannya tadi maupun sekarang, Jin Hee menghembuskan nafas kasar sembari menggigit bibir bawahnya dengan tatapan mata jengah. Ini bahkan belum satu hari ia memutuskan tinggal, tapi lelaki Jeon itu sudah mematahkan hati nya begitu saja. Mau sekejam apalagi si lelaki Jeon itu bertindak? Jin Hee semakin muak saat melihat lelaki pujaan hati nya itu juga malah menerima dengan senang hati suapan nasi yang di berikan wanita itu.
Kesal, akhirnya dengan pasrah gadis itu berusaha fokus pada makanan lezat di hadapannya. Ia tidak mau melihat kejadian yang Jungkook umbar-umbar di mata nya. Lebih baik berpura-pura tidak tahu, pikir nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The B-White | JJK √
Hayran KurguSometimes Black. Sometimes White. Black for everyone. White for her. The meeting between Black and White. Different. But together. ----- "Who's better? Black or White part of me?" ©2019, February (official publishing) STAY AWAY FOR PLAGIARIST 🪓🤪