Kalau boleh jujur, sekarang Jin Hee benar-benar ingin melepaskan genggaman hangat tangan Jimin di jemari nya. Ia tidak sebodoh itu untuk mengartikan ucapan Jimin yang mengatakan, "Aku takut kau tersesat." Padahal ia tahu sekali bahwa itu hanyalah modus belaka seorang lelaki yang pasti tidak tahan untuk menyentuh kulit putih sehalus miliknya. Jin Hee tidak sombong, sungguh. Ia hanya kesal karena sedari tadi Jimin membawanya terus berjalan yang sialnya terus dipadati oleh banyak orang.
"Jimin-shi, sebenarnya di mana teman mu itu?" Tanya nya setelah ia berhasil memberhentikan langkahnya.
Lelaki itu menoleh, tapi tak menjawab dan malah tersenyum. Pasrah, Jin Hee pun kembali mengikuti langkah Jimin yang masih membawanya entah kemana.
Selagi itu, mata bulat dengan manik hitam jernih kepunyaan Jin Hee mulai bergerak liar mencari setiap celah cahaya di balik punggung orang-orang yang memadati jalan mereka. Gadis itu mulai teringat akan tugas nya, tugas yang mengharuskannya membidik foto seorang penjahat kelas kakap. Penjahat kriminal yang katanya adalah cinta pertama seorang Go Jin Hee.
Degupan jantungnya semakin berdetak tak karuan saat ia menyadari bahwa sepatu tinggi yang ia gunakan mulai tidak berfungsi sempurna. Langkahnya semakin kesulitan, lebih tepatnya, kaki kanan nya yang kesulitan. Ia mendesis kesal saat mata nya memang melihat bahwa kaki sepatu gadis itu mulai patah. Apalagi kesialan yang harus ia terima saat tangannya terlepas dari genggaman tangan Jimin.
Ingin dirasa ia mengumpat marah saat beberapa tubuh orang-orang di depan juga di sampingnya seakan menghimpit tubuhnya yang sedang kehilangan keseimbangan. Seandainya tidak ada sesosok wanita bergaun merah yang menghalangi jalannya, mungkin ia sudah bisa menggapai tangan Jimin lagi. Tapi apa mau dikata kala tubuhnya terdorong mundur beberapa langkah karena berdesak-desakan dengan yang lain.
BRUK
PRANG
Sungguh berisik, akhir yang mengenaskan bagi seorang Go Jin Hee. Gadis itu terjatuh yang sialnya lagi dapat memicu sebuah masalah besar. Meja yang kebetulan ada di belakangnya ikut terjatuh. Tentu saja beserta apapun yang ada di atas nya, makanan, piring-piring, gelas beserta isi nya, dan belasan botol wine juga lima lilin yang untungnya berhasil padam.
Banyak hal yang gadis itu benci, tapi sepertinya gadis itu akan sangat membenci hal ini sekarang. Saat semua atensi tamu undangan yang ada di ruangan itu mengacu pada dirinya. Berbagai macam tatapan yang tidak mampu Jin Hee bayangkan bagaimana seram nya. Lagipula, ia lebih baik terpejam sekarang, dengan bibir yang gadis itu gigit kuat, kepalan tangan yang meremas ujung dress cantik nya, dan kaki yang terluka karena tergores pecahan gelas.
Jin Hee butuh seseorang untuk mengatasi rasa malu juga takut nya kini. Ia tidak pernah menjadi gadis pemberani jika ia sudah di hadapkan oleh banyak mata yang menatapnya dengan penuh intimidasi. Entah Jinyoung atau boneka kelinci nya. Ia butuh mereka saat ini. Ia mungkin bisa menahan tangis jika ada kedua pawang itu.
Ah, ingatkan pula atau sadarkanlah Jin Hee karena ponselnya sudah retak tertindih meja yang beratnya cukup sulit didefinisikan. Tapi ia tak peduli, karena bagaimanapun juga, Jin Hee belum berani membuka matanya. Meski ia cukup sadar banyak orang yang berdiri di sekelilingnya tengah membicarakannya sekarang. Seperti, "Siapa dia?", "Apa kau mengenalnya?", "Lihat saja saat Nara kemari, dia pasti langsung memusnahkan gadis itu di depan mata kita." Ah! Untuk poin terakhir, Jin Hee malah semakin menciutkan nyali nya untuk membuka mata. Gadis itu semakin takut karena sudah berbuat masalah. Sudah Jin Hee bilang bahwa ia tak ahli dalam bidang ini, bukan? Kenapa Jinyoung terus memaksanya?
Kepala gadis itu menunduk dalam kala indera pendengarannya mendengar sebuah suara langkah sepatu yang terbilang cepat dan terburu-buru. Ingin rasanya ia bangkit dan menunduk maaf. Belum sampai kakinya bergerak, sebuah tarikan kuat di rambut nya sudah berhasil membuat kedua mata indah itu terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The B-White | JJK √
FanficSometimes Black. Sometimes White. Black for everyone. White for her. The meeting between Black and White. Different. But together. ----- "Who's better? Black or White part of me?" ©2019, February (official publishing) STAY AWAY FOR PLAGIARIST 🪓🤪