(Play mulmed here)
Pikiran lelaki itu kosong. Menatap hampa pada gerbong hancur yang sudah terpisah dari gerbong lain. Sedangkan kereta yang dipijaknya kini mulai berangsur-angsur memelankan laju nya hingga berhenti tepat di dalam terowongan gulita. Suara histeris saling sahut-menyahut di belakang nya. Bahkan mereka sudah berhamburan keluar mencari pertolongan. Namun waktu seolah berhenti bagi lelaki yang masih berdiri tegap dengan deru nafas memburu itu.
Matanya memerah perih, tidak terganggu oleh suara ledakan susulan yang terdengar memekakkan telinga. Ia, Jeon Jungkook tidak peduli terhadap bom yang mungkin akan meledak lagi setelah ini. Atau bahkan ikut meledakan diri nya, sungguh, jika kalian bertanya, Jungkook tidak peduli lagi terhadap nyawa nya. Tenaga nya seakan sudah terkuras hanya dengan memanggil ratusan kali nama kekasihnya yang tak kunjung muncul. Ada keinginan yang terbesit di otak nya untuk menghajar habis Kang Jun Hyung. Namun, tubuhnya masih terdiam. Tak mengalihkan pandangannya dari bangkai gerbong yang mengeluarkan asap hitam nan jauh di sana.
Hati nya sakit seperti dihantam benda tumpul tak berujung, nafasnya tercekat beberapa kali, tenggorokannya seakan kering, kaki nya tak kunjung bisa di gerakan. Seharusnya ia segera berlari memastikan, memastikan bahwa kekasihnya tidak ada di sana. Di kepulan api dan serpihan-serpihan material gerbong. Seandainya ia mampu, seandainya hati nya mampu dan berani mengatasi kemungkinan buruk yang menanti ke depannya. Tapi, untuk pertama kalinya ia meragu. Jungkook diam tanpa memikirkan apapun. Tidak peduli pada getaran ponsel di saku celananya.
Oh, seandainya kalian tahu bagaimana rasanya memiliki rasa takut sebesar itu. Tidak menemukan bukti keberadaan wanita nya, namun menyangkal bahwa wanita nya ada di antara mayat lain yang hancur di sana. Air mata nya bahkan menolak meluncur. Seolah ikut menyalahkan dirinya sendiri karena sudah membiarkan kejadian seperti ini terjadi. Seandainya saja, seandainya Jungkook tidak melakukan panggilan itu. Berapa kali ia harus mengulang kata 'seandainya'? Waktu tidak akan kembali ke sedetik sebelumnya. Jarum jam yang rusak pun tidak berhasil membuat waktu ikut terhenti. Dunia ini terus berjalan, menggulir waktu dari hari ke hari dengan halaman baru.
Akhirnya Jungkook tersadar, dengan wajah menegang, ia mengulurkan tangannya untuk menerima panggilan ponsel yang seharusnya memang ia jawab sedari tadi. Mendengarkan dengan seksama tanpa melepas pandangan lurus nya. Tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban, merasa pesan di seberang sana sudah selesai, ia mengakhiri. Bergerak perlahan dengan langkah kecil juga penuh keraguan. Menatap nanar pemandangan menyesakan di depan sana. Berusaha menguatkan hati hancur nya, tanpa menyadari seseorang yang kini sedang menormalkan nafas memburu nya setelah berhasil keluar dari salah satu pintu kamar kecil di gerbong tiga.
Mata itu menjatuhkan langsung tatapannya pada punggung tegap milik Jungkook. Berjalan dengan langkah perlahan setelah menetralkan rasa terkejutnya melihat keadaan sekitar yang kacau luar biasa. Tak terlihat satu pun orang di sana, keadaan gelap malah semakin menambah rasa mencekam dan menyesakan pernafasan. Menggeleng, langkah tertatih itu berhenti ketika menginjak sebuah tas yang tergeletak di sepanjang lorong kereta. Ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, ia kembali meneguhkan perhatiannya pada punggung Jungkook. Lelaki yang dicintainya.
"J-Jungkook? Apa yang terjadi?"
Fuck!
Tubuh lelaki itu berbalik dengan cepat, menipiskan bibir nya dengan nafas memburu antara lega juga khawatir setengah mati. Tubuhnya bergerak secepat angin menerjang tubuh wanita itu. Mendekap erat dengan tangis yang tanpa ia sadari sudah berani meluncur mudah ke rahang tajam nya. Mengotori wajah tampan yang sialnya masih tetap saja tampan luar biasa. Pelukan erat yang bahkan berhasil membuat wanita nya memukul pelan akibat hampir kehabisan nafas, Jungkook tidak acuh. Sekeras apapun pukulan kecil yang diberikan oleh wanita itu, ia tak mau peduli. Yang ia inginkan hanyalah meluapkan segala kecemasannya sedari tadi, perasaan sialan yang sudah membuatnya gila karena frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The B-White | JJK √
FanfictionSometimes Black. Sometimes White. Black for everyone. White for her. The meeting between Black and White. Different. But together. ----- "Who's better? Black or White part of me?" ©2019, February (official publishing) STAY AWAY FOR PLAGIARIST 🪓🤪