Sudah tiga hari Arkan dan Qalesya menjadi berteman. Bahkan mereka sangat dekat jika yang mengira orang lain maka mereka akan beranggapan kalau mereka berpacaran . Tapi nyatanya tidak.
Bahkan Qalesya belajar untuk menerima kenyataan bahwa Arkan didekat nya hanya sebatas sahabat dan itu sangat di syukuri nya
" Sya Lo sama Arkan nempel ae, dedek jadi ngiri nih" ujar Quratu sambil meminum jus nya
" Heheh gue cuma sahabatan ajh"
" Jadi kita gak sahabat lo lagi dong? "Lesuh qinan
" Yah bukan gitu nan,kalian tetap sahabat gue . Kan gue anak baik nih jadi sahabat nya banyak yahh kan " ujar qalesya dengan pede nya
Mereka tertawa dengan keras apalgi Quratu,tidak perduli dengan pandangan siswa lain yang juga berada di kantin
Hingga terdengar deheman seseorang yang menghentikan suara mereka
" Boleh gabung gak? " Tanya Asta
" Kuy gabung ae" - Quratu
" Nanti pulang sekolah kita jenjalan yuk. Kami kebetulan Bawak motor jadi pas dong ." Ajak Arkan
Qalesya dkk memikirkan ajakan Arkan itu. Mereka saling memandang satu sama lain dan akhirnya mengangguk kan kepala bersama.
" Oke nanti pulang sekolah tunggu para pangeran yah di parkiran" kata Asta. Pastinya.
" Dihh jijik gue" ketus Quratu
" Untung cantik" gumam Asta yang masih bisa di dengar oleh semuanya
Arkan terus memandangi qalesya yang hanya diam tampaknya dia enggan untuk mengeluarkan suaranya. Entah apa yang dipikirkan gadis itu
" Sya lihat deh , kemarin gue nge videoin Lo" Arkan memberi ponselnya dan langsung di terima qalesya
Dia melihat video itu lama kelamaan matanya berkaca-kaca menahan bendungan air mata itu .
Sebisa mungkin Qalesya menahannya karena ga mungkin kan dia nangis di kantinQalesya menghempaskan ponselnya Arkan di meja dan berlari meninggalkan mereka semua. Arkan yang merasa heran dengan sifat nya pun hanya bisa terdiam
" Ar, video apaan sih sampai buat dia nangis gitu?" Tanya Quratu
" Ha? Dia nangis? Kok gue ga lihat" Arkan langsung berlari mengejar qalesya, dia tidak tau jika gadisnya menangis karena qalesya berlari sembari menutup wajahnya
Arkan terus saja mencari cari tapi nihil. Arkan tersadar dia langsung berlari firasat nya mengatakan qalesya berada di situ.
Dan benar saja, dia melihat Qalesya duduk ,Arkan bisa melihat dari belakang tubuh gadis itu bergetar akibat tangisan nya
" Sya Lo kenapa? Apa gue salah sya? " Tanya Arkan selembut mungkin.
Qalesya melihat Arkan dan tangisan nya semakin kencang. Arkan memeluk nya membiarkan nya menumpahkan segala kesedihan nya di dada nya
" Kenapa? Kenapa Lo selalu membuat gue sedih Ar,Lo selalu ngingati gue sama masa lalu gue yang ingin gue kubur dalam dalam. Gue hikss gue ga kuat ar hikss gue ga sekuat itu hikks" ucap qalesya dengan suara seraknya
" Gue gak ngerti sya maksud Lo apa?gue mohon sya jangan nangis ,gue ga kuat lihatnya" kata kata Arkan membuat Qalesya lepas dari pelukan cowok itu
" Kenapa? Kenapa Lo ga kuat lihat gue nangis ? Kenapa Arkan?" Tanya Qalesya yang membuat Arkan diam tak bisa menjawab
" Sya Lo Sahabat gue ,gue dah anggap Lo seperti adek gue sendiri, jadi jangan nangis lagi yah" Arkan mengahapus jejak air mata itu dengan ibu jarinya
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLES
Ficção AdolescenteBagaimana rasanya memiliki hubungan yang putus nyambung?... Rasanya memiliki pasangan yang labil? Dan bagaimana jika orang ketiga hadir di dalamnya....??