ARLES 38

153 13 0
                                    

Jangan memaksakan seseorang mencintai mu meski kau mencintai nya

Kini jam istirahat terasa sangat membosankan. Qalesya merasa dirinya benar-benar jenuh ,pasalnya hanya dia yang berada di kelas ini duduk termenung sambil memperluas halu nya.

" Hufttt " dia mendesah pelan, terdengar seperti orang yang putus asa. " Seandainya semua halu gue menjadi kenyataan,gue pastiin hidup gue bahagia 7 turunan 8 tanjakan " gumamnya.

"Makanya kalo ngehalu itu jangan ketinggian biar kesampaian." Sambung seseorang yang baru saja memasuki kelas.

" Apaan dah,nimbrung aja Lo! " Cetus nya.

Cowok itu tak lain adalah Diaz,dia mendekat dan duduk di samping Qalesya.

" Lo kenapa sih? Gue ada salah? bilang dong "

" Apaan sih? Udah sana deh gausah ganggu gue ,bisa gak! " Bentak Qalesya.

Diaz hanya diam memandang gadis yang mampu membuat dia merasa apa itu arti cinta sebenarnya tapi Diaz sadar ,posisi Arkan tak tergantikan di hati gadis itu.

Qalesya menjadi kikuk sendiri,Diaz terus menatap nya . Tatapan yang sangat teduh . Ah dia jadi merasa bersalah karena membentak cowok itu.

" K-kenapa Lo na-tap gue gitu? " Sial. Kenapa dia jadi gugup .

" Berubah."

" Maksud Lo? " Qalesya tak paham .

" Lo berubah sya ,Lo jauhin gue yah kan? " Tanya Diaz masih tetap memandang Qalesya seperti mencari sesuatu dari mata gadis itu.

Qalesya mengalihkan pandangannya,dia gak bisa dalam posisi ini terus. Dia meraih ponselnya dan menyibukkan diri sebisa mungkin. Qalesya risih. Diaz tetap menatap nya.

" MAU LO APASIH! "  Lepas kendali. Qalesya benar-benar tak bisa mengontrol emosi nya.

Diaz berdiri dan memperkikis jarak diantara mereka berdua. Perlahan Diaz memeluk Qalesya,di taruh nya kepala gadis itu tepat di perut nya.

" L-le-paas " jantung Qalesya berdetak lebih cepat, seperti sedang lomba lari.

Diaz tetap diam,dia memejamkan mata , mengelus lembut rambut Qalesya . Perlahan Qalesya tak lagi memberontak ,dia juga ikut memejamkan matanya tak sadar cairan bening jatuh dari pelupuk matanya.

Gue kenapa sih. Batinnya kesal.

" Eh kok nangis? " Diaz kaget.

Buru-buru Qalesya menghapus kasar air mata nya.

"Gakpapa"

" Sya ... Lo teman gue kan? Gue gak bisa lihat Lo sedih gini cerita sama gue Lo kenapa? "

" Yas please gue gak kenapa-napa. "

"Gak . Gue gak yakin. Arkan nyakitin Lo? " Tanya Diaz kepo.

" Enggak. Tapi Lo " tentunya kalimat terakhir itu hanya mampu dia katakan dalam hati.

" QALESYA YUHUUUU GUE BAWAK MAKANAN KESU--- EH LO KENAPA? ASTAGA LO NANGIS SIAPA YANG BUAHMMFTTT "  teriakan Quratu terhenti tentu saja itu Asta.
Eh kok Asta ada? Berarti....

ARLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang