ARLES 43

223 10 2
                                    

Tahap tersulit ku adalah saat hati dan pikiran ku memaksa untuk melupakan mu.

Hari berganti hari,bulan berganti bulan tak terasa sudah satu semester ini Qalesya menjauhi Arkan bahkan ingin melupakannya. Minggu ini Minggu terakhir libur semester kenaikan kelas.  Dan dia sudah dikelas tertinggi,dimana akan di sibuki dengan ulangan mendadak .

Tak mudah bagi Qalesya melewati itu semua, dengan adanya kedua sahabatnya dia bisa mengistirahatkan hatinya sejenak dan tak lupa dengan kehadiran Diaz.

Dibilang hancur , Qalesya benar-benar hancur,tapi hidupnya tidak berhenti disitu'kan?. Bahkan saat kabar Arkan masuk rumah sakit dikarenakan berkelahi dengan Arya Qalesya tak ada niat  untuk menjenguk. Hatinya benar-benar sudah tertutup untuk Arkan.

" Sya ini bagus gak? " Tanya Quratu sembari mencoba baju yang baru di beli nya itu.

Qalesya mengangguk.

" Gue pikir belanjaan kita banyak banget," sambung Qinan.

" Emang."

" Nyesel gue."

" Why?" Tanya Qalesya heran.

" Lebih baik gue beli novel,biar novel gue bejibun," jawab qinan.

Qalesya dan Quratu memutar bola matanya malas, ngomong dengan qinan itu ribet.

" Eh btw nih ya,gak terasa kan kita dah kelas dua belas aja njir. Perasaan baru kemarin gue mendaftar," ujar Quratu sambil duduk di ujung ranjang milik Qalesya.

" Iya ,gue juga ngerasa gitu," sambung Qalesya.

" Gue kok gak ngerasa gitu yah?" Heran Qinan.

" Terus?" Tanya Qalesya dan Quratu bersamaan.

" Gue malah ngerasa semua terlalu cepet," jawab qinan polos.

" BAMBANG LO QINAN BANGKE,ITU SAMA AJA BEGO!" Teriak Quratu dengan kesalnya sambil melempari bantal ke wajah Qinan.

" Ekhem hemm." Deheman seseorang menghentikan kegilaan mereka.

Diaz berdiri dipintu dengan kedua tangannya yang membawa plastik berwarna putih dengan tulisan indomaret.

" Lo tau Yas? Lo itu pria idaman." Quratu berdiri dan merampas bungkusan plastik putih itu. " Idaman Qalesya maksud nya hehehe,"bisiknya pelan tepat di telinga Diaz.

Diaz tersenyum sambil menatap Qalesya.

" Bisikin apa Lo? Sampai Diaz senyum gak jelas gitu?" Tanya Qalesya heran.

"Kepo," jawab Quratu dan duduk di lantai lalu mencomot makanan itu .

" Kok bisa kesini? Bawak makanan lagi." Tanya Qalesya.

" Pesanan gue,"jawab Quratu santai.

" Pantes Langsung di sosor."

Qalesya turun dari ranjang dan ikut bergabung dengan Quratu,di susul Diaz yang duduk di samping nya dan Qinan di samping Quratu.

ARLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang