ARLES 30

201 12 0
                                    

Dia tau dia mengerti tapi dia tak peduli

Langit yang tadinya takmpa cerah kini berubah menjadi gelap. Awan putih kini menjadi abu-abu menandakan akan turunnya hujan. Qalesya memandangi langit gelap itu , menunggu rintikan hujan turun mengenai wajahnya , rasanya hari ini dia ingin menari nari di bawah guyuran hujan.

" Gausah tunggu sya , dia gak bakal turun."

Qalesya menoleh kan kepalanya ke samping melihat siapa yang telah mengganggu lamunan nya

" Kenapa?" Tanya nya

" Karena angin nya kencang jadi hujan gak bakalan turun. " Jawab orang itu.

" Lo aneh , emanga ada hubungannya gitu? Sarap Lo " Qalesya terkikih geli.

" Ada sya, ibaratkan Lo yg Nunggu dia tapi dia gak bakal datang ,tau karena apa? Karena dorongan orang yang gak di inginkan itu lebih kuat. " Jelasnya.

" Apaan sih Lo!! Gak jelas banget " Qalesya tertawa

" Nah gitu dong , senyum , tertawa jangan galau terus Lo "

" Iya-iya Diaz kuuuuuuuu "

Diaz ku?. Batin Diaz

" Ekhemm "

Serentak mereka melihat ke asal suara. Seketika mood Qalesya berubah , dia paling tidak suka bertemu dengan orang yang kini ada di hadapan nya. Orang itu tetap saja memandangi Qalesya tanpa ada ekspresi sedikit pun.

" Apa?! " Cetus Qalesya sembari mengalihkan pandangan nya

" Gue mau ngomong sama Lo sya . Berdua "

" Ngomong di sini aja ,gausah banyak drama."

Terdengar helaan nafas cowok itu , jika Qalesya tidak salah ,matanya menyiratkan kesedihan. Hati Qalesya tersentuh , rasa itu masih ada di dalam dirinya bahkan tidak berkurang sedikit pun . Arkan. Cowok yang membuat Qalesya mengenal cinta sekaligus kecewa.

" Mau ngomong dimana? " Qalesya melembut, entah lah dia tidak tega melihat Arkan seperti itu

" Ayo" Arkan meraih pergelangan tangan Qalesya. Hati Qalesya berdesir , jantung nya berdetak , detakan itu masih ada bahkan lebih terasa.

" Diaz gue pamit yah " cowok yang bernama Diaz itu mengangguk kan kepalanya dan tak lupa senyum nya yg manis itu

****

Arkan membawa Qalesya ke mall ,mereka bermain permainan bukan belanja. Tak bisa di pungkiri ,Arkan merindukan gadis ini. Arkan bahkan merasa menyesal telah melepaskan nya tapi dia bersyukur hari ini Qalesya tertawa karena ulahnya . Seakan akan dia tidak pernah terluka.

" Gue seneng banget Kan, makasih yah Lo dah mau ngajak gue kesini " ujar Qalesya tersenyum lebar yang membuat lesung pipi nya terlihat

" Sama-sama " Arkan mengelus puncak kepala Qalesya, dia terdiam ,Arkan sadar dia telah membuat gadis itu kaget.

" Eh- iy-a "Qalesya gugup.

" Kita makan?" Tawar Arkan , Qalesya langsung mengangguk ,soal makan dia tidak akan menolak.

Hanya ada keheningan yang terjadi , Qalesya terus melahap makanannya tak peduli Arkan yang terus memandangi nya. Rasanya dia ingin cepat pulang jantung nya sudah tak tahan gaes.
Kenapa Arkan terus menatap nya? Apa yang ada salah di dirinya? Apa dia terlihat burik?.

ARLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang