ARLES 40

209 12 0
                                    

Kita jauh bukan karena dia, melainkan rasa kecewa yang mendalam.

Prank

Gedebuk

Tang

Suara itu berasal dari kamar Qalesya,gadis itu terburu-buru untuk bersiap dari pergi ke sekolah, sehingga setiap benda yang tak sengaja di sentuh nya jatuh sempurna menyentuh lantai .

" Hati-hati Nara,nanti jatuh!  " seru citra sambil menyiapkan sarapan .

" Ma,Nara kedepan bentar yah. "

"Ta ... "

" Bentar doang! " Qalesya berlari kecil menuju pintu,saat pintu terbuka ,  dia melihat Diaz sedang mengeluarkan motor nya dari garasi. Qalesya berlari mendekat berdiri tepat di samping Diaz.

" Pagi , " sapanya dengan senyuman yang lebar.

" Pagi , " jawab Diaz sekenanya.

" Gue nebeng yah,bang Arya masih lama , gue takut telat," Jelas sekali Qalesya berbohong ,bahkan tadi dia melihat Arya sedang menikmati sarapannya.

Terdengar Diaz menghela nafas panjang. Tatapannya sulit di artikan.

" Lo lupa sya? Gue harus jemput Yana dulu,terus anter dia ke sekolah, " Jawab Diaz tanpa ekspresi sedikit pun.

"Eh - oh iya gu-ue lupa heheh. " Qalesya menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal , padahal ada rasa nyeri yang kini melanda nya.

Tanpa menjawab lagi,Diaz menaiki motornya dan meninggalkan Qalesya begitu saja. Qalesya menatap nanar ke arahnya. Dia merasa ada sesuatu yang kosong,tapi apa?.
Matanya kini berair , Qalesya menggeleng kan kepalanya,dia sadar tidak seharusnya dia merasakan perasaan yang seperti ini.

Tiiitt
Tiitttt

Hampir saja Qalesya mengabsen semua nama Binatang jika tidak melihat siapa orang yang membuat jantung nya serasa mau copot.

" Kenapa disini? Ayok berangkat" ajaknya.

" Aku belum pamit. Tunggu disni."

Setelah berpamitan Qalesya memasuki mobil Arkan dan berangkat ke sekolah. Pikiran Qalesya melayang-layang,dia teringat ucapan Quratu semalam. Apa Diaz menjauhi nya? Apa pria itu suka padanya? Tapi rasanya itu mustahil, mengingat dia kini berpacaran dengan Yana.

" Kamu kenapa?" Tanya Arkan .

" Gakpapa, " jawab Qalesya pelan,lalu menyandarkan kepalanya ke lengan Arkan.

Arkan tersenyum,dia suka Qalesya bermanja-manja dengannya. Dia kembali fokus menyetir, membiarkan Qalesya yang nyaman dengan lengannya, sesekali gadis itu menyentuh wajahnya bahkan berani mengecup pipinya. Membuat Arkan panas dingin.

" Berani yah kamu sekarang, " goda Arkan.

" Tau ah. Lagi kepengen aja, " jawab Qalesya dengan nada yang sangat lembut , lalu memeluk pinggang Arkan dari samping.

*****

Selama pelajaran  matematika yang dibawakan pak Gayus , Qalesya merasa bosan. Quratu mendiami nya ,bahkan Qinan juga. Qalesya sangat tidak suka sama yang namanya keheningan.

ARLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang