ARLES 41

213 12 0
                                    


Setelah acara makan-makan tadi,kini Qalesya dan Arkan berada di sebuah danau . Mereka duduk di tepian danau dengan beralaskan sendal masing-masing.

" Gak terasa ya, dah banyak liku-liku yang kita lewati," Ucap Arkan.

" Apaan sih! Alay banget pake liku-liku segala," Jawab Qalesya sambil terkekeh geli.

Arkan berdecak sebal , Qalesya menghancurkan suasana romantis ini, padahal sudah banyak kata-kata yang dia siap kan untuk malam ini. Arkan merubah posisinya, merebahkan tubuhnya di atas rumput dan menjadikan paha Qalesya sebagai bantalan nya.

" Arkan bangun gih , malu tau di lihatin orang," Seru Qalesya sembari mengangkat kepala Arkan dari pahanya, tapi percuma tenaga Arkan jauh lebih kuat. Bahkan untuk mengangkat kepalanya saja Qalesya tidak bisa. Sungguh payah.

" Bodo amat sya sama orang. Sekarang cuma ada kita berdua. Udah nikmati aja."

" Yah enak di kamu Bambang. Aku yang dilihatin orang. " Gerutunya.

" Bodo amat."

Qalesya diam, Arkan tak akan mau mengalah. Perlahan jarinya menyisir rambut Arkan,membuat kesan nyaman ke cowok itu. Qalesya tersenyum sendiri, mengingat bagaimana hubungan mereka, bagaimana sabarnya menghadapi Arkan , jika di mata sahabat nya , itu bodoh tapi bagi Qalesya itulh dia , itulah caranya .

" Kamu mikirin apa hem? " Tanya Arkan dengan tangan yang mengelus pipi Qalesya.

" Eh ... itu,aku kepikiran sama sahabat aku. Apa aku kehilangan mereka? " Lirih nya.

Arkan bangun, duduk menghadap Qalesya dan memegang bahu gadis itu.

" Aku janji bakal buat kalian baikan lagi. Percaya sya,kamu sahabat mereka,ga bakal lama lagi kalian juga baikan," Tutur Arkan.

" Tapi aku takut Kan, bahkan Sasha sahabat aku kian kan? Tapi sekarang?..... asing," Jawab Qalesya.

Terdengar di telinga nya, Arkan menghembuskan nafasnya . Perlahan ,Arkan membawa Qalesya kedalam pelukannya , mengelus lembut punggung Qalesya.

" Yang ," panggil Qalesya dengan suara yang memelan.

" Apa hem? "

" Makan yuk,lapar nih , " Tutur Qalesya sambil mengusap perutnya.

" Astaga bukannya tadi kita makan di rumah sya? "

" Iya , tapikan aku lapar lagi Arkan."

" Itu perut apa tong? "

" Oh jadi kamu  gak mau gitu! " Cetusnya.

Arkan menggaruk rambutnya , " iya-iya kita makan. Giliran di bilang gendut gak terima. Dasar cewek."

" Giliran cewek nya mintak ini itu keberatan. Dasar cowok." Balas Qalesya.

" Apaan dah , gak nyambung." Arkan tertawa.

" Udah ayok ah," Qalesya menarik tangan Arkan dan menyeret cowok itu agar lebih cepat berjalan.

*****

Diaz dan Yana kini berada di cafe alam. Cafe favorit Qalesya dan sekarang favorit Diaz juga. Entah kenapa dia suka ketempat ini , padahal sebelum mengenal Qalesya, Diaz punya tempat tongkrongan sendiri.

" Makan Di,jangan dilihatin mulu," tegur Yana.

Diaz diam,dan langsung memakan makanannya. 
Pintu cafe itu berbunyi , menandakan ada pelanggan yang datang. Diaz menoleh, tepat. Saat matanya langsung bertemu dengan mata Qalesya. Terjadi kontakan mata , hingga Qalesya memalingkan wajahnya.

ARLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang