VII. Jepit Rambut Kupu-kupu

2.9K 360 18
                                    

Jeny membuka pintu lokernya. Hawa dingin dan aroma apak tercium kala pintu besi itu terkuak. Bulu roma ditangannya sontak berdiri tanpa alasan yang jelas. Dahinya mengernyit merasakan perasaan asing yang aneh. Ia melirik ke dalam loker yang kosong. Mengamati tiap sudutnya. Tidak ada apapun yang aneh. Namun, perasaan mengganjal itu masih ada. Jeni mengusap tengkuk. Akhirnya, ia mengendikkan bahu mencoba tidak peduli. Dan mulai menata buku, memasukan sepatu Kets, dan baju seragamnya.

Ujung matanya menangkap kilasan bayangan benda kecil jatuh dari dalam lokernya. Berdenting di lantai. Lalu tergeletak di samping sepatu olahraganya. Jeny membungkuk. Mengambil benda itu yang merupakan sebuah jepitan rambut kupu-kupu berwarna biru. Sangat cantik apalagi dengan kilauan permata kecil menghiasinya. Punya siapa ini? Jeny membalik jepit rambut itu. Ada sebuah inisial disana. G&L. Apa maksudnya?

Ia mengedarkan matanya sekitar. Lorong loker nampak lenggang. Hanya ia seorang. Mungkin, jepit rambut ini milik Si Pemilik loker terdahulu yang lupa terbawa. Sebaiknya, ia taruh kembali ke dalam loker. Siapa tau, suatu hari Si Pemilik jepit rambut ini mencarinya. Jeny mengikat rambutnya menjadi ekor kuda. Menutup pintu loker dan menguncinya. Lalu pergi menyusul teman-temannya yang sudah berbaris di lapangan.

Sepeninggal kepergian Jeny, pintu loker miliknya terbuka sendiri. Menampilkan jepit rambut itu sudah hilang entah kemana. Dan sebuah nama ditulis spidol merah di dalam bagian pintu, terletak disudut yang tidak dilihat Jeny. Laluna Senja.

✍✍✍

"Jeny, kau benar-benar luar biasa tadi."

"Gila! Keren!" Tambah Dina antusias, "akhirnya, ratu bully itu menerima karmanya!" Senyuman puas tersungging di bibir Dina. Nampaknya Dina beranggapan Jeny seperti super hero di film-film, dari orang biasa menjelma menjadi sosok yang memiliki kekuatan dan menumpas para pembully.

"Tapi, aku takut. Nanti Jeny akan jadi targetnya. " Timpal Nana khawatir. Sebaliknya Nana berpikir berbeda. Ia takut, dengan kejadian ini akan membuka masalah rumit yang akan dihadapi Jeny di SMA.

"Aku yakin, Jeny itu bukan gadis biasa. Ya kan, Jen?" Dina merangkul bahunya bak Jeny bisa mengatasi semua masalah di depan.

"Maksudmu apa? Dia keturunan Hulk atau siluman?" Nana mencibir, "tapi, tetap saja aku cemas. Jeny kan murid baru, dia belum tau jahatnya Marta bagaimana."

"Tenang saja, dia bukan tandinganku." Jeny mengakhiri perdebatan Dina dan Nana. Dan membuat dua cewek itu menoleh dan menatapnya.

"Tuh kan, benar dugaanku. Ini nih gaya cewek yang aku suka. Nggak menye-menye saat ditindas tapi balik membalas!" Dina berseru senang.

Nana mengangguk lemah menyetujui. Merasa ketakutannya tidak akan terjadi.

Dina melepas rangkulannya. Matanya tak sengaja menangkap benda yang tersangkut di rambut Jeny, "Eh, ngomong-ngomong jepit rambutmu bagus, Jen."

Jeny mengernyitkan dahi, "Jepit rambut?"

"Jepit rambut kupu-kupu yang ada di kepalamu." Tunjuk Dina di sisi kanan kepalanya. "Seperti tak asing." Lanjut Dina dengan suara mengecil di ujung yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri. Benaknya berpikir tetapi ragu-ragu mengatakannya dan memilih menyimpannya sendiri.

Jeny meraba kepalanya dan menemukan jepit rambut itu bertengger manis di rambutnya. Bukannya tadi dia menaruhnya di loker? Dan kapan ia mengenakan jepit rambut ini?

Bingung dan heran membuat lipatan halus dikeningnya makin banyak. Sementara otanya sibuk mengingat, kapan dia membawa jepit rambut ini ataupun memakainya? Rasanya tidak pernah. Lalu, bagaimana...? Ia kehilangan kata-kata. Sudahlah, bikin pusing.

HIDDEN [Dark Series IV] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang