Jeny mengamati gerak-gerik Marta di kantin. Tangannya memang sibuk menyuap tapi matanya melekat pada setiap gerakan Marta.
Galang yang baru tiba di kantin dan tak sengaja menangkap keberadaan Jeny hanya mendengus mendapati gadis itu melaksanakan niatnya. Seperti orang bodoh.
Ana yang duduk di sebelahnya memandang bingung,"Jen, kenapa?"
"Apa?"
"Kenapa dari tadi kau melihat Marta?"
"Aku ..."
Dan saat itu rombongan Galang melintasi meja mereka. Menjeda ucapannya. Matanya tanpa disuruh memperhatikan Galang melangkah menjauh tanpa menoleh dirinya sama sekali. Untuk apa juga sih sebenarnya. Kenapa aku sebal ya?
"Hei,"
Sebuah seruan membuat Jeny berpaling. Salah satu teman Galang berhenti didepan meja mereka. Menatapnya seraya mengembangkan senyum.
Jeny yang disapa begitu hanya diam. Sementara Galang ikut berhenti, melirik Jeny yang kebingungan dan Aksa yang mengumbar senyum.
"Aku yang di perpus."
"Oh, Kak Aksa."
"Ayo dilanjutkan makannya. Nanti kita bicara lagi ya, Jenjen." Aksa masih dengan senyum sehangat mentari meletakkan sebotol aqua dingin di samping piring Jeny. Lalu pergi meninggalkan kebingungan yang makin bertambah di dahi Jeny.
Begitupun Galang yang tak sadar dari tadi diam di tempat sama. Sementara dua temannya yang lain sudah duduk di meja mereka yang biasanya.
"Kenapa kau bengong di situ seperti orang bodoh?" Tanya Aksa saat melewati Galang.
Galang tersadar dan berdecak kesal. Ia menatap Jeny yang melihat kepergian Aksa. Dan mata mereka bertemu. Galang langsung melotot kemudian pergi.
"Dia kenapa? Aneh."
"Iya, aneh. Kenapa Kak Aksa baik banget ke kamu? Jangan-jangan Kak Aksa suka kamu, Jeny. "
"Yang ku bicarakan si ... Ah sudahlah." Kemudian melihat Ana, "Jangan berbicara tidak-tidak Ana. Itu tidak mungkin."
"Biasanya di novel kan ada Second Leadnya. Tapi, tokoh utama prianya nggak terjangkau. Atau, kamu cari gara-gara dengan Galang. Misalnya pura-pura menjatuhkan es krimmu hingga mengenai sepatu Galang. Lalu dia menyuruhmu menjilat dan kamu marah. Kemudian kalian bertengkar. Seiring waktu berjalan rasa itu hadir dan akhirnya kalian saling mencintai."
"Asli, korban drama!" Dina menepuk lengan Ana gemas. Sedangkan Ana meleletkan lidah.
***
"Galang! Apa-apaan ini!"
"Galang lepas! Kamu kenapa sih?"
"Galang!"
Jeny menggeram kesal melihat Galang langsung menyeret Marta menjauh dari kantin.
"Si bodoh itu kenapa tidak mengikuti aba-abaku!"
"Si bodoh siapa?" Ana celingukan mencari orang yang dibicarakan Jeny. Begitupun Dina.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN [Dark Series IV] [End]
Mystery / ThrillerJeny pikir hidupnya sekarang akan berubah. Dengan memiliki Ayah dan juga kakak baru. Rumah yang megah dan keinginan yang selalu terpenuhi. Hidupnya benar-benar seperti seorang putri di rumah besar itu. Tapi ada sesuatu yang janggal disana. Ada sesua...