chapter 11

2.1K 185 26
                                    

Summer Rain Chapter 11






Malam setelah makan malam Joon terdiam di kamarnya memikirkan dia harus bekerja dimana. Joon masih belum siap bercerita kepada keluarganya kalau dia sudah dipecat dari pabrik karena Tuan Park. Apalagi Tuan Park juga sudah tidak mau membiayai apapun kebutuhan Sehun. Sehun bukan tanggung jawab Tuan Park lagi, walaupun pasalnya Sehun adalah anak kandung Park Yeon Seok. Joon menggaruk rambut kepalanya yang tak gatal dengan kasar. Joon memijat kepalanya yang kini terasa pening.

Tak lama sang istri Ji-hyun memasuki kamar membawakan secangkir teh. Joon menerimanya dan lalu menyesapnya. Ji-hyun menatap sang suami yang sepertinya ada masalah.

"Kau kenapa? Sepertinya kau ada masalah" tanya Ji-hyun pelan.

"Aniya tidak apa. Hanya ada sedikit masalah di pabrik" jawab Joon.

"Kau sudah menemui Tuan Park tadi?" tanya Ji-hyun lagi.

Joon mengangguk.

"Lalu apa keputusannya tadi?"

"Seperti yang ku sampaikan tadi. Sehun boleh bersekolah di Hanguk High School. Tetapi Tuan Park tidak akan membiayai kebutuhan sekolah dan yang lainnya. Dia berkata dia sudah lepas tanggung jawab membiayai Sehun. Ayah kandung macam apa dia?" Jawab Joon yang ternyata kesal dengan Tuan Park.

"Sudahlah. Yang terpenting Sehun bisa bersekolah yang dia inginkan. Untuk masalah biaya. Aku yakin kita bisa melakukannya" lanjut Joon.

"Ya sudah lebih baik kau beristirahat saja. Sepertinya kau banyak pikiran, yeobo" ujar Ji-hyun.

Joon mengangguk dan kemudian merebahkan badannya di tempat tidurnya. Masih ada hal yang belum Joon ceritakan yaitu soal pemecatannya di pabrik. Dia tidak ingin menceritakan ini terlebih dulu. Dia akan mencoba pekerjaan lain esok.



Di kamarnya Sehun tengah belajar mengerjakan tugas sekolahnya. Sehun merasa senang karena dia tidak jadi untuk pindah. Tetapi di balik dia tidak jadi pindah ada hal yang ditutupi oleh sang Appa Joon.

Saat sedang mengerjakan tugas tiba-tiba saja ada cairan merah menetes dari hidung Sehun di kertas berwarna putih tersebut.

"Aish. Kau mengotori tugasku dan aku harus mengerjakan dari awal" ucap Sehun sambil menyeka darah di hidungnya menggunakan tisu yang ada di meja belajarnya.

Sehun masih menyumpat hidungnya dengan tisu. Darah mimisannya masih belum berhenti.
"Dan sekarang pun. Yang dulu aku hampir tidak pernah mimisan sekarang aku mimisan sebanyak ini" umpatnya sambil membuang bekas tisu ke tempat sampah.

"Akh..." Desis Sehun mencengkram dada kirinya.

Tak hanya mimisan Sehun juga merasakan dada kirinya nyeri lagi juga perutnya. Dia menekan dada kirinya serta mengatur napasnya. Benar kalau di ingat-ingat Sehun belum meminum obatnya malam ini. Sehun pun meraih tas ranselnya dan mengambil botol obatnya, menuangkan beberapa butir obat yang berbeda kemudian meminumnya. Setelah meminum obatnya menunggu efek obatnya bereaksi untuk beberapa saat sambil Sehun meletakkan kepala di atas meja.

"Baiklah jantung dan hati. Kau ingin aku beristirahat rupanya. Aku akan beristirahat setelah tugasku selesai" ucap Sehun sambil menyobek kertasnya yang terkena darah tersebut.

Sehun mengerjakan ulang tugasnya dari awal. Setelah menyelesaikan tugasnya dan sakitnya juga sudah berkurang. Sehun pun memutuskan untuk mengistirahatkan badannya.


<<<<>>>>

Keesokannya Joon berangkat lebih pagi tanpa ikut makan pagi dengan anak-anaknya. Entah dia pergi kemana sepagi ini. Tujuan utamanya adalah mencari pekerjaan. Joon hanya berpamitan dengan sang istrinya. Joon juga sedang menikmati makan malamnya.

Summer Rain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang